Dalam sebuah penemuan yang mengejutkan dunia geologi, ilmuwan dari Universitas Utrecht, Belanda, berhasil menemukan kembali lempeng tektonik yang telah lama dianggap punah.
Lempeng yang dikenal sebagai Pontus ini, sebelumnya menopang Laut China Selatan dan dinyatakan hilang selama 20 juta tahun.
Penelitian yang dipimpin oleh Suzanna van de Lagemaat ini awalnya bertujuan untuk mempelajari lempeng Pasifik di Samudera Pasifik.
Namun, keanehan ditemukan saat mereka menganalisis sampel batuan berusia 135 juta tahun yang dikumpulkan dari Kalimantan.
Analisis ini mengungkapkan bahwa batuan tersebut cocok dengan celah wilayah antara China Selatan dan Kalimantan.
Menggunakan model komputer, tim peneliti merekonstruksi geologi wilayah tersebut selama 160 juta tahun terakhir.
Hasilnya menunjukkan bahwa celah tersebut ditempati oleh lempeng yang belum dikenal sebelumnya, yang kemudian dinamakan lempeng Pontus.
Lempeng Pontus diperkirakan terbentuk sekitar 160 juta tahun lalu dengan ukuran yang sangat besar, mencapai seperempat dari Samudera Pasifik.
Namun, lempeng ini menyusut secara bertahap dan akhirnya menghilang 20 juta tahun lalu, terdorong ke bawah lempeng Australia di bagian selatan dan utara dengan lempeng China.
Penemuan ini bukan pertama kalinya lempeng Pontus terungkap. Puluhan tahun lalu, penelitian dari laboratorium yang sama mengindikasikan adanya lempengan kerak besar yang tidak diketahui asalnya melalui pengamatan pencitraan lapisan tengah Bumi, mantel.
Namun, saat itu, mereka tidak memiliki cara untuk menentukannya.
Penemuan ini membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang dinamika lempeng tektonik dan sejarah geologi wilayah Asia Tenggara.
Tim peneliti berharap temuan ini dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang proses geologis yang membentuk bumi kita.
Wow, apakah akan berdampak akan terjadi gempa?
Thank you for sharing together here.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit