KETIKA SETENGAH JIWAMU PERGI

in hikmahperjalanan •  7 years ago 

Kurasakan pelukan hangatmu ketika berjumpa di pertemuan itu. Terakhir kita bersua setahun yang lalu di Ibu negara ini. Kulihat kesabaran yang tak bertepi di dirimu, alhamdulillah engkau sudah lebih kuat, lebih tegar. Ketika aku menerima undangan untuk hadir di pertemuan itu, yang kubayangkan adalah wajah-wajah sahabat yang kurindu, satu diantaranya adalah dirimu. Didalam hatiku bertanya akankah engkau hadir disini.

Pertemuan kita bukan hanya pertemuan fisik belaka, tapi juga pertemuan ruh dan pertemuan fikrah. Ya karena fikrah kita bertemu disini dan ruh-ruh itu akan berbaris mencari teman yang sama.

Ceritamu mengalir ketika kita duduk dimeja makan menyantap sarapan, aku begitu kagum padamu bisa melewati hari-hari berat itu. Ya hari-hari berat ketika engkau harus berpisah dengan kekasih hatimu, pendampingmu, ayah dari anak-anakmu, suami tercintamu. Ketika engkau baru melahirkan anak ke enammu melalui operasi caesar, dan keadaanmu pada saat itu sangat lemah. Firasatmu engkau yang akan meninggalkan dunia ini lebih dulu, tapi Allah berkehendak lain. Kekasih hatimu yang selama ini merawatmu sakit, lebih dahulu bertemu dengan Allah. Kata2 terakhirnya yang masih tak lekang dari ingatanmu adalah "Maafkan aku sayang". Kata-kata yang senantiasa mengiang di hatimu.

Engkau melanjutkan kisahmu, bagaimana engkau harus melewati hari-hari berat ini untuk mengkondisikan anak-anak yang mecintai Abinya sangat luar biasa. Walau sudah hampir dua tahun kepergiannya, ketika malam mereka terbangun dan memanggil-manggil abinya. Ya Allah kutahan airmata ini agar tak tumpah didepanmu. Setiap malam engkau terbangun dan masuk kekamar mereka satu -satu untuk menenangkan mereka. Mereka bertanya, umi mengapa orang baik yang duluan diambil Allah, mengapa bukan orang yang jahat saja. Engkaupun mencoba menjawab bertanyaan mereka dengan bijak. Kurang baik apa Allah sama kita sayang, Allah ambil Abi tapi Allah berikan kita adik yang menjadi penghibur hati kita.

Selama kepergian separuh jiwamu, engkau bercerita sulit untuk tidur malam, setiap malam terbangun dan tidak bisa tidur. Lalu engkaupun berwudhu, shalat dan tilawah sambil menangis mengadu pada Allah. Dan engkau tertidur dalam do'amu dan bermimpi suamimu datang memeluk dan mengusap kepalamu sambil berkata "sabar ya sayang". Airmataku pun tak terbendung mendengar kisahmu.

Engkau gundah melihat nay anak mu yang sejak kepergian abinya, tak ada lagi senyum cerianya. Ketika pulang sekolah ia bercerita teman-temanya dijemput abi mereka. Engkaupun datang kesekolah menemui guru nay menjelaskan tentang kondisi nay dan meminta bu guru utk tidak membiarkan nay keluar kelas sebelum dirimu datang menjemputnya.

Betapa waktu yang nyaris dua tahun tapi seakan baru kemarin kekasih hatimu pergi. Betapa engkau berusaha memberikan pengertian kepada anak-anak kedepan kita akan bertujuh. Engkau menjadi umi sekaligus abi untuk anak-anakmu. Rencana yang sudah disusun bersama suamimu untuk menyekolahkan anak-anak ke pesantren dipulau jawapun pupus karena mereka menolaknya. "Sekarang abi sudah tidak ada, kami tidak akan meninggalkan umi sendiri", kata mereka.

Engkau menceritakan kebaikan-kebaikan kekasih hatimu yang senantiasa memberikan motivasi utk beramal, membangunkan untuk shalat malam dan ibadah lainya. Kalau dulu ketika jaulah sang kekasih hati yang menyetir mobil sekarang engkau memilih menyetir sendiri. "Dan kadang rindu disupirin beliau" lanjutmu

Hatimu pun gundah ketika harus meniggalkan enam anakmu disana, dan ada seorang anak yang demam karena ditinggal umi. Disela-sela pertemuan engkaupun senantiasa menelpon menanyakan kondisi mereka. Sebenarnya keluarga besarmu tinggal dijawa dan menginginkan agar dirimu dan anak-anak pindah kesana, tapi engkau menolak tetap memilih tinggal di utara pulau Sulawesi di kampung kekasih hatimu.

Peluk cium hangat perpisahan kita dengan memohon untuk saling didoakan.Tidak layak rasanya aku berkata sabar atas hari-hari yang engkau dilewati karena memang dirimu lebih sabar dan kuat. Dijalan Allah kita berjumpa. Didalam hati ku simpan dirimu, tampa kau tahu aku mendoakanmu.

Perjalanan hidupmu memberikan ibrah betapa cinta sejati itu tak lekang oleh waktu, ia akan menambah kecintaan kepada Allah. Dan takdir Allah adalah yang terbaik. Jika aku pergi meninggalkan dunia ini kesan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang ada disekelilingku??? Seberapa lama aku akan di ingat. Seminggukah, dua minggukah???

FB_IMG_1464945659916.jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!