S19W6 - "TIME TRAVEL CHALLENGE."

Ada yang berkata waktu adalah emas, dan ada juga yang mengatakan bahwa waktu itu adalah kanvas, maka lukislah dengan karya terbaikmu.

Banyak orang bijak memberikan persepektif dan renungan tentang betapa pentingnya sebuah waktu karena sejatinya kita tidak mungkin kembali ke masa lalu, dimana roda zaman telah menggilas semuanya, bak kata Ebiet G Ade dalam sebuah lagunya.

Dalam persepektif Islam sendiri, telah diberikan warning tentang waktu ini agar menjadi pedoman bagi umat islam dalam menjalani hidupnya.

Imam Syafii yang merupakan salahsatu imam Mazhab yang banyak diikuti oleh muslim di Indonesia mengatakan bahwa waktu itu adalah pedang, jika anda tidak memotongnya maka ia akan memotong anda.

Artinya bila kita memanfaatkan waktu sebaik mungkin maka waktu itu akan menghasilkan kerugian bagi kita karena tidak digunakan sebagaimana mestinya.

Nabi Muhammad SAW sendiri telah mengingatkan untuk memanfaatkan lima perkara sebelum datangnya lima perkara, yaitu hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu.

Kita telah melewati berbagai periode waktu dalam kehidupan kita, dimulai sejak dilahirkan ke bumi ini, menjalani masa kanak-kanak dan remaja, menjadi dewasa bahkan ada yang menuju usia senja.

Ada banyak hal yang terjadi dimasa lalu, yang mungkin berupa pengalaman yang menjadi kenangan indah sepanjang hidup kita, atau pengalaman pahit dan kesalahan yang kita buat yang memberikan dampak pada kehidupan kita dimasa sekarang dan kedepannya.

^{Tempat yang sama diwaktu yang berbeda}

Semuanya itu, seharusnya menjadi pembelajaran berharga bagi kita untuk masa yang akan datang karena sejatinya kita tidak bisa kembali ke masa lalu.

Pun, jika kita berandai-andai, bila saja kita bisa memutar waktu dan kembali ke masa lalu maka seharusnya kita tidak pernah mengulangi kesalahan dan memperbaikinya.

Dan kebahagiaan yang pernah kita alami, akan kita ulangi dimasa sekarang dan masa depan dengan versi yang berbeda.

Anggaplah mesin waktu itu ada, maka ada beberapa hal yang ingin saya lakukan jika saya bisa kembali ke masa silam.

Saya mengalami masa kecil yang cukup bahagia. Tumbuh besar di pedesaan dengan segala keterbatasan secara materi dan lain-lain, tetapi kami sangat bahagia.

Hari-hari kami bermain di persawahan, di sungai dan di pinggir hutan bersama kawan-kawan setelah pulang sekolah tanpa ada rasa cemas akan masa depan.

---

^{Gambaran masa kecilku yang saat ini dialami oleh anak-anak kami}

Hubungan antar warga masyarakat terjalin erat dalam berbagai aspek kehidupan di desa, baik yang bernuansa suka cita seperti pesta perkawinan, kenduri dan lain-lain, atau yang bernuansa duka cita saat ada warga yang meninggal dunia dan lain sebagainya.

Kenangan yang indah dimasa kecil menyebabkan saya memilih untuk kembali menetap di kampung halaman setelah sempat hijrah ke beberapa tempat.

Meskipun saya menyadari, masa kecil itu tidak akan terulang, tetapi saya ingin menghadirkan kembali kenangan itu dengan versi yang berbeda saat ini.

Dan itu adalah alasan utama saya kembali menetap di kampung halaman, selain beberapa pertimbangan lain seperti agar bisa mendampingi serta mengurus kedua orangtua saya yang sudah berumur lebih 80 tahun.

^{Disini, 45 tahun yang lalu, aku menghabiskan waktu bersama teman, memancing ikan di parit persawahan}

Saya menyadari bahwa saya tidak bisa merubah takdir yang telah berlaku dalam kehidupan saya. Tetapi andai saja saya bisa, maka saya akan merubah keputusan saya beberapa puluh tahun yang lalu, dimana saat itu orangtua saya menyarankan agar menempuh pendidikan agama (mondok di pesantren).

^{Ilustrasi bila dulu aku mondok di pesantren, mungkin aku akan menjadi ustad}

Tetapi saat itu, saya adalah seorang remaja yang bercita-cita menjadi seorang abdi negara (pegawai negeri) dengan mindset harus menempuh pendidikan umum. Dan akhirnya saya pun lulus kuliah dan menjadi pegawai negeri seperti yang saya cita-citakan.

Melihat kondisi saat ini di birokrasi dan pemerintahan, saya pun membuat perenungan. Seandainya saja dulu saya ikut saran orangtua saya, mungkin tidak akan berada dalam lingkaran setan yang toxic ini.

Tetapi, lagi-lagi sebagai seorang muslim kami mempercayai rukun iman yang enam, yang salahsatunya adalah beriman kepada qada dan qadar yang merupakan takdir dari Allah, yang baik maupun yang buruk.

Tidak ada yang terjadi dalam kehidupan kita tanpa ada campur tangan Allah SWT. Dan apapun itu adalah yang terbaik bagi kita, meskipun terkadang kita tidak menyukainya.

Hal yang bisa kita lakukan adalah menjadikan pengalaman dimasa lalu, baik pengalaman yang indah maupun pengalaman pahit agar menjadi pelajaran bagi kita untuk masa yang akan datang.

^{Mengulang kembali hobby masa kecil}

Itulah gaes, partisipasi saya kali ini pada kontes Minggu keenam SEC Season 19, dengan tema : "TIME TRAVEL CHALLENGE." Stay Healthy and Fun, Ciao....!

Regards

@alee75

ABOUT ME