The Diary Game, Rabu 10 April 2024 / Minal Aidin Wal Faizin

Suara takbiran di Meunasah berlangsung sampai pukul 3 pagi, hampir pukul setengah 4 pagi malah, aku tidak bisa tidur nyenyak, sebentar-sebentar terbangun dengan suara takbiran. Pagi ini aku terbangun pukul setengah 7 pagi, shalat subuh belum, aku di bangunkan oleh istriku, saat pergi ke sumur masih ada adik iparku yang sedang mandi, setelah itu anak ku dan istriku. Aku hanya berwudhu kemudian shalat subuh, baru setelah itu aku mandi dan siap-siap pergi shalat IED.

Semuanya telah berangkat pergi shalat IED, tinggal aku dengan Istri dan anak bungsuku. Biasanya anakku akan ku titipkan pada ponakan, tapi mereka semua juga pergi shalat IED. Jadi aku harus membawa ke dua anakku ke mesjid. Hampir masuk waktu Shalat IED , kami bergegas supaya tidak telat. Tiba di mesjid banyak jamaah sedang duduk dan berdiri di tangga mesjid, jamaah di dalam sudah hampir penuh. Aku langsung masuk dan mengambil Syaf yang masih kosong.

Pulang dari mesjid aku bersilaturahmi dengan keluarga mertuaku, lalu ke famili yang lain. Sebentar lagi aku akan pergi ke pemakaman orang tuaku yang laki, Ibu dan keluarga ku yang lain masih di Banda Aceh semua, mungkin besok mereka kembali. Aku sendiri aja pergi ke kuburan, anak dan istriku tidak ikut, mungkin besok kami kembali lagi sekaligus membersihkan rumah ibu, sebab di rumah tidak ada penghuni jadi harus ku bersihkan agar waktu keluarga besar ku kembali , rumah sudah bersih.

Di area pemakaman masih banyak orang , aku menunggu sebentar agar longgar sedikit baru aku gabung. Setelah dari kuburan aku pulang melewati beberapa rumah famili. Aku bersilaturahmi dengan abang-abang dan sepupu. Perutku sudah penuh dengan makanan, jadi aku hanya minum saja. Aku menelepon ibuku, meminta maaf lahir dan batin. Insha Allah Beliau besok pulang kampung.

Sampai di rumah membeli rokok di kios, lalu pulang dan santai sambil makan keripik pisang, air dingin dan menghisap sebatang rokok, shalat dhuhur dan istirahat.

Bangun tidur aku tidak kemana-mana, hanya duduk saja di depan rumah bersama dengan adik iparku. Ada juga tamu-tamu yang datang, kebanyakan tamu mertua dan adik iparku. Aku lapar dan ingin mie bakso, ku beli mie bakso dengan adik iparku di pasar, ku bawa pulang dan makan bersama, ada 5 bungkus bakso yang ku beli beserta mie kuning.

Saat malam aku membawa anakku pergi membeli senjata mainan . Dia bermain di rumah, aku dan istriku menemani mereka sambil sambil menikmati minuman soda yang di beli tadi.