Betterlife, The Diary Game, Jumat 25 November, Jumat Mubarak

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Pagi mubarakah ini saya awali dengan salat subuh berjamaah bersama dengan ummi Aira, anak-anak belum bangun, sehingga kami salat subuh bersama.
Selesai salat kami menuju ke dapur, menyiapkan sarapan pagi, mie goreng dengan nasi putih, menu sarapan pagi ala hotel Grand Nanggroe saat saya mengikuti pelatihan dulu, bahkan sangat duluu,,
Jam 7.30 saya menikmati sarapan pagi dengan penuh rasa syukur, lalu saya bersiap pulang ke rumah Tanjong, tiba di sana saya mengecek bibit pepaya kami, semakin banyak saja kendala, batangnya kerdil dan kurus, tidak bersemangat untuk hidup, apa lagi berbuah, sungguh perjuangan.

Jam 9.00 saya kedatangan Razi, razi semalam pulang dari Pekanbaru, razi saat ini menetap di Jogjakarta, berkeluarga dengan orang temanggung, bekerja di pekanbaru, dalam sebulan 15 hari kerja dan 15 hari off, kali ini Razi pulang untuk persiapan melaksanakan ibadah umrah, insya Allah.

Kami menikmati kopi espresso dan “buah Janeng”, makanan khas tempo dulu, saat ini menjadi makanan langka, hanya di Sigli yang masih tersedia dengan melimpah.

Jam 11.00 kami pulang, kami janjian akan ke mesjid Baalawi untuk salat jumatan di sana.
Kami di tiba di mesjid saat azan pertama dikumandangkan, kami segera masuk mengambil tempat di dalam ruangan mesjid, berniat iktikaf dan melaksanakan salat tahiyatul mesjid.

Selesai salat jumat kami ziarah ke makam Habib Muhammad, kami berdoa dan bertawasul dengan barakah Habib, kemudian kami bersilaturrahmi dengan sayed Ali, kami menikmati kopi di sudut mesjid Baalawi.
Rasanya tidak ingin kami pulang terlalu cepat, cerita dari sayed Ali sangat mengasikkan, tetapi tugas menunggu saya di rumah.
Jam 2.30 saya baru tiba di rumah untuk mengajar anak santri, kami langsung fokus dengan materi pelajaran hari ini, mereka saya bacakan kitab dan juga mengulang pelajaran yang telah lalu.
Jam 5.00 kami baru selesai semuanya, saya pun bersiap untuk pulang.
Jam 7.00 hujan sangat lebat dan angin kencang mengguyur tempat kami, seakan dinding kayu rumah kami tidak mampu menahan derasnya air hujan.
Jam 9.00 dengan menggunakan mantel hujan anak santri dijemput pulang.
Jam 11.00 saya pun menidurkan anak-anak, masih banyak tugas dan laporan yang belum saya buat, jam 12.00 saya pun beranjak untuk istirahat.