Ulang tahun ke-18 si Abang

Pagi ini aku akan pergi ke kantor Camat Matangkuli untuk melakukan fingerprint. Sebelumnya kami mengantarkan si kakak ke Simpang Cibrek karena dia akan ke kampusnya di Buketrata untuk konsultasi dengan dua orang dosen pembimbingnya.

Tugas akhir memang sebuah fase yang krusial dan kadang sangat dramatis. Si dosen sering bertingkah sebagai "Tuan Takur" yang tidak punya perikemanusiaan dalam memperlakukan mahasiswa yang sedang berjuang demi masa depannya.

Banyak cerita yang terjadi ketika seorang mahasiswa sedang menyusun tugas akhirnya. Ada yang pingsan berkali-kali, menangis, terpuruk dan berbagai kisah dramatis lainnya.

Si dosen dengan gampangnya mencoret-coret bahan skripsi yang dibuat oleh mahasiswa yang dibimbingnya, padahal si mahasiswa telah berusaha sekuat tenaga, begadang dan rela lapar karena keterbatasan "kiriman" dari orangtuanya di kampung.

Tetapi ketika berkonsultasi dengan dosen, si dosen dengan gampangnya mencoret-coret skripsi para mahasiswa tanpa memikirkan bagaimana beratnya usaha si mahasiswa demi memperjuangkan harapan dari orang tua mereka di kampung untuk masa depan dan perbaikan nasib keluarga.

Bila kita mau fair, sebenarnya tugas akhir bagi mahasiswa strata-1 (sarjana), hanyalah media untuk belajar menulis karya ilmiah berdasarkan metode penelitian dan penulisan ilmiah.

Tetapi, keseringannya si dosen menuntut kesempurnaan layaknya Tesis atau Disertai, yang kita fahami memang dituntut kesempurnaan dalam hal materi dan kandungan ilmiahnya.

Dalam pengalamanku, Alhamdulillah aku tidak mengalami hal-hal yang dramatis atau kendala yang berarti, karena strategi yang aku gunakan terbukti ampuh dan si dosen tidak mempersulit proses penyusunan skripsiku.

Teman satu tim penelitian dan satu dosen pembimbing pun sempat heran. Lee (nama panggilan ku), Qe baca apa dulu, koq Pak Nursalim manut aja dan tidak mencoret-coret skripsi qe. Punya kami bolak-balik dicoret semua...! Begitu ucapan teman-teman ku.

He...he...ada trik yang aku praktekkan ketika berhadapan dengan dosen pembimbing yang mungkin akan aku uraikan pada kesempatan yang lain...🤭

Bersepeda statis. Videonya
Setelah mengantarkan si kakak ke Simpang Cibrek, kami segera menuju kantor Camat Matangkuli untuk melakukan fingerprint, dan singgah sebentar di rumah adik di Keude Matangkuli.

Aku sempat menjajal sepeda statis yang baru dibeli oleh adik melalui online shop. Sebelumnya adik memang sering bersepeda, bahkan ikut club bersepeda di wilayah setempat. Tetapi karena berbagai kesibukan, dia mengalami kendala untuk bisa selalu berolahraga.

Dengan kondisi demikian, dia membeli sepeda statis, dengan harapan meskipun tidak sempat bersepeda di outdoor, dia masih tetap bisa berolahraga dan membakar kalori di rumah.

Tempat penyimpanan kayu bakar. Videonya

Setelah menjajal sepeda statis di rumah adik, kami menuju Simpang Rangkaya untuk berbelanja barang kebutuhan kami. Kami juga membeli daging ayam untuk menu makan malam kami hari ini.

Rencananya ayam tersebut akan kami bakar untuk dimakan bersama nanti malam dalam rangka syukuran Ulang Tahun si Abang yang ke-18.

Si Abang lahir pada tanggal 24 Desember tahun 2006, dimana saat itu sedang terjadi banjir besar di Kabupaten Aceh Utara, khususnya Matangkuli dan Lhoksukon.

Saat itu aku mengungsikan istri yang sedang hamil besar dan sedang "menunggu hari" untuk proses melahirkan, ke rumah saudara kami di Lhokseumawe.

Dan pada hari kedua mengungsi di rumah saudara, lahirlah si Abang melalui kelahiran atau persalinan normal tanpa operasi. Ada saudara yang berkata begini: Karena lahir saat banjir, bagaimana kalau kita beri nama Banjiruddin? 😅

Aya Aya wae, kami pun memberi namanya Muhammad Lutfi Nurhakim, diantara berbagai alternatif nama yang disodorkan oleh keluarga.

Kami tidak membuat acara khusus karena semua sedang sibuk sendiri dengan urusan masing-masing. Si Abang pun sebenarnya sedang sibuk karena terlibat dalam kegiatan pengamanan libur Natal dan Tahun Baru bersama personil Polres Aceh Utara.

Dan karena malam ini bukanlah giliran dia jaga di Pos Pengamanan di Landing, kami bisa mengadakan makan malam bersama di rumah kami.

Siang ini aku membereskan rumput-rumput yang ada di belakang rumah. Karena banjir sepertinya sudah terkendali, rencananya aku akan menanam sayur-sayuran di halaman belakang rumah kami.

Di belakang rumah, juga kami buatkan tempat penyimpanan kayu bakar sebagai tempat untuk menyetok persediaan kayu bakar yang kami gunakan untuk memasak air minum dan lain-lain.

Memasak air minum. Videonya
Di sore harinya aku memasak air minum seperti biasa dengan menggunakan kayu bakar. Dan biarpun hujan rintik-rintik, aku bisa memasak air minum untuk konsumsi kami sehari-hari.

Aku sangat menikmati gaya hidup seperti ini. Hidup di desa dengan suasana serta aktivitas para warga desa pada umumnya. Memasak menggunakan kayu bakar, menanam sayur sendiri, memelihara ayam dan lain-lain.

Si Abang menyiapkan arang
Sekitar jam 05 sore si Abang sudah pulang dari kegiatannya di Pos Pengamanan di Landing, dan kemudian dia segera menyiapkan arang untuk memanggang ayam untuk makan malam kami hari ini.

Si kecil pun dengan antusiasnya membantu Abangnya menyiapkan ayam bakar di sore ini. Sebuah kebahagiaan bagiku melihat anak-anak rukun dan saling membantu serta beraktivitas bersama.

Ayam bakar. Videonya
Aku membiarkan si Abang untuk memanggang sendiri ayamnya, karena dia memang ahli dalam melakukannya. Dia bahkan juga pandai memasak sehari-harinya.

Selain suka memasak sewaktu acara Pramuka, dia pun sering memasak menu makanan kesukaannya di rumah, dan Alhamdulillah rasanya enak sehingga kami sekeluarga suka dengan makanan buatan si Abang.

Meskipun dia anak cowok, dia juga suka memasak di waktu-waktu tertentu, sama sepertiku. Kata orang, Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Benarkah?

Menu makan malam kami. Videonya

Lewat "perjuangan" si Abang bersama adik dan kakaknya, menu makan malam kami untuk hari ini pun telah tersedia. Dan setelah sholat magrib, kami makan malam bersama di rumah saja. Mumpung lagi bisa ngumpul dan momen ulang tahun si Abang yang ke-18.

Keluarga ku

Selain anggota keluarga ku, kami juga makan malam bersama adik bungsuku yang sedang sendirian di rumah, karena ayah serta ibu kami masih berada di rumah kakak di Lhokseumawe setelah pulang opname di rumah sakit beberapa hari yang lalu.

Sekian postingan ku kali ini. Stay healthy and Fun.....Ciao...!

Regards

｡✧ 🧑‍⚕️ @𝒶𝓁𝑒𝑒𝟩𝟧 🥋 ✧｡

📚ⱼₐₗₐₗᵤddᵢₙ ᵣᵤₘᵢ : Cᵢₚₜₐₖₐₙₗₐₕ ₖₑᵢₙdₐₕₐₙ dᵢ dₐₗₐₘ ₕₐₜᵢ ₐₙdₐ, dₐₙ ₖₑᵢₙdₐₕₐₙ dᵢ ₛₑₖᵢₜₐᵣ ₐₙdₐ ₐₖₐₙ ₘₑₙgᵢₖᵤₜᵢ.💝