Celoteh Nasehat Malam Tanpa Arah

Malam ini Nyak Kaoey ingin pleh bren, ingin bercakap dengan menggunakan hadihmaja secara bebas, tanpa topik khusus, tapi biar mengalir begitu saja. Ini asbab Nyak Kaoey lagi pening bin puyeng karena banyak kerjaan dalam sepekan ini, sampai membuat postingan pun jadi lupa-lupa ingat.

Ini juga karena Gam Peureukuek sama peningnya dengan Nyak Kaoey, apa saja yang ditanyakan kepadanya selalu tanpa jawaban yang pasti. Singkatnya seperti kata peribahasa Aceh zaman dulu hana jitupeu bahsa. Dikiranya dia tahu duduk persoalan yang menjadi topik pembahasan, nyatanya dia tak tahu apa-apa.

Meski demikian cukuplah secangkir kopi panas bagi Nyak Kaoey dan Gam Peureukuek untuk saling memahami. Seberat apapun beban pekerjaan, hidup harus tetap dinikmati, dan persahabatan dalam secangkir kopi lebih nikmat dari kopi itu sendiri, tak perlu berkeluh kesah apa lagi sumpah serapah, karena kata Endatu, pukat pih lheuh peuraho pih beukah, seurapa nang-mah gadoh bahgia. Jangan sampai kamu diseurapa oleh orang tuamu sendiri, jika itu terjadi maka kelar hidupmu.

Nyak Kaoey menambahkan, terhadap orang tuamu berlakulah leumah-leumot, meunurot meubahgia, di sana kamu akan memperoleh kedamaian, karena krang ceukang bantahan ceulaka, tabiat keras dan membantah orang tua itu hanya akan membuat celaka diri sendiri.

Sebaliknya, orang tua juga harus berbuat baik terhadap anak-anaknya. Miris kit abaca di surat kabar belakangan ini, ada orang tua yang tega menggagahi anaknya sendiri. Tabiat orang tua seperti itu tak ubahnya lagee bace pajoh aneuek, tabiat durjana yang celaka dua belas.

Dalam pertemanan juga berlaku hubungan timbal balik, baik kita berikan tentu akan baik pula balasannya, buruk kita lakukan tentu buruk juga dampak yang kita terima. Ini yang sejak zaman dahulu sudah dinukilkan oleh Endatu yang menegaskan bahwa: jirom geutanyoe ngon bajoe, tarom jih ngon nuga, jirom tanyoe ngon tumpoe, tarom jih ngon bada.

Sebagai penutup celoteh singkat ini Nyak Kaoey berpesan, peunyaket bek tamita, bahya bek talakee, jangan mencari-cari kesusahan dalam hidup ini. Bertingkahlah sewajarnya menurut kadar dan kemampuan masing-masing, seperti kata Endatu, jak ban laku linggang, pinggang ban laku ija, duek ban laku teumpat, pajoh ban laku atra, maka aman hidupmu.

PAKINANGAN, Ragam peralatan upacara adat tradisional Aceh yang terbuat dari kuningan [foto: dok pribadi]