Amalan

in hia โ€ขย  6 years agoย 

Halaqah Ilmu Agama
IMG_20180523_174835_088.jpg

๐Ÿ’œ Berbagi Semangat Edisi 2 ๐Ÿ’œ

๐Ÿ’ž Mengapa para waly masih bersedih ketika malam, padahal hari-harinya penuh kebaikan?

Mungkin karna tidak ikhlas kamu mengerjakannya, maka tidak dinilai penting pekerjaanmu. Sudah barang tentu sia-sia untuk akhirat, tidak dilihat sama sekali, selain amalan berbentuk kebaikan itu dicampakkan pada wajah kita sendiri.

Bahkan, sebagian manusia mengacuhkannya pula. Jikalaupun ia pernah peduli, takkan berakhir kepedulian itu pada sebuah kebaikan bagi dirinya, atau bagi orang lain, sebentarkah itu, atau dalam waktu yang lama. Bisa saja seperti itu.

Mungkin, kita berbagi kebaikan hari ini, untuk dipuji. Sama seperti hari kemarin pula, sempat berbuat kebaikan, untuk mendapat tempat yang baik dan mulia disisi manusia. Entah kesenangan apa yang dijanjikan oleh nafsu. Entah seberapa lama kesenangan itu terasa nyaman. Padahal kita menyangka telah menang dan berhasil, ternyata, disitulah letak awal kekalahannya.

Untuk hari-hari selanjutnya, kami pun tidak menyakini mendapatkan kemerdekaan dari segala penyakit hati. Namun, setidaknya, untuk hari ini, jiwa telah memberanikan diri untuk mengkritiknya.

Matanya memang belum menangis. Hatinya pun belum menyesal. Dan, perbuatan tubuhnya masih seperti itu. Masih berbuat baik dengan niat yang buruk. Atau bahkan, niat buruk itu selaras pula dengan perbuatan buruknya.

Dulu, sudah pasti kita melakukan salah. kita mengakuinya. Entah hari ini masih mengulanginya, atau memang masih selalu mengulangi untuk hari-hari selanjutnya. Bila hari ini kita bukanlah seseorang yang baik, adakah mungkin nanti menjadi seseorang yang baik pula?

Biasanya, seseorang yang buruk di dunia, akan meninggal dalam keadaan yang buruk pula. Matanya melotot karna terlalu perih menahan sakitnya sakratul maut. Mulutnya tercengang. Bahkan sebagian kotoran di dalam tubuh keluar terpaksa. Terlalu sakit. Karna terlalu sakit sakratul maut itu.

Sekarang ini, hati kita yang menyembunyikan segala rahasia yang menjadi aib. Namun, nanti rahasia itu tidaklah bisa disembunyikan lagi.

Mengapa para waly masih bersedih ketika malam, padahal hari-harinya penuh kebaikan? Mengapa mereka masih cemas dan penuh harapan, padahal mereka kekasih Allah?

Ternyata, mereka hampir tidak peduli pada ibadah apa saja yang telah dilakukan.
Mereka hanya khawatir, jika seandainya penghambaan diri yang dipersembahkan tidaklah benar-benar karna ketulusan dari hati yang memiliki cinta.

Muhammad Fajar Isnaini

Lhokseumawe, 3 Juni 2018

๐ŸŒน Follow & Share akun kami๐Ÿ‘‡๐Ÿป๐Ÿ‘‡๐Ÿป

YouTube: ๐Ÿ“ฅHALAQAH ILMU AGAMA

Telegram: ๐Ÿ“ฅ

Facebook: ๐Ÿ“ฅ

Instagram: ๐Ÿ“ฅ

๐Ÿƒ HALAQAH ILMU AGAMA๐Ÿƒ

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!