Hai teman teman,apa itu Logika?
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai
dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada
satu.
Tidak hanya de facto, menurut kenyataan kita sering berpikir, secara de
jure. Berpikir tidak dapat dijalankan semaunya. Realitas begitu banyak macam
daan jenisnya maka berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai. Pikiran diikat oleh hakikat dan struktur tertentu, kendati hingga kini belum
seluruhnya terungkap. Pemikiran kita tunduk pada hukum-hukum tertentu.
Memang sebagai perlengkapan ontologisme, pikiran kita dapat bekerja secara
spontan, alami, dan dapat menyelesaikan fungsinya dengan baik, lebih-lebih
dalam hal yang biasa, sederhana, dan jelas. Namun tidak demikian pada saat
menemui kondisi yang sulit, pada kondisi ini pencapaian kesimpulan sangatlah
sulit. Dalam kondisi ini diperlukan susatu yang formal, pengertian yang sadar
akan hukum-hukum pikiran beserta mekanismenya secara eksplisit. Maksudnya,
hukum-hukum pikiran beserta mekanisme dapat digunakan secara sadar dalam
mengontrol perjalanan pikiran yang sulit dan panjang tersebut.
- Aturan berpikir yang benar
Untuk berpikir baik, yakni berpikir benar, logis-dialektis, juga dibutuhkan
kondisi-kondisi tertentu, sebagai berikut.
a. Mencintai kebenaran.
b. Mengetahui dengan sadar apa yang sedang dikerjakan.
c. Mengetahui dengan sadar apa yang sedang dikatakan.
d. Membuat distingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang
semestinya.
e. Mencintai definisi yang tepat.
f. Menghindari segala kesalahan-kesalahan dengan segala usaha dan tenaga
serta sanggup mengenali jenis, macam, dan nama kesalahan, demikian juga
mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran (penalaran). - Klasifikasi
Sebuah konsep klasifikasi, seperti “panas” atau “dingin” hanyalah
menempatkan objek tertentu dalam sebuah kelas. Suatu konsep perbaandingan,
seperti “lebih panas” atau “lebih dingin”, mengemukakan hubungan mengenai
objek tersebut dalam norma yang mencakup pengertian lebih atau kurang
dibandingkan dengan objek lain. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, agar dapat melakukan kegiatan
berpikir ilmiah yang baik diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika,
matematika, dan statistik. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai
dalam seluruh proses berpikir ilmiah, di mana bahasa merupakan alat berpikir dan
alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
Ditinjau dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir
deduktif dan berpikir induktif. Untuk itu, penalaran ilmiah menyandarkan diri
kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai
peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai
peranan penting dalam berpikir induktif. Jadi, keempat sarana ilmiah ini saling
berhubungan erat satu sama lain.