Sebagaimana biasanya dan sebagaimana anda terus mengulangnya baik dengan senang hati atau hanya sekedar kewajiban itu adalah mengekspresikan keseharian, dan sampai di hari ini saya sedikit mulai kesulitan merangkai banyak hal yang kemudian berasa mengulangnya terus menerus. Bukan soal sulitnya, soalannya adalah narasi yang mengulang.

"Broo bangunnn!!!!"
"Yakk tajak u sigli"

Pagi-pagi sekali Iskandar mengejutkan saya dari tempat tidur paling nyaman sedunia, malas sekali bangun pagi karena sekalipun bangun siang saya tetap punya rezeki yaitu cukup tidur walau kurang rezeki. Hari ini kami akan pergi ke Pidie untuk Photoshoot pengantin baru. Saya bergegas mengenakan kemeja jahitan khusus dari Ayah.

Saat dalam perjalanan

Iskandar, Aidila, Sophia, Liza, Ulfia dan saya tentunya berangkat ke Sigli saat jam hampir zuhur. Dalam perjalanan saya hanya banyak bercanda seperti biasanya berbagi kebahagian dengan senyuman diwajah yang lainnya. Oh ya, pengantinnya pergi dengan mobil lain dengan photografer dan akan bertemu dengan kami di Salah Satu Pantai di Sigli.

Sebelum menuju ke Pantai Ilalang kata yang punya Studio Photo. Alangkah baiknya makan terlebih dahulu di samping Arif Photo Studio Setelahnya barulah kami beranjak ke Gedung Putih awalnya saya juga baru mengetahui di Sigli ada gedung putih, kami sebenarnya berencana ke Gedung Convention Center hanya saja ditutup.

Yasudah pihak Arif photo mengajak ke Pantai dan saya dengan yang lainnya langsung kesana untuk mengikuti sesi pemotretan pengantin, yaa saya tetap menjadi lalat yang berputar-putar saja. Disela-sela waktu hanya menjadi photografer amatiran untuk sepupu, tidak apa-apa asal masih bergunakan. Wkwk

Pohon pinggir pantai

---

Iskandar, Aidila, Sophia

---

Liza dan Ulfia

---

ulfia

---

Taufik Moh Gade

---

Kesan pertama saya saat berada di pantai itu adalah hal yang biasa saja, tidak ada cafe-cafe, hanya ada pedagang dengan becak saja menjual somai dan pop ice nelum ada yang jualan boba ternyata hihi. Namun setelah cuaca mendukung sesi pemotretan saya mulai merasakan juga keindahannya di beberapa sudut saja yang lainnya ada sudut yang sama sekali tidak indah.

Lumayan untuk latihan mode potret smartphone saya, mungkin jika DSLR di tempat sampah pun harusnya tetap bagus. Sampai sore kami disana sebelum magrib langsung tancap gas balik ke Pidie Jaya. Untuk shalat magrib kami berhenti di Mesjid Beurnuen yang setelahnya langsung pulang ke Pidie Jaya dan berencana untuk menyantap sajian makan makan di rumah saja.

Jika sudah begini maka bisa begitu, jika sudah lelah maka cepat tidur. Mungkin segitu saja dulu sebelum PPKM berlaku di Aceh. Wkwkw