Saya bangun jauh setelah alarm di hape berbunyi. Hampir jam enam. Saya tidak merencanakan apa pun untuk dilakukan selain jam tujuh pagi saya sudah mesti siap-siap dengan pintu toko yang terbuka sebab Abang masih punya sesuatu yang mesti disiapkannya di luar hingga siang. Episode akhir The Witcher telah saya selesaikan jam 2 pagi tadi setelah segala hal yang mesti saya lakukan kemarin beres. Meski tidak sampai bikin saya menangis, kepuasan yang saya dapat dari episode final serial tersebut benar-benar memuncaki titik perasaan. Seperti menonton Game of Thrones musim 1 hingga 8 ditambah keseruan nonton Power Ranger, Analisa Perang dan Penyakit dalam buku Sejarah populer, Jampi-jampi Harry Potter, hingga gemasnya bingungnya sinetron-sinetron Indonesia. Ngetweet dan bikin stories di Instagam saja saya tak sampai, saking bingungnya saya mencari kata yang tepat untuk menggambarkan, untuk menarasikan kepuasan saya dengan tepat.
Cuaca seharian tadi terik betul. Selama berada di Toko saya tak temui hal-hal hebat yang bisa dikategorikan sebagai sesuatu yang mampu mengguncang dunia. Yang istimewa barangkali hanya Donat Kentang bertopping seres coklat yang lezat dan Wafir yang pulang sekolah dengan penanda buku di tangannya. Ia menghadiahi saya dengan sepotong pembatas buku bermagnit dari seri BTS. Iya, boyband Korea itu. hehe Abang pulang dan tugas saya selesai pada saat kak Mufidah sedang asik menonton episode 8 The Witcher akibat dengar lanjutan cerita saya (episode setelahnya 6-7) selama kami mengobrol di toko. Ia kemarin sempat ikut saya nonton episode 3-5.
Setelah Zuhur dan makan siang, saya masuk ke kamar dan tidur. Sesuatu yang sebenarnya telah lama saya tidak lakukan. Sialnya mimpi buruk yang pada akhirnya mematikan tidur saya. Membikin saya terengah-engah kelelahan.
Setelah mampu berpikir jernih, saya akhirnya bangkit untuk minum air dan bersihkan badan. Di kepala saya cuma ada satu kata: Single Shot Espresso. Saya hampir akan ke Peureulak untuk beli kopi yang saya mau namun tiba-tiba merasa enggan bepergian dan hanya bikin Nescafe dengan susu yang rasanya tak nendang. Saya meminumnya selagi mengerjakan kolase foto di Canva hingga magrib tiba (ini yang bikin mood saya membaik dari insiden mimpi buruk dan kopi tak nendang itu!)
Setelah jam delapan malam, saya mengahabiskan sepenuhnya waktu yang saya punya di Clubhose sebab didaulat jadi moderator untuk Circle TEDx Batang Arau oleh bang Hardi. Diskusinya berjalan santai dan full of insight hingga ruangnya ditutup bang Hardi pukul sepuluh malam.
Semoga hari kalian menyenangkan teman-teman. Selamat malam!
Tan