Hai Teman Steemians
Salam dan apakabar, dimanapun kalian berada saya harap kita semua dalam keadaan baik-baik saja. Dan segala aktifitas berjalan lancar tanpa hambatan yang membuat puasa batal, semoga puasa kita berakhir dengan indah, aminn. Alhamdulillah! puasa ke-8 berjalan dengan lancar dan juga hal yang sama terjadi ke pada anda meskipun hari yang terik mengubah udara panas sempat goyah puasa justru kini kita telah memasuki hari ke-9 puasa yang penuh dengan ujian dalam menghadapinya cobaan dan rintangan..
Dini hari saya bangun pagi-pagi sekali, malam yang sunyi diisi dengan adanya pengajian (tadarus) di mesjid dan balai desa, kegiatan ini selalu berulang selama berlansungnya ramadhan sehingga keadaan sahur tidak begitu sepi. Saya bangun berkat jam alarm pukul 04:00 dan lansung menyelesaikan sahur bersama keluarga kecil untuk menjaga stamina dalam menjalankan ibadah puasa. Seusai itu saya menunggu subuh datang sambil bermain ponsel dan tak lama azan subuh di komandangkan pertanda bagi kami untuk menyelesaikan shalat subuh dua rakaat, lalu kembali ketempat tidurku, ini kebiasaanku supaya tenaga puasaku terjaga dengan baik.
Saya sadar karena uap hangat menyelimuti kamar dan merasakan suasana luar dengan sinar mentari yang panas. Saya bangun lansung ke kamar mandi untuk membasuh wajah lalu keluar dan berdiri di teras melihat suasana pagi yang mulai hangat, pandangku terarah ke burung trucukan yang lapar di dalam kandang, namun saya membuka lapak dan kembali memberi makan burung trucukan seperti yang sebelumnya saya bagikan, ini sungguh menyenangkan mempunyai burung peliharaan yang saya rawat dari kecil lebih mudah di jinakkan.
Dan tiba-tiba agen hewan datang dengan mobil truck sapi berhenti di depan rumah ibu mertuaku yang berhadapan dengan tempat tinggal ku. Mereka datang untuk mengambil sapi yang kami janjikan, tagihan induk sapi yang kami tawarkan hari itu menarik mereka untuk kembali hari ini, dan tak lama abang ipar datang kami lansung ke kandang. Saya melihat sapi di jinakkan, di ikat dan di keluarkan dari kandang, hewan yang memiliki firasat buruk membuat sapi ketakutan (berlari dan loncat-loncat) sehingga sapi harus di bawa ke lapangan yang tidak jauh dari rumah agar lebih mudah di naikkan ke dalam truck.
Saya melihat agen menjinakkan sapi dan menariknya secara perlahan agar sapi masuk ke dalam jebakan truck, ini tidak begitu sulit karena mereka sudah terbiasa dengan tugas mereka. Mungkin bagi saya yang tidak biasa kelihatan cukup sulit dan itu terlihat biasa bagi mereka "naik turun sapi dari picup" alangkah baiknya sehingga dengan upaya sapi masuk ke dalam truck, tidak dengan sapi kami saya juga melihat beberapa sapi yang berada di dalam truck sebelumnya.
Bertepatan di hari minggu, agen akan membawa stok sapi itu ke pasar hewan yang bertempat di Panton Labu untuk di tawarkan ke masyarakat, ini lumrah setiap menjelang akhir pekan awak agen berburu sapi-sapi yang di minati oleh banyak orang untuk di bawa ke pasar karena ini salah satu peluang untuk meningkatkan finansial. Selepas itu saya langsung pulang dan kembali bersantai di pondok bambu hingga hari menjelang siang, azan dhuhur di komandangkan. Dengan cepat saya bersiap-siap dan pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat duhur secara berjamaah. Usai shalat saya lansung pulang dan meluangkan waktu untuk beristirahat sejenak.
Waktu berlalu cepat ingatanku teringat kepada burung peliharaan yang belum saya beri makan, jauh dari waktu yang saya tinggalkan. lalu saya keluar dan segera memberi umpan burung dengan campuran air untuk melunak umpan juara seperti biasanya, Mereka terlihat sangat lapar sehingga membuat suara ribut didalam kandang sambil mencari sendok berisi umpan yang saya bagikan. Keduanya makan dengan lahap dan terdiam di dalam kandang setelah kenyang, hewan yang lugu dan lucu sekali.
Saya merasa senang dengan apa yang saya dapatkan yang menjadi pelajaran tambahan, dengan ini saya bisa meningkatkan hobi selaku pecinta hewan. memelihara burung liar di rumah sehingga suasana dilewati dengan kicauan burung. Saya ingin menjadi tuan yang baik untuk kedua trucukan, Di waktu luang saya mencoba untuk menjinakkan keduanya dengan bermain bersama, hal ini juga dapat mengenal lebih akrab.
Saya keluarkan trucukan dari kandang dan memilih berada didalam menggenggam ku sebagai tempat bermain, mereka saat suka tanganku yang hangat. Disini saya memberikan isyarat penting supaya mereka mengenal pemiliknya ketika sudah besar. Iya terlihat lugu yang masih membutuhkan banyak waktu untuk menyempurnakan masa pengenalan dan titik tertentu. Namun saya mengajari mereka agar melepaskan sayap, memulai terbang. Setidaknya ini bisa menghilangkan bosan. Dan itu tidak berlangsung lama karena saya harus berbagi waktu di tempat riteilku.
Kini saya harus menghabiskan waktu untuk menjaga lapak sembari bersantai di pondok bambu. Selama bulan ramadhan saya hanya membuka penutup barang tanpa mengeluarkan barang keluar, saat ini saya lebih banyak mendapatkan pelanggan pengisi bahan bakar dan anak-anak kecil mencari jajan. Selama bulan ini, saya harus mengatur finansial atau pengeluaran keluarga karena lapak kerab sepi yang jauh beda dari hari biasanya. Namun dengan ini saya harus bersyukur atas segala hal yang kami rencanakan berjalan lancar adanya usaha supaya rezeki menjadi berkah.
Suasana gabut membuat saya cepat bosan sehingga saya meluangkan waktu untuk bermain ponsel dan login ke planform tercinta sembari santai di pondok bambu. Saya menikmati suasana santai dengan cuaca hangat dibawah terik hari yang sangat panas. Saya merasakan kondisi yang tidak bisa di ucapkan, hal ini menjadi cobaan besar dalam menunaikan puasa. Terkadang saya mendapatkan suasana nyaman ketika hembusan angin segar datang. Saya juga merasakan jalan yang biasanya digunakan terlihat sepi hanya hewan-hewan peliharaan merumput di tepi jalan.
Lalu saya melihat waktu, dan saya secepatnya pergi ke kandang untuk melepaskan kambing merumput di luar seperti biasanya. Selepas itu kembali ke pondok bambu. waktu berlalu terus berlalu hingga menjelang sore, azan ashar terdengar pertanda bagi saya untuk menyelesaikan shalat ashar empat rakaat. Suasana ore terbilang hangat saya kembali ketempat jualan setelah mandi dan sholat.
Sore ini saya berencana pergi ke rumah duka tetangga di hari ke-5, Kebiasaan adat untuk bersamadiah dan berdoa bersama jamaah namun bertepatan di bulan ramadhan perencanaan waktu samadiah di petang hari. Aksi sosial hidup di dalam desa. Tepatnya jam 17:40 saya berangkat ke tempat duka bersama warga dan kami tiba di waktu yang tepat, sambutan dari ahli keluarga mengarah kami ke wilayah samadiah yang berada di dalam rumah, namun masih menunggu jamaah yang lain tiba dan tak lama kami melansungkan doa yang di pimpin oleh imam besar, kami selaku jamaah berdoa yang mengisi duka dan doa berakhir dengan shalawat.
Akhir acara para jamaah di isi dengan hidangan besar sebagai ucapan yang tak—terhingga ke pada jamaah samadiah yang menjadi makan bersama untuk menanti berbuka puasa. Kami berada di dalam masing-masing barisan secara berhadap-hadapan di depan hidangan menunggu waktu berbuka tiba, sambil menunggu saya meluangkan sedikit waktu dengan percakapan sesama jamaah lalu alarm berbunyi dering pertanda bagi kami untuk melepaskan niat puasa ke-9, di awali dengan minuman dan menikmati hidangan untuk mengisi lambung seharian yang lapar.
Ini salah satu momen yang spesial dan indah, selain makam bersama "Bukber" disini kami dapat mempererat hubungan sosial bagaikan keluarga, dan mengenal satu sama lain dalam memilih makan kesukaan. Pokonya saya senang bisa hadir dan buka puasa bareng warga yang biasanya dengan keluarga. Kami menyelesaikan ini dengan cepat dan bergegas menyelesaikan shalat magrib tiga rakaat, dan cerita berakhir indah.

Hanya sekian dari cerita saya pada hari ini, mohon maaf jika terdapat kesalahan dari artikel dan kata-kata saya di atas. Semoga hari anda menyenangkan.
🙏-_-🙏