TAHUN 1989 saya menjadi bagian dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Lhokseumawe. Sekolah ini tercatat sebagai salah satu sekolah terbaik se-Aceh. Saat itu, hanya beberapa sekolah dio Aceh yang punya keunggulan level provinsi dan bahkan nasional. selain SMA Taman Siswa Arun, juga terdapat nama SMA Negeri 3 Banda Aceh serta sejumlah sekolah lainnya di kabupaten lain.
Bisa bergabung sebagai siswa di SMA unggulan tentu saja merupakan sebuah kebanggaan bagi saya. Apa lagi di tahun itu, hanya tiga siswa SMP tempat saya bersekolah yang bisa masuk melalui seleksi NEM di sana. Salah satunya adalah saya. Beberapa teman lain harus memilih bersekolah di SMA negeri lain, kemudian baru pindah ke SMA Negeri 1 Lhokseumawe demi bisa menjadi bagian dari siswa sekolah tersebut.
Selama tiga tahun saya menjadi siswa sekolah ini, tentu saja ada begitu banyak cerita. Sebagian besar cerita itu biarlah tetap menjadi kenangan pribadi saya, yang tak perlu saya ungkapkan kepada orang lain. Untuk itu, saya akan memulai dari apa yang kontes ini inginkan.
Hal yang tidak saya sukai ketika saya di bangku SMA, salah satunya adalah setiap pagi dan siang saya harus berjalan kaki cukup jauh untuk mencapai sekolah. Dari rumah, saya harus naik angkot selama 20 menit. Kemudian turun di Simpang Empat, lampu merah persis di depan Bank Bumi Daya (sekarang Pizza Hut). Kemudian berjalan kaki hingga ke SMAN 1 yang jaraknya hampir satu kilometer.
Pulang sekolah jam 13.15 WIB, jalan kaki lagi ke arah Jalan Merdeka, ke depan bankBumi Daya lagi untuk naik angkot pulang ke Punteuet. Begitu setiap hari selama tiga tahun. Hanya sesekali ada angkot atau labi-labi yang kebetulan melintas di depan sekolah kami, dan kami pun bisa naik tanpa harus jalan kaki dulu sejauh satu kilometer.
Bayangkan pagi-pagi sampai di sekolah sudah berkeringat. Berjalan sejauh itu, meski sambil mengobrol dengan teman, namun tetap menguras energi. Apa lagi ketika siang hari. Di tengah teriknya atahari dan deru suara mesin becak yang memekakkan telinga. Dulu, di jaman itu semua becak menggunakakan mesin DKW. Suaranya sangat bising. Jauh berbeda dengan becak mesin yang beroperasi sekarang.
Sementara pengalaman yang terbilang horor saat SMA adalah ketika saat itu ada ajakan demo besar-besaran
untuk menyerbu Kantor Catatan Sipil dekat Pos Lantas Cunda. Info adanya demo besar-besaran itu sudah terdengar sejak sehari sebelumnya. Saya sama sekali tak punya nyali untuk ikut aksi-aksi seperti itu. Meski begitu, saya tak pernah menduga jika sepulang sekolah, bapak saya sudah menunggu di depan pagar sekolah. Tak pernah sekali pun saya dijemputnya pulang sekolah. Kecuali pada hari demo itu. Ternyata beliau juga khawatir saya terpengaruh untuk ikut-ikutan demo.
Sebenarnya, ketika itu saya cukup malu karena dijemput bapak. Tema-teman saya lihat, masak sudah SMA masih dijemput orang tua. Tapi saya maklum, pasti yang bapak lakukan ini dari kaca mata orang tua semata-mata untuk menjamin keselamatan saya. Saya pun duduk dengan tenang di atas sepeda motor Yamaha 100 ketika itu.
![](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQme1j7DxALs63KBGZrXHDyDoQjiUBykEGkNbL5zQc9WpnM/gambar.png)
Pengalaman hidup yang saya ambil di masa SMA adalah sebesar apa pun pangkat dan jabatan orang tua mu, itu sama sekali tidak menjamin masa depan mu. Di kelas satu tiga, ketika baru awal masuk SMAN 1 saya terdaftar sebagai murid di sana. dari tiga puluh tiga orang siswa, hanya saya dan empat teman saya lainnya yang terbilang wong ndeso. maklum, kami langsung terlihat dari kelas bawah. Orang tua saya hanya seorang guru sekolah dasar. Teman sebangku saya, bapaknya anggota TNI-AU di Bukit Rata. Satu lagi menumpang sama abngnya yang anggota TNI di Kompi Cunda. Yang terakhir dari Simpang Keramat, anak petani.
Selebihnya semua anak-anak orang kaya. Ada yang bapaknya di Mobil Oil, Pupuk Iskandar Muda, kepala dinas, dokter spesialis, Kepala Bank Indonesia Lhokseumawe, dan instansi atau lembaga lainnya. Karena itu, saya dan teman sebangku saya, setiap jam istirahat selalu menghabiskan waktu di perpustakaan.
Hal itu kami lakukan bukan karena kami berdua kutu buku atau punya hobbi membaca yang sangat besar. Namun karena untuk menghindari melihat teman-teman lain berpesta bakso dan aneka makanan lain di kantin sekolah. Yang selalu membuat kami harus menahan diri.
Tapi lama-kelamaan, karena selalu berada di pustaka, akhirnya kami jadi baca buku juga. Hingga pada akhirnya kami bisa lulus dengan baik. Begitupun setelah itu, setelah melewati jenjang pendidikan berikutnya. Tak semua anak-anak orang kaya tadi itu sukses dalam hidupnya.
Itulah salah satu pelajaran yang sudah saya dapat sejak saya menamatkan bangku SMA Negeri 1 Lhokseumawe di tahun 1991. Pelajaran itu juga selalu saya sampaikan kepada mahasiswa saya setiap tahun. Jangan pernah membanggakan orang tua, karena garis hidup kita tertulis terpisah dari garis hidup mereka. Masing-masing kita punya jalan tersendiri. Orang tua tak bisa selamanya berada di sisi kita untuk memberi pertolongan.
Untuk itu, yang terbaik adalah menyiapkan pijakan sendiri sekuat mungkin. Agar kelak, seberat apa pun beban hidup yang akan kita jalani, kita tak pernah goyah.
Saya mengajak @amryksr @palang @midiagam untuk serta dalam kontes menarik ini.
Note: Foto-foto saat reuni akbar SMA Negeri 1 Lhokseumawe, 25 Maret 2017 di GOR Unimal, Utenkot, Cunda, Lhokseumawe.
Selamat Datang Di Komunitas Steem Indonesia: @zainalbakri
Masa itu mungkin saya belum terlahir di dunia ini namun setelah saya bacakan postingan ini yang memberikan suatu kesan untuk saya pada masa itu. Perjuangan Anda dalam menempuh pendidikan sungguh luar biasa. semoga selalu sukses buat kanda @zainalbakri.
Team verification results :
Kind regards,
TIM STEEM INDONESIA
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
tksh bang sdh diverifikasi.
setiap kita punya cerita masing-masing. beda jaman, mungkin beda pula tingkat kesulitannya. sukses juga untuk adinda @afrizalbinalka
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sama2 alumni SMA 1, lon thn 2004 masa kepala almarhum pak Maimun dgn guru olahraga paling ditakuti almarhum pak Qomar
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
pak qomar matang kuli? itu wali kelas saya ketika kelas 1/3
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Siap. Akan segera merapat.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
mantap
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Alhamdulillah sekarang udah jadi orang sukses. Walaupun dulu harus jalan kaki ke sekolah dan sempat diketawai teman lantaran sma masih dijemput sama ayah ehehee
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
We invite you to continue sharing quality content on the platform, and continue to enjoy support, and also a likely spot in our weekly top 7.
Voting date: 11.12.2022
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semoga saya bisa ikut serta dalam kontes ini, terima kasih pak @zainalbakri
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit