Deary Game|Rabu, 08 Juni 2022|Wajah Baru Perpustakaan Kabupaten Aceh Jaya

"Nury kapan ke perpustakaan?"
Chat Kak Dinie -salah satu teman literasiku yang bekerja di perpustakaan- melalui WhatsApp.

Akhir akhir ini aku memang sudah sangat jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah lagi berkunjung ke perpustakaan. Jadi wajar jika Kak Dinie menanyakan tentang kehadiranku yang sama sekali tidak pernah menampakkan batang hidung lagi.

"Hehehe itulah Kak, Nury gak tau tempat perpustakaan terbaru." Balasku dengan emot malu diikuti emot tawa.

Aku tau kak Dini tercengang sekaligus tertawa membacanya. Bagaimana tidak sudah beberapa bulan Perpustakaan Aceh jaya beroperasi aku masih saja belum menemukan lokasinya. Sebenarnya aku sudah pernah bertanya pada temanku yang lain yang pernah memosting foto di depan perpustakaan yang saat itu masih belum beroperasi. Namun si teman tidak bisa menjelaskan dengan rinci di mana letak geografisnya. Dia hanya bilang "tidak jauh dari rumah Bupati Aceh Jaya." Dan sayangnya selama ini aku tidak pernah berkunjung apalagi bertamu ke sana.😂

Tapi, rasanya kali ini aku harus menemukan tempat itu. Aku harus kembali ke sana. Kak Dini pun mulai menjelaskan lokasi perpustakaan secara detail, hingga benar benar membuatku tidak sesat dan tak tau arah jalan pulang, Eh

Setelah memperhatikan setiap detail petunjuk arah yang dibagikan Kak Dini akhirnya aku bisa menatap mewahnya wajah baru perpustakaan Aceh Jaya.

Begitu memasuki perpustakaan, mataku langsung disuguhkan dengan pemandangan yang sangat berestetik dan nyaman. Di hadapanku terlihat ada seorang anak yang begitu menikmati bacaannya. Dia tidak pernah membiarkan buku itu lepas dari genggamannya sedikitpun. Mengawani kawannya ke tempat penitipan tas pun dia masih tetap fokus pada buku di tangannya. Bahkan ketika berjalan pun dia tidak pernah membiarkan matanya berpindah sama sekali dari apa yang sedang ia baca. Aku memperhatikan setiap pergerakannya dengan penuh kebanggaan.

Di sisi lain terlihat seorang anak membaca dengan cukup nyaman. Ia merebahkan badannya di sofa selayak tempat tidur itu sambil menikmati bacaannya. Aaaaaah
fasilitasnya benar benar bisa bikin mereka betah berlama lama.

Mataku kembali berpindah ke sebelah kiri, di sana terlihat beberapa anak sedang asik bermain permainan edukatif bersama. Mereka terlihat semakin bersemangat saat aku mulai mengambil handphone dan memotretnya.

Sekarang, kualihkan pandangan ke posisi kanan. Nah, ini dia tempat yang paling cocok untukku. Aku mulai melangkah kaki pelan menuju ke sana. Meletakkan tas lalu mulai duduk manis di bawah payung ala ala pantai itu. Sambil menunggu Kak Dinie aku bisa bersantai dengan nyaman sambil membaca. Untuk buku, aku juga tidak perlu repot repot lagi mengambilnya di rak. Karena di meja itu sudah tersedia dua buku bacaan yang mungkin sesuai dengan minat kita.

Sambil menunggu Kak Dini datang aku memilih untuk membaca buku Amelia Karya tereliye. Buku itu cukup mampu menciptakan rasa penasaran. Sampai sekarang aku masih ingin tahu tentang Amelia 🤭 Kenapa ia ingin menjadi dan ingin dipanggil Eli, seperti Kakaknya. Prolognya mantap sekali.

Setelah menuntaskan 10 halaman, tiba tiba kak Dinie menghampiri. Kami pun mulai berdiskusi dan bertukar informasi. Ada banyak hal yang kami perbincangkan. Mulai tentang minat baca,
Masalah yang dihadapi TBM Aneuk Meuh Jaya selama ini, bahkan tentang solusi solusi terbaik yang mungkin bisa kita lakukan bersama ke depannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00. para pegawai sudah mulai berberes beres dan menutup jendela-jendela kaca yang banyak itu. Satu per satu pengunjung juga mulai pergi dan meninggalkan perpustakaan. Hingga akhirnya hanya tersisa kami berdua. Kupinta Kak Dinie untuk mengabadikan momen terbaik ini.