Yang kemudian saya langsung lakukan pasca subuh pagi tadi adalah melanjutkan riset untuk tulisan yang sedang saya kerjakan setelah kesepakatan dengan kliennya saya setujui kemarin siang. Pekerjaan menulisnya amat menyita perhatian sebab deadlinenya hanya dua hari (besok). Maka setelah magrib kemarin malam, saya mesti pasang badan di depan layar komputer untuk tahap awal pengerjaan tulisannya.
.jpeg)
Kak Mufidah yang tahu-menahu sepenuhnya tentang apa yang sedang saya siapkan, membiarkan saya di kamar tanpa satu pun interupsi untuk melakukan ina-inu sedari pagi tadi. Saya hanya kaluar kamar untuk bersih-bersih badan, Ibadah, dan penuhi kebutuhan primer tubuh saya sebagai makhluk hidup: ngemil (hehe), makan, minum, dan buang cairan yang kecil pun besar. Seharian tadi matahari terik. Cuacanya cukup menyengat. Hari yang cocok untuk jalan-jalan ke Langsa, pikir saya, seandainya sedang tidak menyiapkan pekerjaan apa-apa.
Sorenya, pengerjaan tulisannya rampung setengah. Saya telah membentuk cetak tubuhnya. Hanya perlu beberapa referensi lain sebelum jantung tulisannya dapat didetak agar saya bisa menanam rambut dan kuku-kukunya yang saya rencanakan penyiapannya kelar sebelum jam dua belas esok siang untuk mengantisipasi revisi. Maka agar kepala tak mumet, setelah magrib saya mutusin buat Netflix-an. Nonton yang ringan-ringan. Dengan speed 1.25x saya menonton 4 episode Kotaro Lives Alone yang adalah serial asala Jepang tentang anak tangguh usia lima tahun bernama Kotaro yang tinggal sendirian dengan uang asuransi yang disiapkan Ibunya yang telah meninggal. Ceritanya unik, filmnya asik. Sinematografinya apik dan grading gambarnya nyaman di mata. Untuk tahu, teman-teman mesti menonton filnmnya sendiri. Jujur saya memilih Kotaro hanya sebagai hiburan dan tidak punya ekspektasi akan memetik banyak sekali nilai filosofis perihal kehidupan pribadi dan sosial.
Hampir pukul setengah sepuluh malam saat saya terbangun dan dapati Kotaro telah tiba di episode 6. Saya ketiduran dan tampaknya selagi babak awal episode limanya dimulai. Saya melewatkan dua episodenya dengan tidur. Butuh waktu beberapa lama sampai akhirnya saya mampu mengurai seluruh kebingungan yang mendera pikiran dan badan saya yang kelelahan akibat terlalu lama duduk di depan layar dalam tiga puluh enam jam belakangan. Tentunya itu saya lakukan setelah minum air putih dari botol yang memang saya siapkan di kamar untuk haus dadakan. Sebelum mandi untuk bersiap-siap menulis catatan ini, saya minum susu hangat. Di luar hujan. Senang bisa bagi cerita lagi setelah kemarin malam absen. Senantiasa waras dan bahagia teman-teman! Saya mau lanjut riset bahan tulisan lagi xixixi
Selamat malam,
Tan