The Diary Game - Senin, 12 Oktober 2020

Pagi senin di awal pekan saya mengawali aktifitas ba'da subuh dari kampung halaman setelah dua hari ini melaksanakan kewajiban rutin menjaga Ibunda tercinta. Tepat pukul 07.00 WIB setelah memanaskan si silver dan pamit dengan Ibunda, saya berangkat menuju Kota Lhokseumawe yang berjarak 45 km dari Kota Matang Glumpang Dua. Tempat di mana lebih kurang 15 tahun ini saya tinggal dan mengabdikan ilmu yang saya miliki untuk mendidik anak bangsa.

Waktu yang saya tempuh untuk sampai ke tujuan lebih kurang lima puluh menit dan pukul 07.50 WIB saya tiba di rumah yang menjadi tempat peristirahatan kami selama ini. Setelah sarapan pagi saya mengantar istri ke kantor nya lalu saya meluncur ke tempat dinas. Tadi pagi sekitar pukul 06.45 WIB, Bapak Drs. Saifuddin, MM yang merupakan kepala sekolah tempat saya bertugas menelpon dan menginformasikan bahwa pagi ini jam 10.00 akan mengadakan rapat terbatas untuk membicarakan tentang progres belajar daring yang telah berlangsung selama dua bulan ini.

Ketika jam menunjukkan pukul 10.15 WIB rapat terbatas di ruang kepala sekolah yang dihadiri para wakil, pengajaran dan guru Bimbingan Konseling ini berlangsung dengan santai. Rapat kecil yang dibuka wakil kurikulum ini membahas tentang rencana belajar tatap muka secara terbatas. Memang kondisi Kota Lhokseumawe yang masih belum mereda pandemi proses belajar berlangsung secara daring. Rapat terbatas yang berlangsung lebih kurang satu ini berakhir pukul 11.50 WIB. Lalu saya pamit meninggalkan halaman sekolah dan pulang ke rumah untuk istirahat sampai magrib tiba.

Halaman sekolah yang nampak sepi

Menjelang magrib sengaja saya lebih cepat ke Mesjid untuk menikmati keindahan alam saat sunset sore ini. Pemandangannya yang indah membuat momen seperti ini sering ditunggu - tunggu banyak orang. Bahkan momen tenggelamnya matahari banyak yang rela mencari tempat terbaik dan terindah hanya untuk menikmati sunset, alias matahari terbenam.

Sunset dari atas bukit panggoi

Melihat sunset sore hari bisa dijadikan sarana menghilangkan lelah dan penat setelah seharian beraktifitas yang menguras tenaga dan pikiran kita. Dengan melihat proses matahari turun ke peraduan dan tenggelam di ufuk barat bisa menciptakan rasa syukur kita atas ciptaan Allah SWT yang maha sempurna.

Ba'da magrib di mesjid Babul Huda

Bandara Kupi Cunda

Sepanjang hari yang saya lalui terasa ada yang kurang karena dari pagi saya belum ngopi. Ba'da shalat Isya saya menuju ke kafe langganan sejenak untuk menikmati kopi hitam sambil menuangkan diary sepanjang hari ini sampai pukul 22.00 WIB saya pulang lalu istirahat agar besok hari bisa bangun lebih segar.

Menikmati secangkir kopi malam ini

Terima kasih selalu saya ucapkan kepada @ernaerningsih, @anroja, dan @inwi atas dukungan dan masukannya.

By @fadlymatch