Tadi pagi sayang berangkat ke sekolah sebagaimana biasa, tiba-tiba terjadi sebuah musibah yang menyayat hati. Seorang anak sekolah terjatuh dari keretanya sepertinya disebabkan oleh sebuah mobil berhenti tiba-tiba di depannya.
Jaraknya kira-kira 100 meter dari tempat saya sedang mengenderai sepeda motor . Karena sudah banyak yang berhenti saya pun harus berhenti, karena jalanan sudah penuh. Sedangkan mobil di depan melambatkan jalannya, seperti mereka memantau apa yang terjadi dengan siswa yang jatuh tersebut dari kaca spionnya. Mereka tidak membuka kaca spionnya. Lalu beberapa saat setelah dibantu oleh warga mobil tersebut tidak jadi berhenti dan berjalan seperti tidak ada kejadian apa-apa.
Kejadian ini sekali terlihat dan terjadi di depan mata saya dan bahkan saya sendiri pernah mengalaminya tiba-tiba sebuah menyerempet mobil, ketika saya berhenti mereka malah lari sambil merepet kepada. Dalam kejadian tadi pagi saya dan beberapa warga berhenti menolong si anak tersebut. Warga membantu si anak dan dengan menanyakan kondisinya. Namun setelah kejadian tersebut si anak tersebut berlalu begitu saja. Seorang bapak menghampiri saya berkata "hana Terima kasih Meubacut" (tidak ada ucapan terima kasih). Saya spontan bertanya "kiban dengan pelakunya pak " (Bagiaman dengan pelakunya pak?). Sama Punngo (sama gilanya, sahut bapak tersenbut). Saya hanya terdiam dan tidak bisa komentar banyak, takutnya malah jadi sasaran omelan warga yang berbaik hati menolong.
Di kantor, setelah kejadian tersebut teringat dengan guru saya, namanya bahan bapak Ilyas (allahumma fir lahu) pendiri Harvard English School (HES) di Banda Aceh. Beberapa bulan saya ikut kursus di lembaga beliau, dengan harapan bisa bahasa Inggris dan ke luar negeri, eh ternyata bukannya ke Inggris sampainya, malah ke Arab. alhamdulillah juga di Bandara bisa baca bahasa Inggris juga, welcome...h aha .
Suatu hari bercerita tentang sebuah kisah menarik, tapi saya tidak tahu apakah kisah tersebut ali atau karangan beliau. Walaupun itu sebuah karangan tapi sangat berkesan bagi saya. Beliau bercerita tentang disiplinnya transportasi di Amerika saat beliau kuliah. Saya membayangkan seperti Transjakarta yang punya shift dan waktu tertentu datang dan pergi. Walau hudi tahun 2000-an belum bisa membayangkan bagaimana bus itu bisa diatur sedemikian rapinya waktunya. Suatu hari terjadi suatu peristiwa di mana sopir harus berhenti lebih lama, demi membantu seorang yang terlambat. Setelah dia membantu dan tiba di pemberhentian nya dia hanya membayar, lupa mengucapkan mengucapkan terima kasih. Reaksi si sopir marah, maafkan saya tidak butuh uang, saya butuh lebih menghargai bila anda mengucapkan terima kasih dibandingkan uang.
Kejadian inilah coba hubungkan dengan kejadian tadi dan si bapak tua yang tadi menolong si anak tersebut dengan bersama warga. Ternyata telah terjadi pergeseran yang luar biasa di sangat sulit mengucapkan terima kasih, bahkan terhadap orang yang membantu kita kemudian.
Satu hal lagi bahwa lari, tidak bertanggung jawab nya orang-orang yang menabrak atau penabrak di jalan itu bukan hanya sekali mungkin sudah menjadi suatu kebiasaan baru selama banyak mobil dan banyak kendaraan. Walau dalam kejadian tersebut di atas mungkin anak-anak tersebut tidak mengalami luka atau dia takut juga bermasalah kalau, begitu selesai dibantu warga langsung cabut gooo.
Semestinya ini tidak terjadi, di negeri ini. Karena tanpa simbol-simbol negeri syariat, kita berkewajiban secara moral membantu setiap orang yang lagi musibah. Apalagi musibah tersebut disebabkan oleh kita. Semoga ini adalah kejadian yang terakhir yang kita lihat atau dialami oleh kita.
Kenapa saya bercerita seperti ini, karena ini saya juga punya anak yang setiap hari memakai sepeda motor, begitu juga dengan anda. Mungkin bisa jadi suatu saat menjadi kita juga jadi korban atau pelaku semoga. Kejadian ini menjadi renungan buat kita semua atau siapapun. bayangkan kalau itu terjadi pada anak kita saudara kita adik kita atau orang tua kita betapa sedihnya si anak tersebut mungkin pada saat tersebut dia tidak mengalami luka goresan adalah sebagainya hanya terjatuh dan dia pun lupa mengucapkan terima kasih karena mungkin saking takutnya dengan apa yang dialami secara tiba-tiba. Walaupun kita sebenarnya juga harus mengingatkan kepada anak-anak kita untuk hati-hati berkendaraan dan jangan lupa si Tengkyu terhadap orang-orang yang menolong kita apapun kasih.
indonesiapartner.blogspot.com
Terima kasih atas vote dan resteemnya @anroja @steemseacurator @steem.amal dan semua stemian
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit