Saya Meugang, Kamu Meugang, Kita Semua Meugang

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bagaimana kabarnya kawan-kawan Steemian semua? Semoga sehat dan bahagia selalu.

Matahari bersinar dengan sangat teriknya saat saya mulai keluar dari rumah untuk berziarah ke makam Almarhum Ayahanda saya yang bertempat di kampung halaman saya.

Hari ini adalah hari jum'at yang bertepatan dengan hari terakhir di bulan sya'ban. Besok saya dan ummat Islam lainnya akan mulai melaksanakan puasa fardhu bulan ramadhan.

Tidak jauh dari rumah saya, mungkin jika di kira-kira, sepertinya berjarak 250 meter saya berkendara, saya mulai melihat pemandangan yang saaaaaangat familiar yang sejak saya lahir kegiatan ini sudah dilakukan. Kegiatan apakah itu?

Untuk menjawab rasa penasaran kawan-kawan yang sedang membaca postingan saya ini. Maka tidak berlama-lama lagi, saya akan menunjukkan apa yang saya lihat.

Lihatlah kawan-kawan, inilah kegiatan yang merupakan rutinitas yang sudah mendarah daging bagi saya dan kawan-kawan yang berasal dari Aceh. Lihatlah ramainya para penjual daging menghiasi kiri dan kanan jalan.

Tapi, apakah ini hanya tentang penjual?, tidak kawan, ini juga tentang pembeli. Lihatlah juga para pembeli yang mengerumuni penjual, mereka ada yang sedang melihat-lihat, menawar, dan ada yang sedang menunggu dagingnya dipotong sesuai permintaannya.

Oh Tuhan, lihatlah bapak penjual di sebelah sana, di lapak beliau, tidak ada seorang pun pembeli dan beliau hanya memandang ke lapak penjual lain yang sedang melayani pembeli. Sambil memperhatikan beliau, saya berdoa semoga Allah SWT juga membagikan rezeki untuk beliau.. aamiin ya Rabbal alamin.

Nah, bagaimana dengan saya dan keluarga? Tadi pagi saya dan ibu sudah membeli daging dan kami pun sudah memasaknya. Rutinitas tahunan ini dinamakan "Meugang", jadi untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, maka bisa dikatakan semua orang di Aceh melaksanakan meugang. Itu menurut pendapat saya pribadi, dan jika ada kekeliruan dalam pemahaman saya, mohon dimaafkan.

Beranjak dari sana, perjalanan saya berlanjut terus dan lapak-lapak penjual daging ini masih saja terus terlihat di beberapa tempat sampai mendekati kampung saya

Cerita berakhir dengan sampainya saya di makam Almarhum Ayahanda. Karena setelah itu, saya membersihkan area makam Almarhum Ayahanda dan saudara-saudara yang lain juga.

Sebelum saya tutup, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Mrs @wakeupkitty dan Bapak @aneukpineung78 yang sudah mengadakan kontes MINER We-Write. Semoga Bapak dan Mrs sukses selalu..😊

Sampai di sini dulu tulisan saya pada kesempatan kali ini. Mohon maaf jika tulisan saya masih jauh dari sempurna. Sampai jumpa di lain kesempatan.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

^{We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available. Click Here}