The diary game | Kamis, 9 Juni 2022 | Menyusuri Hari by @misbah95

Hidup terus berjalan dari lahir hingga mati, namun kehidupan dimulai ketika membuka mata hingga mata terpejam kembali. Inilah sepenggal diary kehidupan yang dimulai dari keadaan membuka mata.

Ada beberapa penyebab mata terbuka untuk bangun di pagi hari, saya sebut saja diantaranya Kokok Ayam, adzan dimesjid atau proses metabolisme tubuh yang ditandai harus segera ke toilet. Kesemua hal itu membuat kita harus segera mengawali hari.

Sekitar pukul 05.18 saya membuka mata tanda kehidupan hari ini sudah dimulai. Dengan aktivitas yang sudah terjadwal seperti Saban hari yang saya lalui. Kamar mandi, ke mesjid dan Shalat, sedikit obrolan santai ala bapak-bapak diteras mesjid setelah shalat subuh usai.

Sebenarnya saya tidak terlalu tua untuk disebut bapak, karena usia belum menyentuh 30 tahun. Namun berhubung saya sudah menjadi seorang bapak dengan kehadiran putri semata wayang saya. Paten lah status saya sebagai bapak-bapak.

Ya, saya memilih nikah muda. Untuk menghindari berbagai hal negatif. Dan berharap panjang umur untuk melihat cucu. Flashback cukup segitu saja. Mari kembali masa kini.

Obrolan ala bapak-bapak berakhir saat matahari mulai menyingsing di ufuk timur. Obrolan berhenti begitu saja tanpa ada penutupan seolah matahari sudah cukup sebagai kode alamnya kira-kira sekitar pukul 06.50

Jarak mesjid ke rumah cukup dekat, hanya berselang 2 rumah tetangga. Sehingga kepulangan dari mesjid tidak butuh waktu lama. Aktivitas pagi dimulai dengan aktivitas ringan. Saya sendiri memulainya dengan membagikan sedikit rezeki kepada ternak peliharaan saya. Beberapa bebek Manila dan ayam. Walau tidak banyak namun merekalah yang menghidupkan suasana halaman belakang rumah.

Bebek Manila dan Ayam yang saya miliki

Setelah terasa cukup, kini giliran saya dan keluarga kecil saya untuk sarapan pagi, Sekitar pukul 08.14. rutinitas ke kantor hari ini agak sedikit lowong. Seharusnya setiap pagi saya harus absen pukul 07.30 namun hari ini saya meminta izin kepada ibu kepala untuk telat masuk karena ada agenda keluarga.

Hari ini adalah hari pertama keponakan saya untuk mondok di pesantren. Kebetulan sang Ayah sedang dalam pekerjaan di pulau Simeulue sehingga sayalah yang menggantikannya mengantar ke pesantren bersama ibundanya yang tak lain adalah kakak kandung saya sendiri.

Gerbang masuk pesantren

Tiba di pesantren sekitar pukul 09.37, menuju ke sekretariat untuk melakukan pendaftaran ulang dan penentuan nomor kamar asrama. Perjalanan ke pesantren membutuhkan waktu sekitar 45 menit, dengan sedikit barang-barang ala mudik. Membuat keponakan saya, kakak beradik untuk istirahat sejenak.

proses pendaftaran ulang

Keponakan saya adalah kakak beradik. saat ini sang kakak yang bernama Afra yang masuk duluan ke pesantren setelah lulus Sekolah Dasar. Sedang sang adik bernama Azka masih sekolah di Taman Kanak-kanak.

Bersama sang adik, Azka

Setelah pegal-pegal hilang setelah menenteng barang menuju pesantren hilang. Agenda lanjutan adalah menilik kamar asrama Afra. Merapikan barang, memilih kasur dan lemari yang akan digunakan selama pendidikan pesantren berlangsung.

Prosesnya gak memakan waktu lebih lama dari perkiraan saya berlangsung hingga siang sekitar pukul 12.15 dengan berbagai macam administrasi yang harus diselesaikan dan juga karena ada beberapa santri lagi yang akan masuk bukan cuma keponakan saya.

sedang memilih lemari

sedang memilih kasur

Siang hari, istirahat makan dan sholat jadi penanda bahwa telah setengah hari terlewati. Dan sisa setengah harinya lagi akan saya habiskan ke rutinitas kantor setelah saya dapat dispensasi untuk masuk kantor setengah hari dari ibu kepala.

Masuk kembali ke kantor dengan rutinitas yang sama ditemani teman sejawat sekitar jam 14.00
Teman satu frekuensi di ruangan yang lumayan panas.

teman kantor

Hingga 16.30, selesailah tugas saya dikantor. Kini saatnya pulang istri dan putri semata wayang menanti. Dan tak lupa singgah di gerobak Sate Padang kesukaan istri.
Sate dengan campuran bumbu kacang menjadi makanan favoritnya saat ini.

Gerobak Sate Padang Langganan

Dengan ramahnya Abang tukang Sate menanyai,
"Bungkus satenya seperti biasakan..? Bumbu kacang..." Abang tukang sate sepertinya sudah kenal menu yang sering saya pesan. Saya hanya mengangguk sambil senyum, karena memang itu menu yang rencana saya pesan.

Tidak ada lagi persinggahan setelah membeli sate, dan segera saya tancap gas motor Supra 125X menuju kediaman.

Halaman Rumah

Setiba dirumah, ini waktu berharga saya bersama keluarga kecil saya. Sengaja dimalam hari saya tidak ngopi atau keluyuran, mengingat waktu bersama keluarga telah tersita dengan pekerjaan. Jadi saya niatkan waktu Hingga mata kembali terpejam untuk beristirahat, adalah waktu untuk keluarga, sekitar pukul 22.15.

Salam hangat,
@misbah95

CC
@anroja
@radjasalman
@mirzamg
@el-nailul
@irawandedy