Kilometer nol
Lanjut kilometer nol guys, hari ini merupakan hari ke dua kami di Sabang. Mulai dari waktu subuh dan setelah melakukan shalat subuh kami terus bersiap-siap untuk melanjutkan trip atau petualangan selanjutnya. Hari ini kami berencana untuk mengunjungi kilometer nol Indonesia yang terletak diujung Pulau Sabang, perjalanan ke sana memakan waktu yang lumayan lama sekitar 1 jam lebih hingga 2 jam.
Setelah bersiap-siap semua, perjalanan dimulai dari Ujung Karang tempat saudara ku menuju ke kilometer nol, untuk persiapan minyak motor kami tidak perlu khawatir lagi karena masih sangat penuh, perjalanan berlangsung menuju ke tempat tujuan dengan menggunakan map google, hari ini kami hanya berangkat dua pasang motor tanpa dibarengi oleh saudara ibu karena beliau sedang sibuk bekerja dan ditambah lagi istrinya yang juga sibuk dengan persiapan pilkada besoknya. Meskipun demikian, kami tetap semangat melanjutkan perjalanan mengikuti arah yang ditunjuk oleh map Tinggai sampai di kilometer nol sekitar pukul setengah 11 karena keberangkatan awal dimulai dari jam 9 pagi.
Perjalanan menuju kilometer nol
Kami tiba di kilometer nol dan melihat susana hari ini lumayan sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang datang mengunjungi nya, tidak seperti suasana saat tahun baru, lebaran, dan hari libur lainnya yang biasa memenuhi tempat ini seperti yang kami lihat disosial media. Meskipun demikian, kami tetap merasa bahagia saat tiba pertama kalinya disini dan langsung mengambil alih tempat yang bagus untuk mengambil foto.
Pemandangan yang indah dengan birunya air laut membuat sejuk mata memandang, ditambah lagi dengan hijaunya alam sekitarnya yang mengelilingi tempat ini rasanya seperti tidak ingin kembali ke rumah.
Potret riang saat berada di dekat kilometer nol
Pemandangan laut area kilometer nol
Setelah cukup berfoto-foto, kami juga sempat singgah melihat bazar-bazar baju dengan sablonan tulisan kat Sabang, di bazar tersebut menjual berbagai jenis pakaian khas Sabang seperti baju pantai, topi pantai yang sering digunakan wanita untuk berfoto, selendang bercorak pantai, baju anak-anak dengan sablonan khas Sabang dan berbagai jenis pakaian lainnya yang memikat mata untuk membeli nya.
Melirik topi pantai yang orang-orang biasa pakai
Selendang khas Sabang
Baju pantai
Setelah puas melihat-lihat sambil bertanya harga nya, akhirnya aku terpikat dengan sebuah baju pantai yang menurutku keluaran terbaru belum dipakai orang, singkat cerita aku meminta kepada ibu untuk membeli untuk satu karena ibu juga sedang membeli satu baju oleh-oleh untuk nenek yang tidak ikut pergi.
Setelah selesai membayar kami kembali mengambil motor diparkiran untuk lanjut ke tempat wisata selanjutnya, namun ketika hendak beranjak mengambil motor tiba-tiba adik kecilku juga rewel hampir menangis meminta untuk dibelikan baju khas Sabang juga, tidak sanggup mendengar rewelnya ibu memutuskan untuk kembali ke bazar membeli baju yang disukainya.
Potret keindahan bunga dikawasan penginapan Iboih
Setelah dari kilometer nol, kami menuju ke destinasi wisata selanjutnya yaitu Iboih yang berada dijalan pulang searah dengan tempat tinggal saudara ibu, disitu kami sempat berputar-putar karena kesasar petunjuk arah dari map, hingga akhirnya bertanya kepada saah satu penghuni daerah setempat dan menunjukkan arah yang benar, kami masuk ke komplek penginapan yang disana juga terdapat beberapa boat untuk disewa jika ingin berlayar ke pulau Rubiah, pulau yang sering didatangi wisatawan karena keindahan nya yang luar biasa, di pulau tersebut biasa orang-orang berenang yang disebut snorkling yaitu aktivitas menyelam dibawah laut melihat keindahan biota laut seperti ikan karang dan terumbu karang yang unik-unik.
Namun sayang hari itu kami tidak mengunjungi pulau Rubiah karena waktu yang tidak mendukung, selanjutnya kami juga sempat pergi ke pasir putih namun tidak mengambil foto karena pemandangan nya yang biasa saja hampir sama dengan pasir putih yang ada di Banda Aceh.
Persinggahan di sebuah mesjid
Beranjak dari pasir putih, kami memilih untuk mencari warung makan terlebih dahulu karena waktu makan siang sudah masuk berbarengan juga dengan shalat dhuhur, setelah makan kami singgah di satu mesjid untuk menunaikan ibadah kemudian dilanjutkan dengan perjalanan pulang ke rumah saudara ibu.
Perjalanan saat pulang
Potret kapal cepat yang melintasi kapal kami
Ketika tiba dirumah saudara ibu, beliau dan juga istri belum pulang dari tempat kerja, yang ada dirumah hanya ibu beliau dan anaknya yang masih kelas 2 SD, kala itu kami sempat istirahat sejenak dan bangun sekitar jam setengah 3 untuk terus bersiap-siap mengejar keberangkatan kapal jam setengah 5.
Selesai bersiap-siap dan jam menunjukkan pukul 4 lewat, kami terus meminta izin kepada pemilik rumah dn segera berangkat agar tidak ketinggalan kapal. Dan Alhamdulillah lagi-lagi takdir memihak kepada kami, kapal masih di buka menunggu beberapa penumpang lagi dan lagi-lagi kami termasuk ke dalam penumpang terakhir sebelum kapal ditutup.
Dan akhirnya kami selamat masuk ke dalam kapal Aceh Hebat 2 yakni kapal yang sama saat kami berangkat kemarin nya. Perjalanan kali ini lumayan menyenangkan karena kapal tidak goyang seperti hari pertama pergi, kapal berlabuh dengan santainya hingga kami tiba dengan tanpa rasa mual, diperjalanan kami juga melihat pelayaran kapal cepat yang melintasi kapal kami, terlihat seru karena sampai dua kali lebih cepat dari kapal yang kami naik, namun kapal tersebut tidak dapat menaikkan motor seperti kapal lambat yang kami naiki.
Makan Bakso bersama di bakso 58 Lamdingin
Kami sampai dipelabuhan sekitar pukul setengah tujuh memasuki waktu magrib, selesai melakukan shalat magrib di sebuah mesjid kami berencana untuk memakan bakso karena sangat sesuai dengan suasana gerimis hujan yang dingin, selesai dari warung bakso kami pun terus berangkat pulang ke tempat masing-masing. Adik-adik ku pulang dengan mobil sewa dijalan sementara ibu dan ayah memilih untuk pulang dengan motor dan aku terus kembali ke Dayah di barengi ibu dan ayah meskipun hanya setengah perjalanan.
Sekian story kali ini, salam hangat kepada sahabat steemit sekalian @zharaa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit