Ulama Pasai, Pembawa Islam ke Patani [ JEJAK ACEH DI THAILAND #6 ]

PATANI adalah sebuah wilayah di Selatan Thailand. Wilayah Patani membawahi beberapa provinsi atau changwat dalam bahasa Thailand. Changwat yang masuk dalam wilayah Patani antara lain Changwat Pattani, Changwat Narathiwat, Changwat Yala, dan sebagian Changwat Stun.

Telisik punya telisik, ternyata yang membawa Islam ke wilayah Patani adalah seorang ulama dari Pasai, Aceh. Orang Patani memanggilnya dengan “Tuk Pasai” yang maksudnya “Datuk Pasai” atau “guru dari Pasai”. Pasai adalah sebuah daerah di Aceh bagian utara. Pasai juga nama sebuah kerajaan Islam masa lalu di Aceh, yakni Kerajaan Pasai atau Kerajaan Pase.

Sebelum Islam sampai ke Patani, penduduk di daerah itu menganut agama Budha, sebagian Hindu. Datangnya Islam masa pemerintahan Raja Phaya Tu Kerub Mahajana. Phaya Tu Kerub adalah raja pertama yang memimpin daerah Patani. Ia memiliki seorang putra bernama Phaya Tu Antara yang lebih dikenal dengan gelar Phaya Tu Naqpa. Pada masa Phaya Tu Naqpa inilah, Islam sampai ke Patani yang dibawa oleh Tuk Pasai.

Dikisahkan dalam Hikayat Patani, Raja Phaya Tu Naqpa memiliki keturunan dua orang putra dan seorang putri yang masing-masing diberi nama Kerub Picai Paina, Tunku Mahacai, dan Mahacai Pailang. Kelak, putra putrinya inilah yang memimpin kerajaan.

Disebutkan bahwa pada suatu hari, Baginda Phaya Tu Naqpa mengidap penyakit yang sangat sulit disembuhkan (merekah tubuh). Seluruh tabib istana sudah mencoba mengobati penyakit baginda raja. Namun, baginda raja tetap tidak sembuh. Malah, penyakit itu semakin menjalar ke seluruh urat darahnya.

Suatu hari, baginda raja mendapatkan laporan bahwa ada seorang orang tua yang hidup di tepi hutan. Orang tua tersebut terkenal mampu menyembuhkan segala penyakit. Raja kemudian memerintahkan awak istana menjumpai sosok tua tersebut.

Sosok dimaksud bernama Syeh Said yang lebih dikenal dengan gelar Tuk Pasai. Ia adalah seorang ulama yang datang dari Pasai, Aceh. Tuk Pasai hidup mengembara dari satu ke tempat lain hingga dikabarkan pernah sampai ke Mekkah.

Sesuai pesan raja, Tuk Pasai diminta mengobati raja. Berapa pun bayarannya akan disanggupi pihak istana. Namun, Tuk Pasai tidak tertarik dengan bayaran tersebut. Ia malah bertanya tentang agama raja dan pengikutnya.

Mendengar raja dan rakyatnya beragama Budha, tergeraklah hati Syeh Said untuk berdakwah ke istana.

“Saya mau mengobati sakit raja kalian tanpa bayaran, tetapi dengan satu syarat,” kata Tuk Pasai.

“Apa pun syaratnya, raja kami sudah siap,” kata pengawal istana.

“Bawalah aku menghadap raja kalian. Nanti akan kusampaikan syaratnya langsung kepada raja kalian.”

Singkatnya, Syeh Said dibawa ke istana. Di hadapan raja, Syeh Said mengatakan bahwa dirinya bersedia mengobati penyakit raja hingga sembuh dengan syarat raja harus memeluk Islam, agama yang dianut oleh Syeh Said.

Raja pun menyanggupi permintaan Tuk Pasai. Namun, begitu penyakitnya sembuh, raja Phaya Tu Naqpa ingkar janji. Tak seorang pun awak istana yang memeluk Islam seperti permintaan Syeh Said.

Kecewa dengan keputusan raja, Syeh Said kembali ke tepi hutan tempat ia tinggal. Seminggu kemudian, ternyata raja kembali jatuh sakit, sakit yang sama dengan tempo hari. Raja pun meminta pengawal istana menjemput Syeh Said kembali. Namun, Syeh Said sudah tahu raja akan kembali berbohong. Maka, ia menolak diajak ke istana.

Nah, sahabat steemians, mau tahu kelanjutan kisah ini, besok malam saya sambung ya. Kisah ini adalah nyata, tentang masuknya Islam ke Thailand Selatan. Sekarang, saya mau cari kopi dulu, obat ngantuk hehehe...

Herman RN
ASW, Aceh, Indonesia