The Diary Game [Sabtu, 17 Februari 2024: Belajar Membuat Gula Kelapa]

Salam hangat Steemian semua
Hari Sabtu tanggal 17 Februari yang memberikan pengalaman hidup yang berharga. Rutinitas mengajar masih menjadi titik awal di hari Sabtu yang cerah ini. Mengajar menjadi kisah yang memberikan pengalaman hidup. Bahkan saya sendiri tidak berhenti belajar. Belajar akan aktivitas manusia yang memberikan pengalaman baru. Maka wajar saja jika perintah utama Tuhan ialah "Bacalah". Membaca dari segala aktivitas yang terjadi dalam kehidupan.

Memandangi hamparan tumbuhan padi

Pada saat rutinitas mengajar telah selesai. Saya memutuskan untuk pergi ke rumah pak Aris. Sesampainya di rumah pak Aris, saya melihat pemandangan sawah. Hamparan tumbuhan padi menghipnotis mata. Saya pun mengabadikan keindahan itu dengan mengambil gambar. Setidaknya, itulah keindahan yang layak dibagikan kepada steemian semua. Saya teramat menyenangi tumbuhan padi. Filosofi "padi tumbuh tak berisik" memberikan manfaat dalam hidup. Saat manusia berproses, alangkah baiknya untuk tidak berisik atau mengeluh dan selalu bersyukur.

Menikmati keindahan hamparan tumbuhan padi telah selesai dilakukan. Saya memutuskan untuk melihat pak Aris dan keluarganya membuat gula kelapa. Saya mengamati segala proses yang dijalani. Apalagi ditemani segelas kopi hitam memberikan kenikmatan tersendiri. Pada saat proses pembuatan gula kelapa berlangsung. Saya di ajak pak Aris ke kebunnya untuk memanen kelapa muda. Pak Aris memanen dua buah kelapa muda dan kami bawa pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumahnya, pak Aris membukakan kelapa muda. Saya menikmati air kelapa muda yang segar dilanjutkan daging kelapa muda.

Perolehan kelapa muda

Pada saat perut kembung dan kenyang. Saya melihat kembali proses pembuatan gula kelapa. Gula kelapa ini dibuat dari air sadapan bunga kelapa yang masih kuncup. Saya pernah melihat secara langsung proses penyadapan ini dari bawah pohon kelapa. Setidaknya, mengamati dari bawah sudah memuaskan rasa penasaran. Saya mengamati secara serius proses mengaduk air nira kelapa. Proses pengadukan ini agar busa air tidak naik. Saya tidak memahami kenapa hal tersebut terjadi. Namun, dugaan saya hal tersebut terjadi karena kandungan alkohol dalam air nira.

Pak Aris memasak air nira

Proses memasak air nira kelapa telah selesai dilakukan. Proses memasak yang memerlukan waktu sekitar 7 jam. Saya melanjutkan mengamati proses meniriskan gula kelapa. Proses pada saat tertentu saya turut membantu meniriskan. Sekiranya saya turut ikut andil dalam proses penirisan. Apalagi harus berhati-hati dalam proses meniriskan. Hal ini dikarenakan teramat panas gula kelapa yang masih leleh. Suhunya berkisar 50/60 derajat, itu suhu yang terkategori sangat panas.

Saya sedikit penasaran dengan wadah penirisan. Batok kelapa yang digunakan harus direndam terlebih dahulu agar gula tidak lengket dengan batok. Saya pun menanyakan batok kelapa yang dipakai apakah memiliki mata semua. Ternyata keseluruhan batok kelapa yang digunakan harus memiliki mata. Tujuan dari mata ini memiliki fungsi untuk mempercepat pengerasan. Ilmu yang dapat ditemukan dalam fisika. Namun orang dahulu secara individu dapat mempelajari hal tersebut melalui pengalamannya. Kalau fungsi dari daun ketela untuk penutup mata kelapa. Saya rasa dikarenakan daun ketela memiliki tekstur yang tidak terlalu padat.

Proses meniriskan gula kelapa

Proses pembuatan gula kelapa telah selesai dilakukan. Saya memutuskan untuk pamit pulang. Namun saya diharuskan untuk menunggu terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan saya hendak dibawakan gula kelapa. Gula kelapa telah mengeras, saya dibungkus kan gula kelapa oleh ibu pak Aris. Saya juga dibawakan kelapa muda yang masih belum dibelah. Saya pun memutuskan untuk segera pulang karena waktu sudah mendekati malam hari.

Itulah tulisan yang dapat saya bagikan. Semoga terdapat manfaat dari tulisan yang saya bagikan. Terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada saya selama ini...