The Diary Game (August 17, 2020) - Day 17 : Antara Tegar dan Move On

Hari ini merupakan hari ketiga pasca meninggalnya ayah mertua saya, kami di rumah masih berkabung, tapi para anggota keluarga tidak lagi larut dalam kedukaan yang mendalam. Sesekali sudah terlihat senyuman di wajah mereka, begitu juga dengan istri saya, sesekali sudah terlihat senyuman manisnya yang selalu membuatku jatuh cinta.

Pagi ini saya kembali beraktivitas seperti biasa, bangun tidur tepat pukul 05.00 sesuai dengan alarm yang saya setel di smartphone. 10 menit kemudian saya sudah berada di masjid yang dekat dengan rumah untuk menunaikan sholat Subuh. Setelah selesai menunaikan sholat Subuh, saya kembali ke rumah.

Sudah beberapa hari ini istri saya tidak menyajikan lagi minuman racikannya yang terdiri dari air hangat yang di campur dengan madu dan lemon. Hal ini sangat saya maklumi karena kesibukannya mengurusi ayahnya yang di opname dan kemudian meninggal dunia pada hari jumat lalu (14 Agustus).

Tapi di pagi ini saya masih tetap mengajaknya untuk berjalan kaki di waktu pagi, ada dua manfaat yang kami peroleh saat melakukan aktivasi berjalan kaki di waktu pagi ini. Manfaat pertama adalah terjaganya fisik kami sehingga tidak mudah terserang penyakit dan yang kedua adalah untuk mempererat hubungan kami sebagai sebuah keluarga. Selain itu saat berjalan kaki mengelilingi pedesaan ini saya juga bisa terus menyemangati istri saya untuk dapat segera move on dari kedukaan yang mendalam.

Setelah berjalan kaki sekitar satu jam dengan jarak tempuh 4 kilometer, kami kembali ke rumah. Saat kami tiba di rumah, kami beristirahat sejenak kemudian kami lanjutkan dengan sarapan. Setelah sarapan, saya segera ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Sekitar pukul 9 pagi, saya di hubungi oleh Ikhsan yang merupakan kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Meureudu, dia merupakan sahabat karib saya. Dia sedang di warung kopi "Pusaka" yang terletak di jalan Banda Aceh - Medan No.3 Simpang 4, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya (Aceh, Indonesia), dan meminta saya untuk ke sana.

Sejurus kemudian saya sudah berada di warung kopi tersebut yang hanya berjarak 3 menit dari rumah saya. Di warung kopi tersebut saya memesan "teh tarik" yang merupakan salah satu minuman kesukaan saya. Harga "teh tarik" di warung kopi ini 5.000 rupiah (1,5 STEEM). Di sini kami mengobrol banyak hal terutama masalah berita-berita yang sedang viral di daerah kami. Sambil mengobrol kami menyantap "Getuk" yang di bawa oleh sahabat saya tersebut.

Sekitar pukul 10.20 pagi saat masih di warung kopi tersebut, saya dihubungi oleh paman saya yang merupakan adik dari ibu saya, namanya Iskandar. Beliau mengajak saya ke Ule Gle yang merupakan ibukota kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya. Dia ingin memesan bahan bangunan rangka baja untuk membangun atap rumahnya. Kemudian saya, Ikhsan dan paman saya menuju ke Ule Gle.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit kami sudah tiba di toko "Three Put" yang menyediakan berbagai rangka baja untuk pembangunan atap rumah atau perkantoran. Toko ini terletak di Jalan Banda Aceh - Medan, Ule Gle, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya. Di toko ini paman saya memilih jenis rangka baja yang ingin di belinya. Setelah terjadi tawar menawar harga, proses transaksi jual beli pun terjadi, paman saya menyerah sejumlah uang untuk melunasi pemesanan rangka baja tersebut.

Sekitar pukul 12 siang kami sudah dalam perjalanan kembali ke warung kopi "Pusaka" tadi, di depan warung kopi tersebut saya menurunkan mereka berdua dari mobil dan saya pun meminta pamit untuk kembali ke rumah. Tiba di rumah, para tamu masih berdatangan silih berganti untuk turut berbelasungkawa bersama keluarga kami.

Sampai waktu sore hari tiba, saya masih melayani tamu di rumah bersama keluarga istri saya lainnya. Hari ini kami kedatangan para rombongan guru dan kepala sekolah seluruh Kabupaten Pidie Jaya, mereka merupakan rekan kerja dan mantan rekan kerja ibu mertua saya. Karena ibu mertua saya merupakan mantan kepala sekolah di beberapa Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Pidie Jaya. Saat ini ibu mertua saya merupakan kepala Sekolah Unggul di Kabupaten Pidie Jaya. Sehingga beliau memiliki banyak relasi dan rekan kerja.

Di malam hari, aktivitas saya masih hanya di rumah dan masih melayani para tamu yang datang silih berganti. Tapi makin larut malam, para tamu berangsur berkurang dan sekitar pukul 11 malam, tidak ada lagi yang datang ke rumah. Kami pun menutup pintu pagar dan pintu rumah. Kemudian kami beristirahat di dalam rumah.

Info:

Saya dan tim mengadakan kontes fotografi dalam The Diary Game, anda dapat mengunjungi link berikut ini untuk info lebih detail tentang kontes.
https://steemit.com/hive-103393/@steem.sea/steem-sea-community-contest-part-2-photography-in-the-diary-game

Kami bergabung dalam tim Aceh-Indonesia yang terdiri dari saya sendiri sebagai leader, @muzack1, @ernaerningsih, @lord-geraldi dan @p3d1.