The diary game, Kamis 14 Maret 2024//Bazar Ramadhan di Masjid As Shadaqah

ASSALAMUALAIKUM

---

Hari ini merupakan puasa ke tiga untuk tahun ini 1445 H. Pagi hari aku mulai dengan mencuci pakaian, lalu hanya bersantai di bangku depan rumah ibuku. Halaman rumah ibuku dikelilingi pagar, sehingga anak-anak sangat aman bermain di pekarangan. Sambil mengawasi anak-anak bermain dan beristirahat setelah mencuci pakaian yang sangat banyak, aku mulai mengambil hp untuk membuat sebuah diary di akun Steemit ku.

Jelang siang ketika matahari sudah mulai panas, aku mengajak anak-anak masuk ke dalam rumah untuk bermain di dalam saja. Tidak lama datang kakakku yang tertua, dia mengantar dua orang anaknya karena ingin bermain dengan anakku di rumah neneknya. Hari ini anakku yang perempuan dan sepupunya yang perempuan juga tidak berpuasa, jadi aku masak buat mereka.

Siang ini aku membuat kuah ikan masam keueng yang sangat disukai oleh anak-anak di keluarga kami, dan kuah sayur bening. Sayuran yang aku pakai hari ini adalah sawi, wortel dan tauge. Anak-anak makan bersama usai bermain. Ketika azan dhuhur aku menyuruh anak-anak shalat dilanjutkan dengan mengaji Al Qur'an sebentar.

Pukul dua siang semua anggota keluarga sudah masuk ke kamar untuk tidur siang. Cuaca di Banda Aceh sangat panas, jadi aku memutuskan untuk membuatkan sop buah untuk anak-anak ketika aku bangun tidur siang. Dengan bahan yang sudah ada di rumah, mulai dari sirup, susu, hingga buah-buahan semuanya ada. Sehingga ketika anak-anak bangun tidur, sop buahnya sudah siap di santap.

Sorenya suamiku mengajak kami berjalan-jalan sambil membeli makanan untuk buka puasa. Kami hanya membawa serta anakku yang laki-laki saja, sedangkan anakku yang perempuan tidak mau ikut, dia menunggu sepupu-sepupunya dijemput. Barulah setelah mereka pulang, anakku pergi juga jalan-jalan dengan adikku yang bungsu. Aku masih punya adik bungsu yang masih kuliah, dia suka sekali bermain dengan keponakannya.

Di halaman masjid kami, masjid As Shadaqah Lamlagang mengadakan bazar Ramadhan yang menjual aneka makanan untuk berbuka puasa. Kami pergi ke bazar tersebut untuk meramaikan acara kampung ini. Di sini kami membeli macam-macam kue yang lumayan banyak, tapi hanya 5 potong yang kami bawa pulang ke rumah. Selebihnya kami berencana mengantarkan ke Dayah tempat suamiku dulu mengajar.

Letak Dayah kami tidak jauh dari masjid, bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja. Nama Dayahnya adalah Nidhamul Fata, milik Abah Zumirta Fastawa. Dulu sejak kuliah S1 sampai sebelum menikah denganku, suamiku tinggal di sini sambil mengajar di malam harinya. Di sela-sela waktunya suamiku dulu berjualan baju di toko pamannya di pasar Aceh.

Sesampai di Dayah hanya ada Ummi dan anak-anak nya, sementara Abah tidak ada di tempat. Kami singgah di sini sebentar mengunjungi Ummi, berbincang-bincang sebentar. Lalu kami izin pulang karena hari sudah jelang buka puasa. Di depan Dayah kami bertemu salah seorang teman suamiku yang masih setia di Dayah bahkan setelah menikah dan memiliki seorang anak. Namanya Tengku Abdon, kebetulan beliau baru saja pulang umrah. Jadi kami mendapatkan sedikit oleh-oleh berharga dari tanah suci dari Tengku Abdon. Ada air zamzam, musabah, kacang-kacangan dan lainnya.

Sesampai di rumah aku segera ke dapur menghidangkan makanan untuk berbuka puasa. Walaupun aku sudah membuat sop buah dari siang tadi yang keadaannya di kulkas saat ini sudah dingin dan semakin sedap, tapi suamiku minta dibuatkan madu hangat. Kebetulan beberapa malam yang lalu adik suamiku mengirimkan madu asli dari Langsa kampung halaman suamiku.

Di atas meja makan aku melihat sudah ada mie bakso dan mie ayam yang dibelikan oleh adikku bersama anak perempuanku tadi sore. Jadi menu buka puasa hari ini selain kue, ada mie ayam, bakso dan ada lauk pauk untuk makan nasi. Setelah makan mie, kami semua sudah kekenyangan, jadi tidak ada yang makan nasi lagi. Semua lauk aku simpan di kulkas untuk makan sahur nanti.

Sudah berapa hari puasa di sini, kami hanya shalat tarawih di rumah saja. Karena aku masih punya anak yang kecil, takut kalau aku tinggal malam-malam terlalu lama dengan adikku, mereka akan menangis. Dan mau tidak mau suamiku juga harus berkorban tidak shalat ke masjid, hanya tarawih di rumah saja berjamaah bersamaku.

---

Salam,

@desisusanti
About me

---