"Orin, kita mendaki lagi nanti, diumurmu 7 tahun ya nakk"
Demikian resolusi kami saat pendakian Gunung Burnitelong 2 tahun yang lalu, saat orin masih berumur 4 tahun.
Kurang sebulan umur Orianna 7tahun maret bulan depan, alhamdulillah kesempatan itu datang lebih cepat. Seperti hajatan, kami sudah mempersiapkan kapanpun waktu mendukung, kami akan segera menunaikannya.
Minggu siang itu tiba-tiba abi orin menelfon, paginya juga sempat telf beberapa kali tapi tidak terangkat, dan memberitahukan..
"Ami, sore ini abi dan mas danang akan segera beranjak menuju Takengon, pagi besok kita pendakian Gunung Burnitelong. Ami siapkan terus perlengkapan dan kabarkan kepada teman-teman yang ingin ikut serta"
Kabar yang membuat mata saya berbinar dan hati saya tiba-tiba terasa hangat. Senang sudah pasti... Tapiii... Waktu yang sangat singkat menghimpun fisik dan perlengkapan.
Tidak dengan segera juga siang itu saya menghubungi teman-teman dan membuat list perlengkapan, karena dirumah juga sedang ramai. Sorenya barulah mulai packing-packing.
Beberapa teman yang saya harapkan bisa ikut serta.. dek Ayu, dek tika dan BEKE. Beke ini adalah salah seorang dari 3 teman yang dua tahun lalu menemani orin sampai ke Puncak Burnitelong. Dan Orin juga sebenarnya masih mengharap bang BEKE nya ikut lagi. Saya hubungi malam itu, si Beke baru bisa jawaban besok katanya. Oke.... Kami sangat berharap beliau ini bisa ikut. Besoknya saya tanya lagi, jawabnya dia gak bisa, kerja nyari tambahan mahar mungkin. ✌
Kak Ayunya orin dan bu Tika cek gunya orin disekolah juga tidak bisa ikut, karena kami mengajaknya juga disaat mereka menjalankan tugas diri dan tugas negara. 😅
Perlengkapan pribadi yang sangat urgent yang betul-betul harus safety adalah perlengkapan penghalau dingin dan perlengkapan pengantisipasi hujan, khususnya buat Orin. Berkaca dari pengalaman pertama, baju tebal selapispun tidak dapat menghalau dingin dari camp peristirahatan di batas vegetasi.
Jacket tebal, sweater, kaus kaki, sleeping bad, kupluk sudah saya packing sore itu, saya juga memasukkan payung dalam daftar safety first nya orin 😉. Tersisa raincoatnya yang belum ada. Matras yang saya wanti-wanti, dikabarkan sudah terpinjamkan dua buah, milik temannya abi orin di Langsa beserta nesting dan kompor gasnya. "Berijin pawang hutan ☺" peralatan pendakian kami sudah antah berantah, yang rusak, hilang, seliplah dikarenakan kami juga Sering nomaden dan sudah jarang camping. 😁
Berikutnya tenda dom. Saya menghubungi dek valent alias si back azimuth, untuk tambahan tenda kami yang sudah ada satu. Kami dipinjamkan dan boleh diambil esok hari kerumahnya.
Oh iya, saya sempat buat adonan pizza agar siap dibakar dan dinikmati di gunung nanti .
Malam harinya, yang ditunggu-tunggupun tiba dikediaman kami di bies penentanan, tidak ada aktifitas packing, abi orin dan mas danang memilih beristirahat untuk persiapan besok hari.
Pagi senin 28 januari
Kami memutuskan......
Orin sekolah saja dulu, sembari menunggu melengkapi kebutuhan yang akan dibawa. Izin ke walas orin bu eli sudah sedari pagi.
Sebelum menjemput orin kami menuju kerumah back azimuth, anggota mapala mahagapa, gadis kharismatik yang sudah jadi cs berkegiatan selama ini. Kami bertemu dengan sang ibunda, karena yang empunya ngantor . Setelah mencari-cari, tenda dom tak kunjung kami temukan, setelah dikonfirmasi ulang, eh... Si back lupaa.. Tenda dom dipinjamkan ke juniornya tegopong dan belum dikembalikan. Hehe... Sitegopong sendiri kami hubungi tak jua diangkat dia punya hp. Waktu yang terus berlalu, kami tidak bisa berlama-lama. Tegopong yang diketahui berada di seladang kopi, memutuskan menyambanginya saja disana.
Berikutnya penjemputan orin ke sekolahnya di SDIT AL-Manar, meleset dari prediksi keberangkatan, orin protes tidak dibekali snack dan nasi. Huhu.. "Maafkan anakku"
Segera kuda besi kami melaju, menuju titik awal pendakian. Di seladang kopi kami berhenti, untungnya tegopong ada di tempat. Tapiii... Tenda domnya dikata tidak berada ditangannya lagi (Nangis), sudah dibawa kekota Takengon.
Tidak mungkin mudur lagi.. Kami harus terus, harapan terakhir, dipos awal menyediakan 1 tenda dom untuk kami.
Melaju lagi, sekitar 30 menit dari kota Takengon, setelah sempat kelewatan jalan masuk ke Desa Rembune.
Kami menghubungi beke bujang gayo yang mengarahkan kami kembali sampai di Pos pendakian Gunung Burnitelong.
WOW!! jauhh berbeda sejak terakhir kami melihat tempat itu dua tahun yang lalu, di kaki Gunung berdiri sebuah POS penjagaan, bangunan permanen dengan tempat parkir kendaraan yang cukup luas, terdapat sebuah kamar mandi dan mushola dibelakangnya. Ada pula seorang ibu yang membuka kedai kecil menjual makanan ringan dan minuman, jadi pendaki yang baru turun bisa menyantap sedikit makanan dan menyeruput minuman hangat disitu.
(Off dulu.. nanti sambung lagi.. Letih jempoll... )
Congratulations @evizamk! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You made your First Comment
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
aku blm pernah naik, orin aja udah 2 kali T_T
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
😂 ampun rey. Sama anak kecil kalah.. Cieee... (Bakar bakaaar... ) 😄😄
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit