Salah satu pintu gerbang Asrama Haji, Banda Aceh
SETIAP datang ke sini, pikiran saya selalu berseleweran. Iya, soal Asrama Haji Banda Aceh. Kalau musim haji disebut Embarkasi Haji Banda Aceh. Posisinya ada Gampong Kota Baru, Kuta Alam, Banda Aceh. Maps. Sekarang nama lengkapnya UPT Asrama Haji Embarkasi Aceh. UPT itu Unit Pelaksana Teknis.Sekarang di berada di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia.
Yang ini bukan gedung utamanya. Ini boleh dikatakan gedung pengelola alias "kantor" Asrama Haji. Masalahnya, gedung ini sebagian besar dipakai juga untuk penginapan. Kali ini saya tidak bicara tentang komplek Asrama Haji yang punya lima bangunan besar alias aula. Satu masih mangkrak.
Saya tidak bicara soal kompleks Asrama Haji secara ke seluruhan. Untuk menulis ini tentu harus mengumpulkan banyak data dan wawancara pihak penanggung jawab. Hanya saja yang kemudian timbul tanya saya adalah, kenapa sekarang Asrama Haji itu menjadi UPT.
Salah satu gedung utama di komplek Embarkasi Haji Aceh
Dalam bahasa kasarnya sekarang sudah menjadi "milik" Kemenag. Kenapa milik mereka, karena segala sesuatu sudah mereka yang urus. Anda ingin pakai salah satu aula untuk acara, maka bayarannya harus dikirim ke pusat. Sebenarnya, tidak ada masalah, kalau hal tersebut memang aset mereka sejak lama. Sejak awal sudah dibangun dari dasar.
Yang menjadi masalah adalah, bangunan ini awalnya dibangun Pemerintah Aceh. Saat itu masih bernama Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam alias NAD. Seingat saya, dulunya Anggota DPRD NAD atau bahkan sebelumnya anggota DPR Daerah Istimewa Aceh (DIA), harus "berkelahi" dengan banyak pihak untuk mendapatkan lahan tersebut.
Sebelum tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004, bangunan ini masih dalam tahapan pembangunan. Masjid yang ada dikomplek tersebut dibangun para jamaah haji yang menyumbang secara suka rela setiap tahunnya. Bahkan saya ingat, ada seorang petugas haji yang "mengemis" kepada jamaah haji untuk menyumbang sisa Riyal Suadi (SR) untuk disumbangkan. Dana tersebut dikumpulkan untuk pembangunan masjid tersebut.
Belasan tahun kemudian. Khususnya setelah tsunami, saya memang tidak lagi bertalian dengan pembangunan Asrama Haji. Tidak meliput lagi. Tidak juga mendengar kabar-kabar lain. Khususnya terkait dengan pengelolaan kawasan tersebut.
Setelah melihat kondisi ini, sepertinya menarik bagi saya untuk terus menelusuri masalah ini. Atau jangan-jangan ada kebijakan khusus yang memang tidak diketahui publik. Atau mungkin sudah tukar guling (ruislaq) dengan barang lain yng tak dipublikasi ke publik. Atau barang kali memang ada informasi yang terkadang sudah menguap, sehingga saya yang alpa membacanya. Entahlah
Praktis saya tidak hafal lagi sengkarutnya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit