Assalamualaikum sahabat steemit.
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi sedikit cerita tentang kegiatan pelatihan KSM (kelompok swadaya masyarakat).
Sebenarnya kagiatan ini telah berlangsung selama dua hari, di karenakan banyak kegiatan yang harus saya lakukan jadi saya tidak sempat membagikan ceritanya.
Sebelumnya saya ingin sedikit menjelaskan apa itu program Kotaku!
Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) merupakan salah satu upaya strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di perkotaan dan mendukung “Gerakan 100-0-100”, yaitu 100 persen akses air minum layak, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak. Program Kotaku dalam pelaksanaannya menggunakan platform kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kota/kabupaten, masyarakat dan stakeholder lainya dengan memposisikan masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota sebagai pelaku utama (nakhoda).
Sumber pembiayaan Program Kotaku berasal dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, swadaya masyarakat dan pemangku kepentingan lainya (stakeholder) serta dari lembaga mitra pembangunan pemerintah (World Bank-WB; Asian Infrastructure Investment Bank-AIIB dan Islamic Development Bank-IsDB).
Tujuan umum program ini adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan dan mencegah timbulnya permukiman kumuh baru dalam rangka untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan.
Pada tahun ini KOTAKU membuat sebuah program Cash For Work (CFW) yang bertujuan untuk menanggulangi penurunan daya beli akibat Covid-19 yang berdampak langsung pada masyarakat berpenghasilan rendah. CFW disalurkan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Untuk membiayai para tenaga kerja yang di ikutkan dalam Pekerjaan perbaikan ringan.
Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut di dominasi oleh kaum lelaki, yang terdiri dari Apatur, warga Desa dan Tim Fasilitator sebagai pemateri yang berlangsung selama 30 sampai 60 menit.
Dalam kegiatan tersebut terjadi sedikit ketegangan dimana salah satu warga menyinggung tentang pengelolaan keuangan yang agak menyeleweng menurutnya dalam program tersebut. Jika berbicara tentang Keuangan tentunya merupakan hal yang sensitif bukan?!
Maka dengan sigap bapak Bendahara Desa berdiri dan menjelaskan panjang lebar pada masyarakat tentang bagaimana pengelolaan dana tersebut agar transparan dan terbuka, guna mencegah terjadinya kesalahpahaman antara masyarakat dengan BKM selaku pengelola keuangan. Thank's to Bang Didik atas ceramah no jutsu nya.
Salam saya @irsyad04