Jimat Dalam Pandangan Islam

in hive-105209 •  4 years ago 

IMG_20210627_115337.jpg


Dialam semesta itu banyak makhluk ghaib dan makhluk nyata. Makhluk ghaib itu macam-macam banyaknya minta ampun. Ada yang isi ke benda, ada yang cuma ngawang-ngawang, itu tergantung versinya mereka.

Ada mereka yang masuk ke kedalam sebuah keris, ada yang masuk kedalam batu. Kadang juga ada yang lebih pada keilmuan, maksudnya masuk kedalam tubuh seseorang.

Artinya kalau saya misalnya, saya ingin memiliki ilmu, berarti itu ada sesuatu yang masuk kedalam tubuh saya. Orang mendapatkannya bisa berbagai macam, ada dengan puasa, dengan do'a, bla...bla...bla....

Kalau orang-orang Jawa kan ada topo pendem ke tanah, kepalanya keluar.

Ada juga topo ngadem, topo ngadem itu, topo berdiri, kakinya diangkat satu.

Ada kumkum. Kumkum itu dalam air. Cuma makan yang lewat.

Ada topo ngidang, makannya rumput.

Ada topo ngalong. Ngalong itu kakinya diatas digantung, kepalanya dibawah, makan buah apa saja yang jatuh.

Orang-orang yang sudah mendalami keilmuan yang luar biasa berpikirnya tidak, bukan berarti antara kita dan mereka, tapi kita dengan yang maha kuasa.

Kalau kita lihat sejarah Sunan Kalijogo, dimana ada kali, ditungguin namanya kalijogo kan nungguin kali sampai lumutan. Jadi kan kita sudah yang namanya kali yang ditungguin yang kekuatannya hebat biasanya angker kan. Banyak binatang buasnya, banyak ah kayangan, segala macam jin mempet. Tapi dalam konteks ini memang tempat itu yang dicari dan dia tidak berpikir dia akan dimakan binatang, ada ular dan lain-lain, enggak ada. Jadi benar-benar murni konteksnya antara dia dan Sang pencipta.

Balik lagi bahwa dalam kondisi apapun biasanya saat kita mendapatkan sebuah lafadz, sebuah ilham, diberikannya tidak selalu kekuatan badan. Kamu lirik sebelah kanan, atau kamu lirik sebelah kiri, kamu akan melihat makhluk halus, atau bla...bla..blaa.

Bisa ketemu batu, bisa ketemu segala macam, dan itu yang didapat dari alam semesta, Tuhan yang berikan kita. Tetapi ada pula yang memang jimat itu buatan manusia.

Seorang empu yang sudah mempunyai kesaktian yang luar biasa melewati masa puasa bertahun-tahun mungkin, kemudian dia membuat sebilah keris. Digunakan keilmuannya dia untuk membuat keris ini punya ionik, punya isi, punya kekuatan.

Nah, ada orang juga menganggap sebagai jimat untuk apalah, tergantung kebutuhannya dia.

Jimat diambil dari bahasa Arab, Azimat. Itu sesuatu yang penting dalam hidup. Kalau orang beragama ya jimat itu akidah itu sendiri. Punya agama itu sendiri sudah namanya jimat. Makanya itu harus ada didalam hati terus. Kalau dalam Islam ya namanya sahadah itu sendiri. Itu punya kekuatan banyak. Ya kekuatan itu dari kekuatan dari keyakinan itu sendiri.

Kedua, itu akan melahirkan kekuatan diluar yang berkaitan atas keimanannya itu, nanti ada banyak hal. Misalnya ada namanya sunatullah. Sunatullah itu satu kekuatan yang diterima dari sebab akibat. Jadi, karena semuanya bisa diolah. Fisik itu kalau diolah menjadi kekuatan fisik, rohani diolah menjadi kekuatan rohani, mental diolah menjadi kekuatan mental.

Ada lagi orang yang punya kekuatan jiwa. Artinya ada orang yang punya kekuatan jiwa yang luar biasa karena diolah.

Jadi, Allah memberikan satu pertolongan diluar kemampuan kita. Karena apa ? Karena memang sesuatu yang dikembangkan secara mental dan rohani. Mungkin karena berpuasa tadi, mungkin karena banyak sedekah, mungkin banyak shalat malamnya, maka nanti ada kekuatan-kekuatan, yang orang lain itu tidak diberikan, tapi dia punya kekuatan. Misalnya bentuknya dalam banyak hal.

Itu jimat karena kekuatan batin. Diatas itu ada qudratullah. Qudratullah itu seperti mukjizat. Jadi, sebagaimana yang kita ketahui, kan para nabi. Padahal tidak hanya pada nabi, karomah itu diberikan pada banyak orang. Misalnya tongkat dilempar jadi ular, banyak nabi-nabi mengalami hal yang sama.

Kekasih-kekasih Allah, Wali-waliyullah itu dulu punya kekuatan-kekuatan seperti itu sebagai sebuah karomah. Karomah itu adalah kekuatan-kekuatan yang tidak dimiliki oleh orang lain untuk orang-orang tertentu.

Nabi Musa itu tangannya dimasukkan saja kedalam, keluar bercahaya. Dan itu karena bukan dia pintar tiap hari ngasah tangannya, tapi kekuatan yang ada pada azimahnya.

Azimah itu dalam frekuensi tertentu. Artinya orang tidak bisa serta merta kalau punya ini nanti bebas segalanya, enggak. Karena harus dalam satu pegangan. Misalnya orang punya kekebalan karena punya ilmu, tapi nanti dijalur gaza belum tentu.

Makanya keyakinannya itu harus dibenarkan dulu bahwa ini punya pengaruh positif pada frekuensi tertentu, tetapi tidak pada yang lain.

By @midiagam

IMG_20210627_111558.jpg


Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Bang, kalau ada jimat, saya maulah, biar kena vote sama @steemcuartor01 setiap postingan.

Saya juga mau, tapi sayang sekali dalam hal ini belum ditemukan jimat untuk menaklukkan hati steemcurator01 😅