Misteri Tawa di Markas Tentara Pelajar: Cagar Budaya Indonesia | The Mystery of Laughter at the Students Soldiers' Headquarters: Indonesian Heritage |

in history •  7 years ago  (edited)

Misteri Tawa di Markas Tentara Pelajar: Cagar Budaya Indonesia

Memeringati 72 tahun kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2017 mendatang, ada baiknya kita ke Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Yogyakarta. Apa hubungannya kantor penyelenggara pemilu dengan perjuangan merebut kemerdekaan?

Berbeda dengan kantor penyelenggara pemilu lainnya di Indonesia, kantor KPUD Yogyakarta terlihat sederhana, anggun, dan seperti menyeret memori ke masa silam. Terletak di Jalan Magaleng Nomor 41, kantor ini dari jalan terlihat seperti rumah berasitektur tahun 1940-an.

TP_10.jpg

Yah, KPUD Yogyakarta memang menempati bekas Markas Besar Tentara Pelajar Indonesia yang sudah digunakan sejak masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, pada 1940-an. Rumah itu bergenteng merah kehitaman yang sudah kehilangan warna aslinya termakan usia. Bagian depannya sebagian terbuat dari kayu dengan bentuk pintu persegi panjang. Separuh ke atas tertutupi kaca gelap, dan separuh ke bawah terdiri dari kayu. Arsitektur serupa ini banyak terdapat di daerah lain di Jawa.

Pintu dan jendela serupa banyak terdapat di belakang. Seolah ingin memberikan akses leluasa bagi angin dan cahaya matahari, bekas Markas Tentara Pelajar itu memiliki banyak jendela dan ventilasi. Jeruji besinya terbuat dari besi bulat berjarak sekita 10 sentimeter sehingga banyak celah bagi masuknya udara.

Di belakang, sedikitnya terdapat empat kamar berderet yang terbuat dari beton.Deretan kamar itu terlihat kaku dan sama sekali tidak menarik. “Di sini dulu bekas penjara,” ungkap Wawan Budianto, ketua KPUD Kota Yogyakarta. Pantas saja bentuknya begitu.

Menggunakan bekas Markas Tentara Pelajar yang merupakan cagar budaya yang dilindungi, ada keuntungan juga bagi KPUD Yogyakarta. Setengah bercanda, Wawan mengatakan dalam pilkada 2017 lalu, ketika ada yang berdemo, massa hanya bisa berorasi saja di halaman. Tidak ada yang berani merusak kantor karena dilindungi undang-undang. “Bahkan, ketika kami mau pasang AC saja, harus minta izin tertulis karena ada beton nanti yang dibor,” tambah Nurhayati, anggota KPUD Yogyakarta.

Tentara Pelajar termasuk kesatuan militer yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka mempersenjatai diri dan ikut berperang melawan Belanda bersama seluruh komponen bangsa. Peran Tentara Pelajar semakin penting ketika ibukota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta dalam masa perjuangan kemerdekaan.

Untuk menghormati perjuangan Tentara Pelajar, di Kota Sleman ada sebuah jalan yang ditabalkan dengan nama Jalan Palagan Tentara Pelajar.

Namanya juga gedung lama yang bernilai sejarah, aroma misteri juga melingkupi kantor KPUD Yogya tersebut. Anggota KPUD dan petugas secretariat mengaku sering mendengar orang bercakap-cakap dan terkadang suara tawa pada malam hari. “Kami sudah biasa mendengar itu,” ungkap anggta KPUD Yogya lainnya, Rani.

Lalu, ketika saya minta izin buang air kecil ke belakang, yang lokasi toiletnya persis di sebelah deretan ruangan yang dulunya bekas penjara, di sana saya sungguh-sungguh mendengar suara tawa. Tawa lepas seorang lelaki.

Sambil buang air kecil, buluk kuduk saya berdiri. Suara tawa itu terdengar keras diselingi orang bercakap-cakap. Ternyata ini bukan mitos. Cepat-cepat saya kancing celana dan bergegas keluar.

Ternyata, itu suara tawa Mas Wawan yang sedang bercakap dengan Jufri Sulaiman, ketua KPUD Aceh Utara.***

TP_02.jpg

TP_11.jpg

TP_12.jpg

The Mystery of Laughter at the Students Soldiers' Headquarters: Indonesian Heritage

Celebrating 17 years of independence of the Republic of Indonesia on August 17, 2017, it's good we go to the Office of the Regional General Election Commission (KPUD) Yogyakarta. What is the relationship of the election organizer with the struggle for independence?

Unlike other election organizers in Indonesia, the KPUD Yogyakarta office looks simple, elegant, and like dragging memory into the past. Located on Jalan Magaleng Number 41, this office from the street looks like a 1940's architecture house.

Well, the KPUD Yogyakarta occupies the former Indonesian Student Army Headquarters that has been used since the struggle for independence of the Republic of Indonesia, in the 1940s. The house was a blackish-tiled roof that had lost its original color with age. The front is partly made of wood with a rectangular door shape. The top half is covered with dark glass, and halfway down is made up of wood. This similar architecture is widely available in other areas of Java.

Similar doors and windows are in the back. As if to provide free access to wind and sunlight, the former Student Army Head had many windows and vents. The iron bars are made of round iron about 10 centimeters apart so there are many gaps for air entry.

At the back, there are at least four rooms of rows made of concrete.The slate of the room looks stiff and not at all attractive. "Here used to be former prison," said Wawan Budianto, chairman of Yogyakarta City Election Commission. No wonder the shape is so.

Using the former Student Army Headquarters which is a protected cultural heritage, there is also an advantage to the Yogyakarta KPUD. Half joked, Wawan said in the 2017 election last, when there is a march, the masses can only berorasi only in the yard. No one dares to damage the office because it is reserved. "In fact, when we want to install air conditioning, we have to ask for written permission because there will be concrete later drilled," added Nurhayati, member of KPUD Yogyakarta.

The Student Army included a military unity that was instrumental in Indonesia's independence struggle. They armed themselves and fought against the Dutch with all the components of the nation. The role of the Student Army was increasingly important when the capital of the Republic of Indonesia moved from Jakarta to Yogyakarta during the struggle for independence.

To honor the struggle of the Student Army, in Sleman City there is a street which is to be endowed with the name of Jalan Palagan Tentara Pelajar.

Its name is also the old building of historical value, the scent of mystery also surrounding the office of KPUD Yogya. Members of the KPUD and secretariat officials often hear people talking and sometimes laughter at night. "We are used to hearing that," said another member of KPUD Yogya, Rani.

Then, when I asked for permission to urinate backwards, where the toilet location was right next to a row of formerly jailed rooms, there I actually heard a laugh. Laughter from a man.

While urinating, my nape hair is stood up. The sound of laughter was heard loudly interrupted by people conversing. Apparently this is not a myth. Quickly I buttoned my pants and rushed out.

Apparently, it was the laughter of Mas Wawan who was talking to Jufri Sulaiman, chairman of North Aceh KPUD.[]

TP_03.jpg

TP_04.jpg

TP_05.jpg

TP_06.jpg

TP_07.jpg

TP_01.jpg
Photos by @ayijufridar

Happy Anniversary of the Republic of Indonesia's 72nd Independence. There is no freedom without prosperity for all Indonesian people. Merdeka....!!

Follow me

@ayijufridar

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

5st

Thanks a lot

Mau komen satu lg ya bg...happy birthday bagusnya diganti happy anniversary krn happy bday dipakai utk ultah orang. Peringatan lainnya pakai anniversary.

Naah, kemarin tuh, capek mikir kata yang tepat @horazwiwik. Padahal, anniversary begitu familiar di telinga, bisa nggak ingat. Sudah dicoba berkali-kali sama si Embah Google, munculnya tetap itu-itu juga. Ada saran dari sahabat Steemians kemarin, coba diterjemahkan bolak-balik Inggris ke bahasa dan bahasa ke Inggris untuk mendapatkan terjemahan yang seindah warna aslinya. Entah benar atau nggak...

Terima kasih @horazwiwik. Kritikan selanjutnya selalu ditunggu di depan pintu, hehehehe... Saleum.

Hahaha andai google translate mengerti perasaan kita ya ...

Sama sama bg. Hebat betul abg ini, penulis hebat t masih sgt open sm masukan dr org2 dr kelas teri medan begini...👍👍

Teri Medan mahal dan nikmat. lho. Ketika menulis komentar ini, beberapa menit lalu saya sarapan dengan dengan teri Medan, heheheehehe...

Mantaap...(haha, ini komen mainstream).

Berarti teri medan punya 3 karakter: mahal, nikmat, dan bergizi :)

Three characters teri, judulnya @horazwiwik, heheheheheeh

😁😎

Selamat malam bg :)

Sudah pagi @atta09. Sudah saatnya istirahat, hehehehe... Hati-hati ada hantu di belakang.

Hehe , ada-ada saja abg nii :D

Hehehehehehe, just kiding @atta09

Sempurna bang @ayijufridar,jogja tempat kelahiran saya dan saya tau sedikit tentang jogja.bang @ayijufridar memang patut diancungin jempol.

Kata kawan saya, Yogya selain dikenal sebagai Kota Pelajar, Kota Perjuangan, Kota Sejarah, juga dikenal dengan Kota Mantan, sebab banyak sekali orang yang memiliki mantan. Bagi saya @dianclasher, Yogya juga Kota Honeymoon, tahun 2000 silam.

Hehehe ia bang,sleman adalah tempat lahir saya,bang @ayijufridar pernah ke keraton..
Hehehe..jadi pengin pulang kesana lagi..saleum bang.

Bang Ayi selalu ke Sleman kalau ke Yogya, sebab kan berdekatan. Dan dulu ketika masih aktif meliput sepakbola, sering ke markas PSS Sleman yang stadionnya bagus, penontonnya tertib, nggak kayak di Bandung. Bang Ayi pernah ke Keraton, bahkan sampai ke Keraton tempat tinggal Sultan karena satu dan lain hal. Nanti diposting, semoga bisa mengobati kerinduan @dianclasher dan @horazwiwik tentang Yogya.

Hehehe..terima kasih bang ayi,,saya akan menunggu postingan bang @ayijufridar...saleum bang

On the process @dianclasher...

@dianclasher asli jogja to? Sy dulu 7tahun di jogja sblm ke aceh. Kapan terakhir ke jogja?
Maaf ya bg @ayijufridar, numpang lapak

Nggak masalah @horazwiwik. Yogya adalah kota kenangan, lapak ini bebas untuk berbagi kenangan dengan @dianclasher dan Steemians yang lain, heheheehhe... Kami sekeluarga, kalau ada uang juga akan berlibur ke Yogya.

Asyeek......mari kita ngumpulin SBD banyak2 buat ke jogja lg bg @ayijufridar.

Mohon doa dan dukungannya bg utk ikan teri medan macam sy ini...(hahaha iki opo toh, dah macam ikut lomba aja minta doa dan dukungan hehehe)

Kalau ingat ikan sambal teri Medan dan dua potongan mentimun, jadi ingat nasi kucing @horazwiwik. Saya yang sebelum 2000 sudah dua kali ke Yogya, ksudah tahu nasi kucing itu murah, tapi baru tahu persisnya tahun 2000 itu. Harganya hanya Rp200 waktu itu. Ada nasi seharga itu...

Tp nasi kucing umumnya ga pakai timun seingat saya.

Nah itu dia, org sumatra klo ke jogja shock krn semua harganya murah.

Sebaliknya, taun 2005 sy ke meulaboh, shock banget krn harga nasi satu bungkus beda jauuuh dr di jogja. Bayangkan di jogja sekali makan sy cuma bayar 1.000 atau 1250. Nah, di meulaboh sy harus byr 5 atau 6 ribu. Alamaak...kejam nian ...

Barangkali saya keliru mengingat soal potongan mentimun itu, @horazwiwik.

Di Aceh, makanan memang mahal. Sampai sekarang pun, menurut saya, masih mahal dibandingkan dengan daerah lain. Di warteg bahkan di Jakarta, kita masih bisa mendapatkan nasi bungkus Rp5000 meski dengan lauk ala kadarnya. Saya pikir di Aceh sudah sulit dengan harga segitu.

Konon kabarnya di aceh mahal krn nyari duit mudah hahaha....apaan, org disini lapangan kerja seuprit, anak muda byk yg unemployed.
Sptnya biaya hidup tinggi krn aceh ini sgt tergantung sama propinsi sebelah. Nyaris semua yg dikonsumsi dan dipakai diimpor dr sebelah hahaha...dah gitu, byk pejabat2 yg ga visioner, cuma kerja ngejar karir dan main aman, ga ad terobosan ato ide2 utk kemaslahatan umat.

Eh masih ada lho nasi 5rb, di teupin punti nasi gurih pagi masih 5 rb. Ya ukurannya beda tipislah sama nasi kucing.

Ia bang @horazwiwik,saya lahir di jogja dan sekarang di aceh..jogja penuh kenangan dan sath kenangan terindah adalah salah masuk ke kebun binatang jogja..hahaha

Hahaha kok iso salah masuk sih @dianclasher. Saya bukan abang, sy mbak atau kakak hahaha...

Iya deh Bang @horazwiwik, eh, Kak @horazwiwik....
Berlibur ke Yogya bagi saya lebih menarik ketimbang Bali (selain pertimbangan biaya, budaya, dan saudara). Hehehehehe. Kalau di Yogya, nginap di rumah saudara jadi lebih murah...

Ayoo, @dianclasher, seperti saran Kak @horazwiwik, kita nabung SBD terus hunting foto dan postingan ke Yogya. Jadi liburan kreatif...

Sy juga merasa ke jogja lbh mengesankan dr bali meskipun bali indah juga ya. Yg ga nahan klo sy ke bali adalah byknya barang2 kerajinan tangan2 kreatif org bali. Rasanya pengin beli semua ya klo ada duit hehehe.

Tp jogja menawarkan lbh byk ragam wisata. Ad wisata budaya, shopping, alam, belajar batik, dsb, dst. Biayapun ga nyakitin kantong. Trus klo msh ad waktu bs pergi ke tempat2 lain spt solo yg jg asyik utk dikunjungi.

Di jogja juga buanyak barang2 kreatif hasil tangan para perajin di seluruh penjuru jogja. Harganya ga bikin dompet cemberut deh.

Nah skrg pertanyaan sy dari dulu ni ya, kenapa bali dan jogja byk banget orang2 kreatif yg menghasilkan aneka macam barang unik2. Tp daerah lain ga kayak gitu. Semacam 'kutukan' gitukah hehehe....dikutuk jd org kreatif hahaha

Barangkali karena saya tidak suka pantai, makanya tidak suka Bali. Memang Bali nggak melulu pantai, banyak yang lain. Dan semuanya eksotis.

Saya lebih suka Ubud kalau di Bali. Di sana bisa liburan kreatif, sambil menulis. Saat mendapat undangan mengikuti Ubud Writer and Reader Festival pada 2012, saya langsung jatuh hati sama Ubud. Situasinya mendukung untuk menulis. Tidak panas seperti Sanur. Tidak "rusuh" seperti Kuta.

Di Yogya, situasinya begitu begitu bersahaja. Waktu seperti melambat, setiap menit begitu bermakna.

100% setuju. Ubud jauh lebih keren daripada pantai2 yg mainstream itu. Sy juga seneng di Ubud, adeem banget mata.

Yg belum pernah pergi itu ke desa Penglipuran, yg konon kabarnya desa terbersih sedunia(?). Semoga suatu saat bisa berkunjung.

And yes, sampai sekarangpun, biarpun Jogja udah byk berubah, menjadi lebih modern yg diiringi dgn denyut konsumerisme, hedonisme dan materialisme, masih saja ada sudut2 yg menawarkan kesahajaan spt di masa lalu.

Na hantu hinan

Na, tapi hantu jih agam mandum @dsatria

Endingnya cucok 😁

Ending dengan ledakan @horazwiwik. Terima kasih sudah membaca sampai ending.

Rugi banget kalo baca tulisan bg @ayijufridar ngga sampe habis. Tiap kata bermakna hehehe. maklum tulisan level jurnalis, ngga kayak tulisan macam punya saya yg ecek ecek hahaha.

Lagian sy harus baca postingan sampe habis biar bs kasih komen yg sesuai. Bukan komen spam yg cuma satu dua kata. Pernah sy lihat ada akun yg rajin komen di postingan org. Ternyata isi komennya sama persis, satu utk semua. Cuma copy paste doang 😂😂. Apa coba tujuannya, biar eksis gitu? 😅

Yang dilakukan @horazwiwik adalah sebaik-baik komentar yang benar-benar bernas (Ingat Harian Bernas di Yogya?). Saya pikir, inilah yang seharusnya. Bukan komentar basa-basi. Boleh juga sih, tapi alangkah baiknya komentar itu juga bergizi seperti yang @horazwiwik lakukan. Selalu ada perbaikan ke arah lebih baik. Thanks so much, beuh...

Alhamdulillah, sy selalu usahakan agar komentar sy ga basa basi hehehe...
Harian bernas pasti ingat dong. Dah nancep di kepala saya :)

Terima kasih @horazwiwik. Kalaupun saya tidak mampu memberika rewards, insya Allah, Allah-lah yang memberikannya dan itulah sebaik-baik Pemberi Rewards.

Very wise. Iyes Alloh yg terbaik dlm ksh rewards

Luar biasa bg.. Sangat menarik, postingan yang bisa kita jadikan contoh, dalam cara penulisan.
Salam dari abu.

Memang komentar @abupasi.alachy bikin teumakot kita-kita, hehehehe.... Terima kasih, Abu...

Tentara Pelajar termasuk kesatuan militer yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka mempersenjatai diri dan ikut berperang melawan Belanda bersama seluruh komponen bangsa. Peran Tentara Pelajar semakin penting ketika ibukota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta dalam masa perjuangan kemerdekaan.


Pos yang bagus kanda @ayijufridar

Terima kasih @nauval. Jangan lupa oleh-oleh dari Kutacane. Saleum.

Terima kasih @nauval...

Congratulations @ayijufridar! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Thanks a lot @steemboard