Baby Tuntong Laut
Wednesday morning I just arrived in Aceh Tamiang after traveling about 3 hours from Lhokseumawe, because there was a sudden activity today that forced my little family and I to travel in the early hours of the morning. At exactly 7 am I arrived in Aceh Tamiang.
When we got home, I immediately dropped things from the car and brought them into the house, after that I relaxed for a moment on the porch of the house while waiting for breakfast to be made by my wife.
At 8 am I have breakfast and get ready for the day's activities. Yes, that night I got a call from a colleague regarding today's agenda, my colleagues and my community, namely "Tuntong Laut Conservation Community" planned to release Tuntong Laut into its habitat, the sea tails have been in captivity for 60 days since it hatches from its egg.
Hemm... by the way, Tuntong Laut is a type of animal that is similar to a turtle or tortoises, in Latin this animal is named Batagur Berneoensis, and more commonly people call it Beluku. These animals only live in a few places in the world, only in the waters of Sumatra, Kalimantan, Malaysia and Thailand, we will not find these animals in other waters apart from those I mentioned above. Now the population of this animal is decreasing, so we are moved to help preserve it.
The animal that has the Latin name Batagur Berneoensis is one of the protected animal species, the same as Blangkas or more often people refer to it by the name Momo.
At 08.30 I went to one of the villages at the end of the Bendahara sub-district, Aceh Tamiang district, precisely at Kuala Genting, at 09.00 I arrived at the location, there were Bang Eki, Bang Anto, Mr. Saiful, Mr. Saiman as the Village Head of Kuala Genting that and several other colleagues who have been waiting for my presence, from there we took a boat to Cemara beach, this Cemara beach is located at the end of the village of Kuala Genting, but access to it cannot be passed by land, we have to cross the Tamiang river to get to that location.
A small pier in aceh tamiang river
Approximately 45 minutes we were on a boat along the Tamiang river, around 10:00 am our boat arrived at Cerama beach, there we tied the boat to the wood so that it wouldn't be carried away by the sea water.
we went by small boat
Until there, I and my community colleagues immediately took the viber containing Tuntong Laut to the shoreline, there we planned to release this Tuntong Laut, there were about 45 Tuntong Laut babies that we brought this time, a month before that, we had released more or less. 60 baby tails of the sea on this beach too. Indeed, the live percentage of Tuntong Laut in its new habitat is only around 30% to 40%, because in the high seas there will be many predators who are ready to devour this Tuntong Laut, but this is our effort to preserve this Tuntong Laut.
Tuntong Laut still in viber
Its the least we can do than nothing.
At 10.30 we started releasing the Tuntong Laut babies one by one, starting with the release carried out by Mr. Saiman, as the head of Kuala Genting village. This was followed up by Mr. Saiful, coincidentally he was the chairman of the Tuntong Laut Conservation Community. Then we jointly followed the release of Tuntong Laut to the shoreline.
Mr. Saiman and Mr. Saiful
We are very happy to release this Tuntong Laut into its natural habitat
I have done it several times since joining this community, almost every 2 months we do the release of this Tuntong Laut baby, there is a jolt of satisfaction while doing it, meaning that I have done good to this protected animal.
By the way, regarding how we do this Tuntong Laut egg and baby breeding, I will probably share it in another post later.
After releasing this Tuntong Laut into its habitat, as usual we cook for lunch, I as a cook immediately prepare food needs for the team, I always bring a portable stove to make it easier to do outdoor cooking like this.
After lunch, we relax on the beach where there are no residents, it doesn't feel like the clock is already 4:00 p.m., I and my community colleagues are filled to go back to the initial dock where we left this morning, until there we parted ways and went back to our respective homes. -Each.
Towards the mangrib, I got home, then took a shower and then prayed the mangrib, because I was tired all day with activities, I didn't go out coffee tonight, after the evening prayer I went straight to sleep.
This is my activity today from morning to evening in doing good things for the preservation of nature and living things.
Hopefully this activity will be useful for nature and especially for the preservation of Tuntong Laut. And this is an activity diarygame that I can share with all the steemians on Wednesday, 19 May 2021.
Warm greetings always..
@mc-jack
Bahasa Indonesia
Rabu pagi aku baru tiba di Aceh Tamiang setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam lebih dari Lhokseumawe, karena ada kegiatan mendadak hari ini yang memaksa aku dan keluarga kecilku melalukan perjalanan dini hari. Tepat pukul 7 pagi aku tiba di Aceh Tamiang.
Sesampainya kami di rumah, aku langsung menurunkan barang-barang dari dalam mobil dan membawanya kedalam rumah, stelah itu aku bersantai sejenak di teras rumah sambil menunggu sarapan selesai dibuatkan oleh istri.
Pukul 8 pagi aku sarapan dan bersiap-siap melakukan kegiatan untuk hari ini. Yaa, malamnya aku mendapat telpon dari rekan terkait dengan agenda hari ini, aku dan rekan-rekan satu komunitasku yaitu "Komunitas Pelestarian Tuntong Laut" berencana akan melepaskan tuntong laut ke habitat nya, tuntong laut itu sudah berada di dalam rumah penangkaran selama 60 hari sejak ia menetas dari telurnya.
Ohya, Tuntong Laut adalah jenis hewan yang mirip dengan kura-kura atau penyu, dalam bahasa latin hewan ini diberi nama Batagur Berneoensis, dan lebih umum orang-orang menyebutnya dengan sebutan Beluku. Hewan ini hanya hidup di beberapa tempat saja di dunia, hanya ada di perairan laut sumatera, kalimantan, malaysia dan Thailand, kita tidak akan menemukan hewan ini di perairan lain selain yang saya sebutkan diatas. Kini populasi hewan ini kian menurun, oleh sebeb itu kami tergerak untuk ikut melestarikannya.
Hewan yang memiliki nama latin Batagur Berneoensis merupakan salah satu jenis hewan yang dilindungi, sama hal nya dengan Momo atau lebih sering orang menyebut dengan nama Blangkas.
Pukul 08.30 aku berangkat ke salah satu desa di ujung kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh tamiang, tepat nya di disa Kuala Genting, pukul 09.00 aku sampai di lokasi, disana sudah ada Bang Eki, Bang Anto, Pak Saiful, Pak Saiman selaku Kepala Desa Kuala Genting itu dan beberapa rekan lainnya yang sudah menunggu kehadiranku, dari sana kami naik boat menuju pantai cemara, pantai cemara ini terletak di ujung desa Kuala Genting, tetapi akses menuju kesana tidak bisa dilalui dengan jalur darat, kita harus melintasi sungai Tamiang agar sampai ke lokasi itu.
Kurang lebih 45 menit kami diatas boat menyusuri sungai Tamiang ini, seikitar pukul 10.00 pagi boat kami sudah sampai di pantai cerama, disana kami mengikat boat pada kayu agar tak tebawa oleh air laut.
Sampai disana aku beserta rekan satu komunitas langsung mengambil viber yang berisikan Tuntong Laut ini ke bibir pantai, disana kami berencana akan melepas Tuntong Laut ini, ada sekitar 45 ekor bayi Tuntong Laut yang kami bawa kali ini, sebulan sebelum nya, kami sudah melepas kurang lebih 60 ekor bayi tuntong laut di pantai ini juga. Memang persentasi hidup Tuntong Laut ini di habitat barunya hanya berkisar 30% samapai 40%, karena di laut lepas akan banyak predator yang siap melahap bayi tuntong ini, namun ini adalah upaya kami untuk melestarikan tuntong laut ini.
Minimal kami telah berbuat, dari pada tidak sama sekali.
Pukul 10.30 kami mulai melepaskan satu persatu bayi Tuntong Laut ini, diawali pelepasan yang dilakukan oleh Pak Saiman, selaku Kepala desa Kuala Genting. Selanjut nya dilakukan oleh pak Saiful, kebetulan beliau adalah ketua Komunitas Pelestarian Tuntong Laut. Kemudian kami secara bersama-sama mengikuti pelepasan Tuntong Laut ini ke bibir pantai.
Aku telah melakukan nya beberapa kali sejak bergabung dalam komunitas ini, hampir setiap 2 bulan sekali kami melakukan pelepasan bayi Tuntong Laut ini, ada kepuasan tersendi selama melakukan nya, artinya aku telah berbuat baik terhadap hewan yang dilindungi ini.
Ohya, terkait bagaimana kami melakukan penangkaran terhadap telur dan bayi Tuntong Laut ini, mungkin akan aku bagikan pada postingan lain nantinya.
Setelah melepaskan Tuntong Laut ini ke habitat nya, seperti biasa kami masak untuk makan siang, aku sebagai juru masak segera menyiapkan kebutuhan makanan untuk tim, aku selalu membawa kompor portebel agar memudahkan dalam melakukan masak di luar ruangan seperti ini.
Setelah makan siang, kami bersantai di pinggir pantai yang tak ada penghuni ini, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 16.00 sore, aku bersama rekan komunitas pun berisiap untuk pulang ke dermaga awal dimana kami berangkat tadi pagi, sampai disana kami berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.
Menjelang mangrib aku sampai dirumah, kemudian mandi dan lalu shalat mangrib, karena lelah seharian dengan kegiatan, aku tidak keluar ngopi malam ini, setelah shalat isya aku langsung tidur.
Inilah aktivitasku hari ini dari pagi sampai dengan sore harinya dalam melakukan hal-hal baik untuk kelestarian alam dah mahkluk hidup.
Semoga aktivitas ini akan bermanfaat bagi alam dan terkhusus untuk kelestarian Tuntong Laut. Dan inilah diarygame aktivitas yang bisa aku bagikan untuk para steemian semua dihari rabu tanggal 19 mei 2021.
Salam hangat selalu...
@mc-jack
What an experience !
Some other time I would like to join your next agenda if it alright by you.
Let me know okay
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
ohhh ... I am very happy if you want to join me.
ok, next time I will invite you..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Waww... postingan keren, btw baru tau saya itu tuntong laot tidak hidup di semua tempat👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Wowwwww
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit