Persiapan Saya Menyambut Bulan Suci Ramadhan: Meugang hingga Tarawih Pertama

Untuk seluruh sahabat, selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1445 Hijriah dan ibadah lainnya. Semoga selalu mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

Ungkapkan kegembiraan Anda menyambut bulan Ramadhan Tahun ini?

Sebagai muslim, datangnya bulan Ramadhan 1445 Hijriah membawa kegembiraan tersendiri bagi saya. Bulan dengan kewajiban berpuasa, memberikan kesempatan lebih banyak kepada saya untuk mengerjakan berbagai ibadah sunat lainnya dengan pahala berlipat ganda.

Ramadhan juga menjadi ajang untuk instropeksi diri, tentang kesalahan yang pernah dibuat, hingga memohon ampunan kepada Allah SWT.

Di sisi lain, berkaitan dengan adat dan budaya, ada perasaan gembira saat menikmati kebahagian bersama teman dan tetangga lewat berbagi makanan, hingga sedekah makanan berbuka kepada warga miskin.

Selain itu, Ramadhan di wilayah saya, Banda Aceh sangat khas. Pada siang hari, semua warung makanan tutup dan baru buka menjelang berbuka puasa. Saat sore, penjual makanan ramai membuka lapak di pinggir jalan, bahkan dengan ragam makanan tradisional yang jarang ada di hari biasanya.

Dan malam hari, kegembiaraan bersama keluarga di rumah saat berbuka puasa, selanjutnya di masjid saat melaksanakan salat Isya dan Tarawih berjemaah.

Apa persiapanmu menyambut bulan bulan Ramadhan tahun Tahun ini?

Persiapan menyambut Ramadhan 1445 Hijriah telah saya lakukan sejak bulan Syakban. Salah satunya dalam urusan ibadah adalah salat Tasbih, dan berpuasa sunat. Dua ibadah ini melatih fisik dan mental untuk kuat dalam menjalankan salat Tarawih berjemaah dan menjalankan kewajiban berpuasa.

Hal urusan kuliner dalam menyambut Ramadhan, saya menjalaninya dengan belanja berbagai kebutuhan dapur seperti daging, ikan, sayur dan lainnya untuk stok selama sepekan. Ini penting, karena biasanya di awal-awal Ramadhan, pasar ikan dan sayur lumayan lesu.

Persiapan khusus lainnya adalah menjalankan tradisi Meugang, warisan leluhur Aceh masa lalu yang masih berlangsung hingga kini. Tradisi mengonsumsi daging sapi, kerbau dan kambing akan dijelaskan dalam poin di bawah.

Apakah ada tradisi khusus di daerah Anda atau biasa-biasa saja. Sangat menarik untuk kami dengar?

Dua hari jelang Ramadhan 1445 H, lapak-lapak daging dadakan tumbuh berjejer di lokasi-lokasi keramaian berdekatan dengan pasar tradisional di Aceh. Ini pertanda hari Meugang telah dimulai.

Meugang adalah tradisi memasak dan memakan daging bersama keluarga, serta berbagi kepada fakir miskin bagi yang mampu. Tradisi ini peninggalan budaya warisan Sultan Iskandar Muda sejak awal abad ke-17, dan bertahan hingga kini. Tradisi ini telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2016.

Menjalankan tradisi Meugang, saya membeli daging di pasar Beurawe, Banda Aceh. Daging dimasak istri dengan berbagai menu; rendang Aceh, rendang Padang, masak putih, hingga stok untuk daging goreng.

Sejak H-2 Ramadhan sampai berbuka puasa dan sahur hari pertama dan kedua Ramadhan, daging menjadi lauk utama bagi saya dan keluarga, tentu saja dilengkapi sayur dan buah-buahan.

Meugang tak hanya urusan makan. Tradisi itu punya filosofi tentang berbagi kepada kaum dhuafa. Mereka yang punya rezeki lebih dengan senang hati berbagi daging dengan kerabat dan tetangganya yang kurang mampu. Nilai-nilai itulah yang diwariskan Sultan Iskandar Muda saat memimpin Kesultanan Aceh (1607 - 1636).

Demikian uraian saya untuk ambil bagian dalam kontes bertema: Persiapan Saya di Bulan Suci Ramadhan di komunitas Steem Indonesia

Saya mengundang @neukyan @bukutaqin dan @bahrol agar sudi meramaikan kontes menarik ini. []

Salam literasi
@abuarkan