Hari ini, 19 Januari 2025, saya memenuhi undangan pesta perkawinan di rumah seorang warga di sekitar tempat tinggal. Undangan ini sudah saya terima beberapa minggu lalu, dan saya memang berniat hadir untuk memberikan doa restu kepada mempelai yang sedang berbahagia.
Namun, pagi tadi, saya sempat disibukkan oleh beberapa kegiatan lain. Ada beberapa hal yang perlu diselesaikan, sehingga saya sedikit terlambat mendatangi rumah tempat acara berlangsung. Meski demikian, saya tetap berusaha hadir karena merasa penting untuk menjaga silaturahmi dan menghormati undangan.
Setelah semuanya selesai, saya bergegas menuju lokasi pesta. Ketika sampai, suasana di rumah mempelai tampak meriah. Tenda-tenda besar dipasang dengan dekorasi yang cantik, dan suara musik tradisional terdengar mengiringi suasana bahagia. Banyak tamu sudah hadir, mengenakan pakaian terbaik mereka.
Saya menemui tuan rumah dan meminta maaf atas keterlambatan saya. Mereka menyambut dengan senyuman ramah, mengatakan bahwa kehadiran saya sudah lebih dari cukup untuk memberikan kebahagiaan pada acara mereka.
Setelah berbincang singkat, saya duduk di salah satu meja bersama beberapa tetangga lain. Hidangan yang disajikan sangat lezat: ada nasi minyak, ayam rendang, gulai kambing, dan berbagai kue tradisional. Kami menikmati makanan sambil berbincang hangat tentang keluarga mempelai dan rencana masa depan mereka.
Saat mempelai memasuki ruangan, mereka terlihat anggun dan gagah dalam pakaian adat. Saya ikut memberikan doa kepada mereka, berharap rumah tangga yang dibangun penuh keberkahan, kebahagiaan, dan cinta.
Meski datang sedikit terlambat, saya merasa lega bisa menghadiri acara ini. Pesta perkawinan ini bukan hanya momen bahagia bagi keluarga mempelai, tetapi juga kesempatan untuk mempererat hubungan dengan warga lain. Hari ini, saya pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan.
