The Diary Game (11 September 2020) : Nostalgia di Taman Kanak-Kanak

Ni hao!

Sahabat steemian's dimanapun berada, jangan lupa terapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19, ya!

Pagi-pagi yang tidak terlalu pagi saya bersama adik laki-laki berangkat ke kantor geuchik (kepala desa) yang terletak di Jl. Pramuka Desa Hagu Teungoh. Kedatangan kami bertujuan untuk mengurus persyaratan beasiswa PIP sang adik. Sebelumnya adik saya sendiri yang membuat janji temu dengan Pak Geuchik/Pak Kades. Bisa dibayangkan seorang anak laki-laki kelas 7 MTs dengan santainya membuat janji temu dengan kepala desa yang seusia ayahnya sendiri. Aneh memang.

Kantor Geuchik Gampong Hagu Teungoh

Persis di sebelah kiri kantor kepala desa berdiri sebuah bangunan bersejarah dalam bagian masa kecil saya. Bangunan yang masih berdiri kokoh itu bernama Taman Kanak-Kanak (TK) Malikussaleh. Sembari menunggu adik saya menyelesaikan urusannya, saya dengan asyik menunggu di luar sambil bernostalgia saat berusia 5 tahun-an dulu. Terbayang saat saya bermain menyusun balok hingga menyaksikan teman TK saya pup di celana. Pengalaman yang berkesan namun suram.

TK tempat saya menghabiskan masa kecil dulu

Pukul 11.00 WIB kami pun pulang melewati jalanan Pantai Ujong Blang. Ini merupakan langkah treatment tidak rutin untuk saya yang mengidap thalassophobia alias ketakutan terhadap laut. Alhamdulillah semenjak saya mendapatkan info dan nasihat sana-sini akhirnya phobia tersebut perlahan mulai berkurang. Saya berdo'a agar dimudahkan jalan untuk menghilangkan phobia ini. Aamiin...

View sepanjang jalan darussalam menuju pantai Ujong Blang

Sekitar lima menit kemudian kami sampai di rumah. Saya langsung disuguhi bahan eksperimen memasak yaitu tauge yang dibudidayakan oleh sang ayah dunia akhirat. Tauge hasil panen itu sangat "glowing" di mata saya tetapi agak kurus-kurus, sepertinya itu tauge kurang gizi ya, steemian's.

Tauge imut yang kurang gizi

Siang harinya saya melakukan aktivitas rutin yaitu memantau dan membantu adik-adik mengerjakan pekerjaan rumah sekolah (PRS) jika diperlukan. Rasa malas bergerak mendorong saya untuk malas mengerjakan PRS, ikut seminar atau kajian online. Sebagai gantinya, saya berencana untuk jalan-jalan keliling kota bersama saudara jauh ku.

Selepas ashar kami pun langsung action untuk jalan-jalan. Entah kenapa jalanan hari ini sepi. Usut punya usut ternyata ini adalah hari jum'at barokah karena jalan yang tidak terlalu ramai membuat kami lebih leluasa untuk freestyle di tengah jalan.

Kami membeli dua bungkus sate padang di Desa Kutablang dengan rincian satu bungkus sate ayam dan satu bungkus lagi sate daging sapi dengan total Rp. 24000. Selain itu kami juga membeli minuman di depan Alfamart Pasar Inpres dengan nama gerai "Es Gak Beres" yang dibanderol Rp.5000 per pcs. Meskipun tidak beres kami tetap membeli minuman varian cokelat dan creamy latte karena rasa haus sudah menyerang esofagus.

Menikmati sate padang yang dijajakan di Aceh

Kami shalat isya dirumah saudara jauh saya, kemudian saya pulang ke rumah yang jaraknya kira-kira hanya sekitar satu kilometer saja.

Kerabatku menunaikan shalat isya

Demikian tulisan sederhana yang dapat saya tuangkan di kontes thediarygame. Semoga teman-teman steemian's bisa enjoy dengan diary saya, ya!

Terimakasih kepada bang @anroja, kak @ernaerningsih, bang @nazarul dan khususnya tuan guru @radjasalman yang senantiasa mendukung karya tulis sederhana yang saya tuangkan di platform keren ini.