THE DIARY GAME - 1 April 2021 : Terjeback Jokes Bapack-Bapack

Hola Steemian!

Hari sedang kamis dan kita telah memasuki bulan april. Kebetulan, besok adalah tanggal merah dan kita akan menghadapi libur akhir pekan yang panjang. Buat kalian yang pada hari sabtu tetap masuk kerja, itu adalah hari kejepit nasional. Pilihan ada ditanganmu. Mau bolos atau tetap masuk kerja pada hari itu.

Libur 3 hari berarti kamu punya waktu yang cukup panjang untuk liburan. Sebagian teman-temanku sedang merencanakan liburan ke pulau Keluang di Aceh Jaya. Mereka adalah teman-temanku di Mapala.

Beberapa sejawat di kantor akan pergi memancing besok. Perbincangan hari ini didominasi soal rencana masing-masing akan kemana esok hari. Akhir pekan besok bagi sebahagian orang merupakan kesempatan berlibur sebelum masuk bulan ramadhan.

Aku sendiri sampai dengan saat ini belum punya rencana kemana-mana. Seharian ini, aku hanya berdiam diri di kantor. Pekerjaan menumpuk, laporan bulanan menunggu untuk disusun, dan jelang sore sekelompok ibu-ibu dharma wanita telah menunggu untuk latihan yel-yel yang akan dipertandingkan pada 7 April nanti.

Minggu ini cukup melelahkan bagiku. Mungkin karena sudah lama aku tidak bekerja dengan aturan waktu yang ketat. Dulu, orientasi kerjaku adalah target. Tak masalah kau mengerjakannya sepanjang hari atau harus bergadang hingga mejelang pagi. Pokoknya itu tugas selesai, habis perkara. Tak ada absen yang menunggu untuk di isi saban harinya.

Beruntung, aku punya rekan kerja yang mampu memperbaiki mood. Selera humor teman kerjamu ternyata sangat berpengaruh pada semangat kerja. Aku tak mampu membayangkan jika harus terjebak setiap hari dengan sekumpulan orang dan harus pura-pura tertawa ketika jokes ala 'bapack-bapack' dilontarkan.

Bagaimana jokes bapack-bapack, tentu tak perlu ku jelaskan di sini. Kau pasti sering sekali menjumpainya. Di internet, jokes ini menjadi semacam sekte khusus di dunia humor dan punya penganutnya sendiri.

Aku menyelesaikan naskah konten untuk diproduksi bulan depan tepat ketika azan Ashar berkumandang. Aku segera membasuh diri dengan wudhu lalu sejenak menghadap kepada Yang Kuasa. Kemudian aku naik ke Aula di Lantai 2 untuk menemui ibu-ibu dharma wanita.

Ini adalah pertama sekali aku berinteraksi dengan mereka. Sebagai anak baru, tentu aku harus memperkenalkan diri. Lalu setelah itu, sesi latihan di mulai.

Aku menjelaskan kepada mereka tentang yel-yel yang kutulis semalam hingga membuat pening aku punya kepala. Termasuk irama lagunya. Beruntung, ibu-ibu dharma wanita itu cukup patuh mengikuti arahanku. Sehingga proses latihan berjalan lancar jaya.

Ketika waktu istirahat tiba, aku memilih keluar aula dan duduk di teras depan sambil merokok sebatang-dua. Dari sana, suara tawa mereka sesekali terdengar.

Pukul setengah 6 sore. Aku berjalan masuk kembali ke aula untuk mengambil beberapa barang yang kutinggalkan di sana. Beberapa langkah sebelum pintu, aku tertegun. Para ibu sedang bercanda dengan sesamanya.

Itu, lelucon yang membuat mereka terpingkal-pingkal itu, adalah tipikal lelucon yang sama dengan sekte humor bapack-bapack. Namun yang ini lebih ekstrim dengan tambahan konten cabul di dalamnya. Hal itu membuatku salah tingkah dan malu sendiri. Sebab di sana, aku adalah satu-satunya lelaki.

Aku kemudian balik kanan lalu menuju ke Taufik Kopi. Kupesan segelas teh dingin sebagai penghilang dahaga. Aku duduk di sana sambil membuat tulisan ini hingga azan maghrib berkumandang. Aku menunggu ibu-ibu tadi telah semuanya pulang. Dan ketika kembali ke kantor, ternyata semuanya telah kosong. Orang-orang telah pulang.

Hari yang sial. Pekerjaan menumpuk, belum punya rencana di akhir pekan yang panjang, lalu terjebak dengan humor bapak-bapak yang dibajak ibu-ibu dengan topping cabul sampai harus pulang paling akhir. Hanco kei kalinyoe...