Epics POETRY-WAR #1 : Background Hikayat Prang Sabii

In the history of Greek culture is known an era called "Epics Era" (700-900 BC) or also known as the Heroic Era. In a time of great enthusiasm in the battle was born the famous literary works of Poet's "The Iliad and Odyssey" by Homer, poetry of Homer's war contains stories that burn the spirit of fighting the Greeks. For over 3000 years later was born the great work of Hikayat Prang Sabi by Tengku Chik Pante Kulu, Poetry-War or Hikayat Prang Sabii also contains stories that arouse the fighting spirit of the Acehnese nation against the Dutch. The half-century Aceh War was called the oldest Dutch war and was wasted in the nineteenth and twentieth centuries. The war began after the signing of an agreement between the Netherlands and Britain, called the Sumatra Treaty in November 1871. In the treaty it was stated that Britain was not involved in the expansion of Dutch power, including in Sumatra. It was recorded on 5 April 1873 that the Dutch invaded Aceh. The first aggression lasted 18 days with defeat on the Dutch side. Six months later, exactly 16 November 1873, the Dutch again launched a second aggression that occurred about 3 months. On 26 January 1874 the Dutch under the command of Lieutenant General J. Van Swieten succeeded in occupying the center of the kingdom of Aceh. The Sultan and the leaders of Aceh's kingdom moved back and forth as they rebuilt the power to recapture Aceh. In one of the deliberations around 500 prominent leaders declared and called for a total resistance called Jihad fi Sabilillah or a war of sabil to all the people of Aceh to fight After being consolidated to various regions, it was appointed Tengku Haji Muhammad Saman who was famous for Teungku Chik in Tiro as Commander of War Highest in Sabil War. During the consolidation period, in 1881, Tengku Chik Pante Kulu came and presented a work called Hikayat Prang Sabi to Teungku Chik in Tiro.

Dalam sejarah kebudayaan Yunani dikenal suatu jaman yang disebut “Epics Era” (700-900 SM) atau dikenal juga dengan Era Kepahlawanan. Dalam jaman penuh semangat dalam peperangan tersebut lahirlah karya sastra Syair yang terkenal itu “The Iliad and Odyssey” karya Homer, Poetry-war puisi perang karya Homer ini berisikan kisah-kisah yang membakar semangat berperang bangsa Yunani. Selama lebih 3000 tahun kemudian lahirlah karya mahsyur Hikayat Prang Sabi1 karya Tengku Chik Pante Kulu, Poetry-War atau Hikayat Prang Sabii ini juga berisikan cerita-cerita yang membangkitkan semangat juang berperang bangsa Aceh melawan Belanda. Perang Aceh yang terjadi selama setengah abad disebut sebagai perang Belanda terlama dan terboros pada abad ke-19 dan 20. Perang tersebut bermula setelah penandatanganan perjanjian antara Belanda dan Inggris, yang disebut Traktat Sumatra pada November 1871. Dalam traktat tersebut dinyatakan bahwa Inggris tidak ikut terlibat dalam perluasan kekuasaan Belanda, termasuk di Sumatera. Tercatat tanggal 5 April 1873 Belanda menyerbu Aceh. Agresi pertama berlangsung 18 hari dengan kekalahan di pihak Belanda. Enam bulan kemudian, tepatnya 16 November 1873, Belanda kembali melancarkan agresi kedua yang terjadi sekitar 3 bulan. Pada 26 Januari 1874 Belanda di bawah pimpinan Letnan Jenderal J. Van Swieten berhasil menduduki pusat kerajaan Aceh. Sultan dan para pemimpin kerajaan Aceh berpindah-pindah sembari kembali menyusun kekuatan untuk merebut kembali Aceh. Pada salah satu musyawarah sekitar 500 pemimpin terkemuka menyatakan dan menyerukan perlawanan total yang disebut Jihad fi Sabilillah atau perang sabil kepada seluruh rakyat Aceh untuk melawan Setelah dilakukan konsolidasi ke berbagai daerah, maka ditunjuk Tengku Haji Muhammad Saman yang terkenal dengan Teungku Chik di Tiro sebagai Panglima Perang Tertinggi dalam Perang Sabil. Pada masa konsolidasi tersebut, tahun 1881, Tengku Chik Pante Kulu datang dan mempersembahkan karya yang disebut dengan Hikayat Prang Sabi kepada Teungku Chik di Tiro.

Reference : [1] Hasjmy, Ali. 1977. Apa Sebab Rakyat Aceh Sanggup Berperang Puluhan Tahun Melawan Agresi Belanda [2] Pante Kulu, Teungku Chik. 1946. Hikayat Prang Sabi [3] Alfian, T. Ibrahim. 1992. Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan Mengenai Hikayat Perang Sabil