Perjuangan yang terabaikan
Dalam hidup, setiap orang punya kisahnya masing-masing.
Dan dalam kisahnya ia harus berjuang, berdiam dan menunggu pun juga bagian dari perjuangan.
Menunggu.. itulah yang selama ini ku lakukan..
sebagai wujud perasaanku yang entah mengapa masih saja ingin terus menahan dan menyimpan bayang-bayang dirimu dalam hati maupun pikiranku.
Aku tahu, setiap malamku selalu ku isi dengan kenangan dan ingatan akan dirimu.
Kenyataannya yang harus kuterima, kau tak ada disini disampingku, entah walau hanya untuk menenangkan sedihku atau menepis sepiku.
Dengan sikapmu yang terkadang sedingin es dan cuek seperti itu, mengapa aku masih ingin memperjuangkanmu?
Aku tak tahu, jadi jangan tanyakan padaku mengapa aku juga bisa mencintaimu dengan cinta yang begitu dalam seperti ini sehingga tak bisa benar-benar kupahami.
Ketika suaramu mengalir diujung telepon atau bahkan pesan singkat yang terlampau singkatnya, disitu ada perasaan rindu yang kudiamkan, terlalu sibuk dalam penantian hingga berakhir pada kesedihan.
Apakah kau tahu hal itu? Kurasa tidak, kau tidak memperdulikan aku sedalam aku memperdulikanmu.
Mungkin memang tak ada cinta dihatimu sedalam cinta yang kupunya untukmu.
Kekhawatiran yang tak pernah kuceritakan padamu, mungkin tak pernah kau pikirkan.
Doaku yang ku sebutkan mungkin tak seperti do'a yang selalu kamu ucapkan.
Perbedaan ini sungguh membuatku tak mengerti apa-apa.
Ketakutanku membungkam segalanya..
Entah apakah kamu memang seharusnya diperjuangkan sejauh ini atau sebaliknya?
Akankah kebersamaan ini berujung pada akhir yang bahagia?
Aku takut.. Aku takut dengan banyak hal yang diam-diam menyerang kita dari belakang.
Kebersamaan kita yang tak biasa, menyisakan cerita yang tak biasa pula.
Kebersamaan yang memang tak berjalan dengan mudah ini cukup membuatku lelah.
Aku ingin berhenti memperjuangkanmu, tapi aku tak pernah berhasil.
Aku lelah, lelah dihantui kabut hitam yang menodai pencarianku.
Yang aku inginkan matahari, bukan mendung seperti ini.
Kau bilang bahwa kau akan selalu ada disini, untukku, disampingku.
Tapi.. Kamu malah menghilang ketika aku membutuhkanmu untuk ada disini!
Kemana larinya kamu?
Ketika aku berjuang untuk memperjuangkan satu-satunya makhluk yang aku pikir dapat memberiku kebahagiaan nyata?
Seringkali kumaafkan ketidakhadiranmu..
Seringkali kumaklumi kesalahanmu..
dan selalu kuberikan senyum terbaik ketika sesungguhnya aku ingin menangis.
Aku rasa menghilang dan datang tiba-tiba itu adalah keahlianmu,
tapi tak bisakah kau tak seperti itu? Karna itu sangat menyiksaku.
Ini semua perjuanganku untukmu..
Apakah belum cukup untuk menghilangkan sikap dingin dan cuekmu itu?
Inilah perjuangku, yang mungkin selama ini seringkali terabaikan.
Apakah hatimu akan luluh?
Dan sedikit sadar sehingga menunjukkan kepekaan serta kepedulian?