The Diary Game Better Life [ 22 Mei 2021 ] Meskipun tak bertemu tapi ada rindu

Jam 10.30 pm istri saya menangis menahan sakit dan darah semakin deras keluar, nampaknya janin yang dikandung tak mampu bertahan. Jam 10.30 kami sudah bersiap-siap hendak tidur. Kebiasaan kecil sebelum tidurpun sudah dilakukan, whudu', gosok gigi. tapi malam itu menjadi malam yang ketiga harapan kami menjadi berkurang "nampaknya janin itu tak akan bertahan". Perkataan itu selalu keluar di hati, tapi enggan mengucapkan ke si pemilik kandungan, takutnya hatinya bersedih karna nampak dari raut wajahnya dia masih ingin mempertahankan janin itu.

Dengan perasaan yang sudah campur aduk saya dan istri menuju rumah sakit dengan motor tua dengan gigi tarik motor yang sudah tak bagus lagi. Dengan penuh kehati-hatian saya berusaha menghindari lubang yang ada dijalan karna saya gak mau istri saya merasakan sakit nanti.
Rumah sakit pertama menolak karna pasiennya penuh. Langsung ke RSUD Pariaman alhamdulillah tidak penuh. Istri saya langsung dibaringkan dengan suara lirihnya masih menahan sakit "gak apa-apa sakit bang yang penting janinnya aman" kata itu dia ucapkan ditengah rasa sakitnya. Saya gak tau bagaimana rasa sakit yang dia alami tapi dia masih memikirkan janin ini harus tetap selamat, saya peluk dia dan tetap meyakinkan dia bahwa janin ini akan tetap selamat meskipun saya tau ini udah tanda-tanda keguguran.

_proses administrasi IGD RSUD ariaman

Setelah beberapa menit infus pun dipasang dan pengambilan darah. Nampak lagi istri saya menahan sakit saat proses penyuntikan untuk infus dan ambil darah. Setelah pemasangan infus rasa sakit istri saya mereda dan dokter pun meminta urine istri saya untuk check kehamilan lagi dan hasilnya positif, nampak sekali semringah wajah istri saya. Bahagia tersendiri melihatnya tersenyum. Dia perempuan luar biasa mampu tersenyum disaat sakit.

Jam 01.00 malam akhirnya dokter melakukan pengecekan melalui USG "kita cek USG dulu ya pak" kata dokternya. Lebih dari 25 menit dokter itu kesusahan mencari janin dikandungan istri saya dengan alat USG tersebut. Akhirnya ditemukan juga. Tapi saya tak yakin, karna gambar USG pertama dan kedua jauh berbeda. Firasat saya dokter ini kebingungan karena janin nya tidak ditemukan juga, dan saya berprasangka hasil yang ditunjukan bukan lah janinnya. "Alhamdulillah bang" kata istri sambil menengok saya, dan saya balas dengan senyuman. tak lama "dok minta gambar USG nya dok" kata istri dan langsung tersenyum bahagia seraya memeluk gambar USG yang tak jelas itu. Tak sengaja air mata saya menetes sendiri melihat isteri memeluk gambar USG itu, untunglah pencahayaan di ruangan itu tak terlalu terang jadi gak kelihatan lagi nangis.

hasil usg pertama

Jam 02.00 malam akhirnya di izinkan untuk istirahat dengan baju istri masih dengan bercak darah. Sambil memegang tangan saya dia bercerita tentang bahagianya janinnya masih sehat, sedangkan saya masih dengan kurang percaya karna darah yang kuat lumayan banyak. Mustahil rasanya. Jam 02.30 saya menyuruh istri untuk tidur, saat itu saya ingin memberikan support dengan kata "yok tidur, kalau mau janinnya tetap sehat ibunya harus juga sehat", dengan bahagia langsung memejamkan mata. Dan betapa bahagianya saya waktu itu.

Jam 04.30 am dini hari istri saya hendak pipis dibantu oleh suster dengan bantuan alat pipis tanpa harus ke kamar mandi. Suster pun kaget karena ada gumpalan yang keluar dari istri saya dan itu adalah janin istri saya. Sedih, tangisan nampak di wajahnya "kok bisa dok, bukannya td malam dokter bilang gak apa-apa" kata istri dengan air mata keluar, saya pegang tangan istri saya "gak apa-apa ini ketetapan Allah".

"terasa berbeda bang, Meskipun dia belum hadir ke dunia setidaknya adek pernah ngerasain hamil bang" kata istri setelah dokter diagnosa keguguran. ini adalah anak pertama kami meskipun tidak allah takdirkan kedunia, tidak allah takdirkan bertemu tapi ada juga rindu, meskipun belum bertemu tapi terbesit rindu. nampaknya ungkapan itu lebih cocok menggambarkan suasana hati kami saat ini.

Baiklah steemian itu diary saya hari ini, see you next time.