The Diary Game [Tuesday, April 19, 2022] Writing Training for Communication Boys and Girls

View di tepi pantai yang terlihat indah menjelang berbuka puasa.

---

Setelah sekian lama tidak menulis The Diary Game karena kesibukan kampus yang masih menyita waktu sampai sekarang, akhirnya saya memaksakan diri menulis tema yang saya sukai ini di @steem.sea. Banyak hal yang berubah setelah hampir dua bulan tidak menulis The Diary Game. Jadi kalau ada yang harus diperbaiki, mohon masukan dari @anroja, @mirzamg, @nazarul, @herimukti, @radjasalman, @muzack1, dan para moderator lainnya. Sebelumnya, ada @harferri yang menyarankan saya melakukan power up dan sudah saya lakukan dan akan saya lakukan lagi secara bertahap.

Di tengah puasa Ramadhan, saya tetap memiliki kesibukan yang tinggi. selain utang pekerjaan tahun lalu yang masih tersisa, seperti buku yang belum rampung, pekerjaan tambahan setiap hari bertambah.

Seperti hari ini, saya memiliki jadwal mengajar meski hanya satu mata kuliah. Setelah itu, ada pelatihan menulis siaran pers bagi Putra Putri Komunikasi. Ini adalah mahasiswa pilihan dari Jurusan Ilmu Komunikasi. Sudah dua pekan pelatihan menulis ini ditunda karena tidak ada ruangan di Kampus Bukit Indah. Saya menyarankan mereka menggunakan ruangan kuliah pascasarjana di Kampus Lancang Garam. Mulanya mereka ogah karena agak jauh dari lokasi sebagian besar mahasiswa yang rata-rata tinggal di luar Kota Lhokseumawe.

Tapi akhirnya mereka sepakat juga di Lhokseumawe. Selain menjadi pemateri, saya juga membantu mencarikan ruangan kegiatan bagi mereka. Saya pikir, terkadang mahasiswa sekarang terlalu manja dan tidak mau bekerja keras.

---

Mengajar teknik menulis siaran pers bagi Putra Putri Komunikasi 2022 di Kampus Lancang Garam.

---

Selalu ditutup dengan berfoto bersama seusai pelatihan.

---

Saya membutuhkan waktu dan mencari beberapa referensi untuk membuat materi pelatihan dan agak berbeda dengan perkuliahan. Tapi yang mengecewakan, hanya sebagian kecil peserta pelatihan yang membaca materi. Padahal, saya sudah capek membuat materi dan membutuhkan waktu juga. Padaha lagi, melatih mahasiswa lebih sering tidak ada honornya, hehehehe.

Buat saya, honor bukan masalah. Khusus untuk mahasiswa, sejauh saya tidak mengeluarkan biaya yang banyak, misalnya untuk transportasi dan penginapan, tidak masalah tidak ada honor. Ketika memberi pelatihan siswa MAN Lhokseumawe, saya juga bilang masalah honor tidak perlu dirisaukan. Ada pihak lain yang mengundang saya dan memberikan honor lumayan, misalnya perusahaan migas dan sebagainya.

Setelah pelatihan yang memakan waktu hanya 1,5 jam, saya menulis berita kegiatan tersebut dan kemudian salat Dhuhur di Meunasah Lancang Garam. Sorenya, saya bergabung dengan kawan-kawan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe berbuka puasa bersama di Pondok Bahari di pinggir Pantai Ujong Lhokseumawe.

Ini untuk pertama kali AJI Lhokseumawe buka puasa bersama di pinggir pantai. Biasanya, sejak saya ketua AJI Lhokseumawe, kami lebih memilih buka bareng di kafe atau rumah makan. “Kita cari suasana baru,” ujar Irmansyah, Ketua AJI Lhokseumawe.

---

Seolah-olah tidak sadar difoto, padahal....

---

Sesekali berjumpa dengan Madan, mantan kameramen SCTV yang dulu sering meliput konflik bersama.

Memilih tempat di ruang terbuka, dengan cuaca yang sejuk dan deburan ombak yang terdengar syahdu, memang mengasyikkan. Tapi bukan tanp risiko. Cuaca belakangan ini sulit diprediksi. Sebentar cerah, satu jam kemudian sudah turun hujan deras.

Tapi sore itu, cuaca sejuk dan angina berembus manja. Sinar rembulan bersinar terang meski sesekali tertutup awan hitam. Kami mengabadikan momen tersebut dengan kamera.

Saya baru ingat kemudian bahwa malam besok purnama sehingga mala mini bulan bersinar terang. Saya selalu menyukai purnama di pinggir laut yang cahayanya keemasan memantul di seluruh permukaan laut.

Malamnya saya salat di Masjid Islamic Center seperti biasa. Pergi bersama dua anak cowok yang mengajak dua kawannya. Setelah salat, seperti biasa kami minum kopi di Bejee.[]

---

Angle selfi dari Bang Raja Eumpang Breuh yang juga anggota AJI Lhokseumawe.

---

View pantai menjelang matahari tenggelam, siluet kemerahan masih terlihat di batas cakrawala.