Pandangan Hujan, Pikiran Daun & Keberadaan Batu

Hujan yang turun meletakkan pandangan ke awan seakan tak kuasa berada bersama tanah, mencoba meresapi tanah berharap menemukan awan kembali. Pada dingin subuh engkau menjadi gumpalan-gumpalan kristal yang menempel di daun-daun, menunggu dengan sabar sampai matahari kembali meniadakanmu, sebagian dari engkau tersapu angin dan tetap bersama tanah di dasar yang paling rendah. Sadarlah hujan, engkau membawa kehidupan untuk yang hidup, kenapa harus kembali kepada awan yang tak memberikan ruang untukmu berbagi hidup dengan yang membutuhkan. Sadarlah hujan, awan hanya memberikan engkau posisi tinggi tetapi tidak meninggikan derajatmu wahai hujan.

Daun yang jatuh merindukan ranting di pohon, berharap bisa kembali menyatu dengan ranting untuk menampilkan keindahan serta memberikan kesejukan terhadap semua makhluk yang berada disekitar pohon. Daun yang jatuh marah terhadap angin yang memisahkannya dengan ranting, menjadikannya tiada berarti. Ada kerinduan terhadap warna hijau yang penuh kebanggaan sehingga mengutuk waktu yang telah menjadikan warnamu berubah menjadi kuning, coklat, kering dan rapuh. Sungguh waktu selalu menang dalam setiap pertempuran. Kemarahan tersebut membuat daun buta akan arti kehidupan. Sadarlah daun, untuk memberikan kesejukan engkau tak perlu harus selalu indah dan menawan, sadarlah daun untuk memberikan kehidupan kepada yang hidup engkau tak perlu harus selalu hidup. Sadarlah daun, untuk menjadi berarti tidak selalu harus memiliki peran yang bisa dilihat dengan kasat mata. Sadarlah wahai daun, dalam matipun engkau berarti, jatuhpun engkau tetap tinggi. Peranmu yang sangat penting untuk kesuburan tanah. Tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan, semua memiliki peran.

Batu yang sudah dilempar tidak bisa dikembalikan kepada tangan yang melemparnya. Terlepas dan berpindah tempat, membentuk ruang baru yang tak bisa di hindari antara baik dan buruk. Tidak ada yang bisa mengembalikan waktu yang telah berlalu, itulah sejatinya kehidupan.

Tidak perlu menyesal akan suatu kejadian dalam kehidupan, karena setiap tindakan pasti mempunyai konsekuensi yang harus diterima. menyesal bukan pilihan, toh penyesalan tidak pernah bisa mengembalikan apa yang sudah terjadi. Pahamilah setiap kejadian tersebut selalu membawa berkah bagi kehidupan, karena semuanya terjadi dengan izin Tuhan bukan terjadi dengan sendirinya. Tidak ada suatu kejadian yang luput dari 'konsep Tuhan'!