Sebenarnya bukan kita tidak dihargai oleh siswa tapi kita sendiri tidak hadir untuk mereka. Sebaliknya, dengan mengakui kehadiran siswa sebagai individu dapat membangun hubungan yang lebih bermakna. Menghargai mereka tidak hanya dari sisi prestadi tetapi juga dari sisi keberadaan mereka sebagai manusia akan mendorong siswa untuk merasa diterima dan lebih termotivasi untuk belajar dan dapat membentuk karakter dan keberanian siswa untuk bermimpi dan berkembang.
Kita, sebagai pendidik, seringkali ingin dihormati oleh siswa, tetapi lupa untuk benar-benar mengakui keberadaan mereka. Kita sibuk dengan tuntutan penghargaan, namun jarang bertanya pada diri sendiri, “Apakah kita sudah benar-benar memahami mereka?”
Pendidikan bukan hanya soal mengajarkan materi, tetapi juga soal memahami manusia yang ada di hadapan kita. Siswa bukan sekadar angka dalam laporan, tetapi individu dengan keunikan dan potensi masing-masing. Saat kita berhenti meminta penghormatan dan mulai memberikan pengakuan terhadap keberadaan siswa, rasa hormat itu akan tumbuh dengan sendirinya. Pendidikan sejati terjadi ketika kita tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi dengan sikap yang penuh empati dan penghargaan.
Salah satu hal cara kita menghargai mereka atau menganggap mereka ada adalah dengan sikap disiplin, disiplin kehadiran di kelas, tidak terlambat masuk ke kelas dan keluar kelas tepat waktu, menjadi contoh dan panutan yang baik untuk siswa.
Bukan kita tidak dihargai siswa tetapi kita sendiri tidak menganggap meraka ada.
Semangat untuk semua penjuang pendidikan
Selamat hari guru, untuk seluruh guru dan gure kami.