Kali ini aku ingin menggambarkan sosok Rino. Aku memang sudah lama tak bertemu dengan dia, tapi aku harap dia tak berubah seperti saat terakhir kita bersama.
Rino terlahir sebagai anak terakhir di keluarganya, jika kebanyakan orang beranggapan kalau anak terakhir bersikap manja. Tapi Rino berbeda, dia cenderung dewasa dan mandiri. Mungkin karena sejak dia SD dia sudah tinggal berdua dengan neneknya. Sempatku ceritakan kemarin jika kedua orangtuanya tinggal di Jakarta dan kedua kakaknya sudah berkeluarga. Karena sejak kecil sudah diasuh si nenek, jadi bisa digambarin kalau hubungan Rino dengan neneknya sangatlah dekat.
Aku ingat ketika dulu waktu pacaran Rino pernah mengajakku di sebuah butik kecil. Dan dibutik itu Rino ingin membeli sebuah kerudung yang ingin dijadikan sebuah kado untuk neneknya. Aku juga pernah bertemu dengan sang nenek, dia begitu baik hati. Terlihat masih segar sekali padahal usianya sekitar 65 tahun.
Kembali ke ceritaku tentang Rino, usia Rino sebenarnya 1 tahun diatas ku tapi kalau disekolah kami jadi satu angkatan. Rino sebenarnya dia adalah siswa yang teladan, dulu waktu SMA di menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Semenjak menjabat Rino menjadi semakin terkenal dan aku jngat ketika dulu masa penerimaan Siswa baru. Rino menjadi ketua panitia kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Ya, pada hari penutupan MOS selalu saja ada bingkisan dari anak kelas X kepada kakak senior. Dan kebetulan waktu itu coklat yang diterima Rino saat itu paling banyak jika dibandingkan panitia lainnya. Aku memang bukan anggota OSIS ataupun panitia kegiatan, tapi hampir setiap minggu Rino selalu mengajakku ke ruang OSIS dan memperkenalkanku pada anggota OSIS lainnya.
Rino juga memiliki looking yang bagus juga, dia memiliki postur tubung yang tinggi dan badannya juga tidak kurus atau gemuk, pas lah dengan tinggi badannya. Dia juga berkulit putih dan pakaian yang digunakan oleh Rino selalu rapi. Selain itu Rino juga memiliki hidung yang mancung, wajahnya jarang berjerawat. Memiliki mata yang besar dan lesung pipi sebelah kanan. Apalagi Rino adalah sosok yang baik kepada semua orang, bukan cuma itu dia juga ramah dan humble kepada setiap orang. Itulah yang membuat dia menjadi siswa yang populer di SMA.
Banyak gadis di SMA yang mengidolakan dia, terutama kelas X. Awalnya aku bangga memiliki pacar seperti dia, orang yang populer di sekolah. Tapi lama kelamaan kepopuleran Rino membuatku kesal dan cemburu. Dulu sering sekali aku mendengar omongan orang-orang "mas Rino kan ganteng banget, tapi pacarnya kok biasa aja" Begitulah olokan anak-anak waktu SMA.
Hingga akhirnya aku berada dipuncak kecemburuanku. Aku ingat anak kelas X yang bernama Lala, dari awal pertemuan MOS hingga kami naik kelas XII dan dia kelas XI. Dia terus saja mendekati Rino.
Pernah sebuah kejadian, Aku dan Rino berniat untuk pulang bersama. Sebelum pulang, Rino mengajakku ke ruang OSIS. Disana banyak anak-anak OSIS termasuk si Lala. Rino selalu berkata bahwa dirinya dan Lala hanya sebatas junior dan senior. Tapi, yang kulihat adalah Lala selalu memberikan perhatian lebih pada Rino.
"Hai mbak Amara! Hai mas Rino!" sapa Lala
"Hai kalian sedang sibuk?" tanya Rino meskipun sudah bukan anggota OSIS tapi dia tetap perhatian dengan juniornya.
"Iya kak, minggu depan kan sekolah kita ikut expo bazaar kabupaten jadi sekarang lagi sibuk-sibuknya" jawab Lala.
"Oh gitu, semangat ya!" ucap si Rino dengan senyumnya.
"Iya kak, eh kak besok anggota OSIS aku undang buat syukuran ke rumah baruku. Kak Rino ikut ya, kan karena OSIS ini dan bimbingan kak Rino dan temen-temen aku bisa jadi mandiri" ucap Lala yang bermaksud mengundang Rino tanpa aku dan Rino hanya mengiyakan.
Aku selalu marah dengan keputusan Rino yang mau saja diajak Lala dan menurutku Lala hanya berpura-pura akrab denganku. Terbukti jika ada acara apapun dia hanya mengundang Rino saja dengan alasan "maaf ya mbak ini acaranya buat senior sama anggota OSIS".
Hingga pada saat ujian tengah semester ganjil berlangsung, itu adalah pertama kalinya aku mengetahui keburukan Rino. Yang aku tahu bahwa dia adalah orang perhatian, penyayang, sabar dan berbeda dengan anak laki-laki lainnya ternyata hanyalah kepalsuan belaka. Aku telah memergoki Rino telah berselingkuh dengan Lala. Aku tak percaya ternyata dibelakangku Rino sekejam itu dia sudah berpacaran dengan Lala hampir 3 bulan padahal kami menjalin hubungan. Bagaimana bisa? Apa yang dia pikirkan? Aku tak heran kenapa Rino mau jelas saja Lala adalah salah satu idola siswa di sekolah. Jelas dia lebih pantas dengan Rino, jika dibandingkan aku yang hanya siswa biasa.
Semenjak itu, aku tidak pernah menyapa Rino lagi. Aku memblokir semua kontak dan sosial medianya. Semenjak itulah aku kembali untuk terus belajar aku harus masuk ke sebuah perguruan tinggk negeri agar aku tidak melihat Rino lagi.