Malam itu, suasana di rumah Bang Rafa terasa lebih santai dari biasanya. Tidak ada pekerjaan mendesak, tidak ada tamu yang datang, dan semua orang sudah selesai dengan urusan masing-masing. Karena tidak ada kegiatan lain, kami memutuskan untuk bermain bongkar pasang, permainan yang sudah lama tidak kami mainkan.
Bang Rafa membawa satu kotak besar berisi kepingan-kepingan bongkar pasang dari lemari. Ayo, kita buat sesuatu yang keren malam ini, katanya dengan semangat. Kami pun duduk melingkar di lantai ruang tamu, menuangkan semua kepingan plastik itu ke atas karpet. Ada roda, balok, tiang kecil, bahkan beberapa bagian yang mirip sayap pesawat. Aku mengambil beberapa bagian dan mulai menyusun rangka mobil, sementara yang lain sibuk dengan kreasi mereka sendiri.
Aku mau buat robot kata Dika, adik Bang Rafa yang masih kecil, sambil merangkai kepingan kecil dengan penuh konsentrasi. Bang Rafa sendiri mencoba membuat sesuatu yang lebih besar. Gimana kalau kita buat kota kecil.
Kami semua setuju, dan mulai menyusun berbagai bangunan, kendaraan, dan bahkan jembatan kecil. Setiap orang punya tugasnya sendiri ada yang membuat rumah, ada yang menyusun jalan, dan ada yang bertugas memasang roda di kendaraan mini.
Tawa dan canda menghiasi malam itu. Kadang ada yang kecewa karena bangunannya roboh, tapi tak butuh waktu lama untuk membangunnya kembali. Setelah hampir dua jam bekerja, akhirnya kota kecil kami jadi. Ada rumah, jalan raya, mobil, dan robot raksasa buatan Dika yang berdiri di tengah kota. Wah, keren juga seru Bang Rafa, mengamati hasil kerja kami.
Kami pun mengabadikan momen itu dengan foto sebelum akhirnya membereskan semuanya. Malam itu benar-benar menyenangkan. Meski hanya bermain bongkar pasang, rasanya seperti membangun dunia kecil kami sendiri. Sebelum tidur, kami masih membicarakan ide-ide baru untuk permainan berikutnya. Mungkin besok kami akan membuat pesawat luar angkasa.