The Diary Game, 03/07/2022 | Hari Minggu Bergelombang

Suara deburan ombak terdengar lebih nyaring pagi ini. Penyebabnya adalah musim penghujan dan angin yang berhembus kencang diatas permukaan laut. Fenomena alam seperti ini merupakan salah satu faktor yang bikin gelombang meninggi dan besar. Soo, suara ombak yang menghempas pantai akan terdengar lebih menggelegar. Nah, bagi kamu yang memiliki trauma pada laut, saat ini bukan waktu yang tepat untuk kalian ke pantai.

Sekarang adalah minggu ceria dan aku akan memulainya dengan kopi. Kabarnya, secangkir kecil si hitam dipagi hari akan memicu adrenalin yang membangkitkan semangat sepanjang hari. Ingat, bagi penyintas asam lambung. Cukup secangkir kecil saja, karena kalau kebanyakan minum kopi bisa membuat asam lambung meningkat. Bukan semangat, tapi malah jadi kumat.

Lepas membasahi kerongkonganku dengan kopi, ku santap kue yang dihidangkan pramusaji. Kucicip tak seberapa, cukuplah untuk mengganjal perut sampai datangnya waktu makan yang akan datang.

_{Gunong Halimon Cafee, Calang lokasi what3word}

Tak jauh dari tempat aku meneguk kopi, kutengok ada warung nasi yang menjual masakan khas Padang. Aku berjalan tak lebih dari seratus langkah, nampak disana Warung Nasi Padang bernama Ajo. Kutaruh nasi kedalam piring, beserta sedikit lauk. Kulahap dengan semangat, nyaris tanpa sisa.

Usai mengisi nasi dan lauk siang ke lambung, tenagaku terisi penuh. Kini saatnya pulang. Sesampai di rumah, aku berganti kustum. Sesuai rencana, sore ini akan aku habiskan waktu untuk menerawang suasana matahari terbenam. Spot yang kupilih untuk menikmati sunset adalah Desa Keude Panga.

_{Santapan Siangku di Warung Ajo lokasi what3word}

Ketika jam kulihat telah melewati angka pukul 18.20 Waktu Indonesia Barat, aku menyiapkan smartphone. Aku duduk di Kedai Kopi sederhana. Kedai itu tak ada nama. Melalui jendela kedai, aku bidik suasana matahari yang sedang kembali ke peraduannya. Itu hasilnya. Apa komentar kalian. Sungguh indah, bukan?

_{®2022 photo @aafadjar}

_{®2022 photo @aafadjar}

Kini telah matahari sempurna masuk ke sarang. Magrib tiba dan aku bergegas pulang. Malam ini, aku meringkuk saja di rumah. Tak melayap keluar seperti biasanya. Apalagi, hujan juga telah menyambangi Kota Calang terkasih. Duduk dirumah adalah opsi terbaik daripada kebasahan. Kata kebahasan mengingatkan aku pada lagu slow rock Malaysia yang berjudul Gerimis mengundang.