Lebaran adalah hari bahagia, apakah pada hari itu semua orang merasakan kebahagian tentu jawabannya tidak, karena diluar sana, seperti kejadian baru saja terjadi di palestina, yang harusnya orang merayakan lebaranya dengan penuh kegembiraan, berekumpul dengan keluarga, makan makanan yang enak, mereka merayakan lebarannya dengan kesedihan, berpisah dengan keluarga dan kelaparan. Lebaran yang seharusnya orang mengabadikan moment dengan berswafoto riang gembira dengan pakain baru yang dipakainya, meraka di foto bahkan viral tapi dengan baju yang seadanya dan dengan linangan air mata.
Lebaran adalah puncak kesedihan, tentunya teruntuk dia yang jauh dari kampung halaman dan penuh kenangan karena disana ada keluarga yang ia tinggalkan dan dalam keluarga itu ada Ibu yang paling ia rindukan, baik itu masakan atau sekedar pelukan tapi apa boleh buat, bukan karena covid19 yang memisahkan tapi karena Tuhan tidak mengizinkan aku untuk pulang, tidak sekarang mungkin tahun depan karena Dia Maha tau apa yang terbaik untuk kulakukan dan Dialah Maha Penyayang.
Lebaran adalah puncak kebahagiaan, kali ini giliran Anak-anak yang merasakan, baju baru, sepatu baru, sandal baru, tidak ada lima yang pasti ada satu. Setiap orang tua baik golongan miskin atau kaya, jauh di hari sebelum lebaran ia sudah memikirkan kebahagianmu di hari raya, ia rela banting tulang mencari uang demi kebahagian anak yang ia sayang, tak peduli baju apa yang ia kenakan di hari lebaran, ketika semua tersenyum mengenakan baju barunya, ia tersenyum melihat anak mengenakan baju barunya, itu baru soal baju baru, belum lagi jajan dan mainan di hari lebaran, "wahai anakku berbahagialah di hari lebaran karena bahagiamu juga bahagiaku", itulah lebaran.
lebaran adalah puncak kegelisahan untuk dia yang terikat dengan pekerjaan, di saat orang-orang merayakan lebaran ia juga ikut serta merayakannya tapi hanya membantu kebahagian orang lain, dalam hal ini adalah seperti pelaku usaha, polisi lalu lintas yang mengatur ketertiban di jalan demi keamanan saat kamu berkendaraan, dan aku yang hanya bisa melihatmu berboncengan dari kejauhan, melihatmu bergandengan tangan di Story Instagram atau cerita kamu liburan yang kau pamerkan. itulah lebaran. Tanpa kamu sadari disisi lain para pelaku usaha saat lebaran seperti sedang bercocok tanam untuk memetik hasil di kemudian hari, intinya kalian menghabiskan uang dan pelaku usaha bertambah tabungan, itulah lebaran.
Lebaran adalah puncak kebagahian untuk dia yang baru pulang dari perantauan, setelah mengadu nasib di negeri orang kali ini ia pulang membawa uang. Akhirnya lebaran tahun ini rasa kerinduan yang ia pendam bertahun-tahun, yang menjadi mimpinya di perantaun, lebaran tahun ini dapat ia rasakan, walau hanya semingu, setelah itu ia kembali meniggalkan kampung halaman demi kebahagian Ibu yang ia sayangf, itulah lebaran.
Tidak semua orang merasakan kebahagiaan di hari lebaran dan setiap kebahagian berbeda-beda, seperti turunya hujan yang menjadi kebahagian untuk para petani tapi tidak untuk ibu rumah tangga yang baru saja siap nyuci pakaianya, begitulah kebagahagian di hari lebaran.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Kamal Charazi bin Mukhlis bin Mahmud.
Mesjid Aree, 14 Mei 2021.