The Diary Game, Jumat 8 Oktober 2021

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kita untuk terus menjadi hamba yang shaleh / shalehah.

Di pagi mubarakah ini saya seperti biasa, membantu pekerjaan rumah, mengurus dek khudaija, membeli sarapan pagi, memasukkan kain ke dalam mesin cuci, memutar nya, lalu membilas kain, selanjutnya memeras kain, dan menjemurnya.
Jam 9.00 tengku Hasbi tiba, kami ada janji membuat box bayi bersama tengku Hasbi.
Kami langsung pulang ke rumah Tanjong, bahan-bahan untuk membuat box dan perkakas kerja semua ada di rumah Tanjong.

Dengan cekatan tengku hasbi mengambil meter, mengukur ukuran kayu, mengambil gergaji, langsung memotong kayu.
Satu jam bix dek Khudaija siap kami buat, lalu saya mengamplas kayu supaya halus, walaupun tidak kami cat yang penting kayunya sudah halus.

Jam 11.00 kami kembali ke rumah keude dengan membawa pulang box khudaija, sampai di rumah kami menikmati teh hangat dengan kue bawang dan kacang. jam 11.30 tengku Hasbi baru beranjak pulang.

Saya pun bersiap untuk berangkat jumat.
Sorenya saya pulang ke rumah Tanjong, hari ini saya berencana membuat nasi goreng buat anak-anak.
Saya langsung menuju pasar, memesan 4 kg ayam, membeli bumbu nasi goreng, daun sop serta bawang pre.
Sampai di rumah saya langsung mengajak anak-anak santri membantu saya menyiapkan nasi goreng, saya menggoreng ayam, sambil menunggu ayam goreng matang saya memasak bumbu nasi goreng.
Jam 3.30 Semua siap untuk kami makan, anak-anak segera saya minta mencuci tangan, kemudian mengantri rapi untuk mengambil nasi, mereka sudah terbiasa tertib.
Anak-anak santri sangat senang dan bahagia dengan makanan nasi goreng, mungkin bagi sebagian mereka nasi goreng seperti ini adalah makanan spesial, walaupun bagi kita hanya nasi biasa saja.

Selesai makan kami shalat ashar kemudian baru mengaji seperti biasa, jam 5.00 kami semua membubarkan diri, tentunya setelah membaca doa dan selawat.

Malamnya saya mengajar seperti biasa, kami belajar dengan anggota lengkap kecuali syibli dan Al Qusyairi, karena rumah mereka di Panton, sehingga tidak memungkin di antar.
Jam 9.00 kami baru pulang setelah shalat isya berjamaah.

Sampai di rumah saya membantu menyiapkan Aira dan Ahmad, memakaikan mereka baju tidur, Serta membuatkan mereka susu, walaupun perlu sedikit ketegasan dalam mengurus Ahmad dan Aira.
Jam 11.00 mereka baru mau masuk kamar, jam 11.30 mereka baru tertidur, saya pun ikut tidur.