Jalan-jalan atau berpiknik sangat diperlukan untuk anak rantauan, setuju atau tidak?
Sudah beberapa hari ini aku hanya berdiam diri di kamar kos yang hanya berukuran sekitar 3x3 meter itu, sesekali aku keluar untuk membeli makanan. Sedang isolasi mandiri kah karena terkena covid? Tidak. Alhamdulillah aku sedang tidak menjadi pasien covid yang harus isolasi mandiri atau semacamnya. Hanya saja karena sedang tidak ada kegiatan yang mengharuskan aku untuk keluar kos. Sering kali rasa bosan menyelinap, membuat aku terfikir ingin pulang ke kampung halaman. Aku menceritakan kepada Rahmatan bahwa aku sangat bosan karen berada di kos terus-terusan. Rahmatan mengajak aku refreshing di hari Minggu, kali ini tujuannya ke bukit Siron, Indrapuri, Aceh Besar.
Minggu jam 7 pagi aku sudah di jemput oleh Rahmatan. Setelah membeli bekal untuk sarapan barulah kami berangkat.
Ada dua orang teman Rahmatan juga yang ikut yaitu Yasarah dan Tiwi. Kami berangkat dengan menggunakan dua sepeda motor. Aku di bonceng oleh Yasarah, dan rahmatan bersama Tiwi.
Perjalanan dari Ulee Kareng ke Siron lumayan jauh, kami berangkat jam 07.50. Di perjalanan kami berhenti dua kali, yang pertama di Lambaro, dikarenakan ban motor milik Tiwi seperti agak kempes maka kami berhenti di salah satu bengkel untuk mengisi angin. Kemudian di SPBU Aneuk galong untuk mengisi bensin.
Yasarah mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi, jalan yang berkelok-kelok dan sempit bukan halangan baginya, aku di belakang berpegangan sangat erat dan lumayan ketakutan. Tapi Alhamdulillah jam 09.03 kami sudah sampai di tempat tujuan.
Setelah menunggu Rahmatan dan Tiwi sampai di tempat tujuan barulah kami mendaki bersama-sama.
Setelah setengah perjalanan kami mendaki, kami beristirahat dibawah pohon jamblang yang lumayan rindang. Disitulah kami menyantap bekal yang sudah kami bawa. Usai makan barulah kami berfoto-foto ria. Kemudian melanjutkan mendaki sampai ke bukit paling tinggi. Bekal minuman kami sudah habis tanpa sisa, kami sangat kehausan, beruntung ada rombongan ibu-ibu yang turun dan mendengar bahwa bekal minuman kami habis lalu ibu-ibu tersebut meminta anaknya untuk memberikan minuman yang tersisa dari keranjang bawaan mereka. Alhamdulillah ada dua gelas air mineral yang diberikan oleh anak ibu tersebut.
Ketika sampai di atas kami beristirahat lagi, sambil menikmati hijaunya hamparan perbukitan, Rahmatan mengatakan ingin mendengar Yasarah mengaji. Yasarah ternyata seorang qari'ah. Aku merequest surah Maryam, Tiwi merequest surah Ar-Rahman dan Rahmatan merequest surah Al-Mulk, Yasarah pun membacakan beberapa ayat dari surah yang kami request, MasyaAllah suaranya indah.
Setelah merasa cukup untuk berfoto-foto kami pun bergegas untuk turun karena jam sudah menuju ke arah jam 12 lewat.
Rahmatan mengajak untuk melakukan operasi semut, yaitu mengutip sampah yang ada disekitar kami, itu ide yang sangat bagus dan mulia menurutku, sambil mengutip sampah Yasarah juga berpesan agar kami meniatkan kegiatan tersebut karena Allah, hmm berkumpul dengan sahabat-sahabat sholehah kesannya emang beda ya😊😍, adem.
Karena kami tidak membawa plastik awalnya sampah yang bisa kami kutip sangat sedikit jumlahnya. Kemudian aku melihat ada seutas tali dan terpikir untuk mengikat sampah-sampah yang ada dengan tali tersebut agar sampah yang kami kutip bisa muat lumayan banyak. Setelah talinya habis tersimpul pada sampah-sampah yang sudah terkumpul kami pun turun.
Di seberang jalan ada kios kecil milik kerabat temanku, Farah. Disitu kami istirahat lagi sambil menikmati kelapa muda yang sangat segar. Kemudian barulah kami pulang
Waw, sungguh pengalaman dan pemandangan yang sangat luar biasa.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit