I believe in my wife and children.

---

When I was still a student, I wrote a short story entitled Two Sides of Loyalty. This short story tells the story of broken trust due to a girl who was unfaithful to her partner. There are two sides to loyalty in my opinion; loyal in front and loyal behind (our partner). In essence, we must be loyal and maintain our partner's trust.

The challenge SEC S15W4: "Broken Trust" is very related to my short story above. So, for me this is a very interesting theme.

What does the word believe mean?

I interpret the word "trust" as a form of surrendering ourselves to another person to a certain degree. We trust our partner, meaning we surrender everything to our partner; love, affection, wealth, even our life to our partner.

Currently in your country, do citizens feel safe to trust each other? If not why? And if yes, why?

In my opinion, the life of Indonesian society has not yet developed a sense of mutual trust because what is more prominent is mutual suspicion.

Low trust in Indonesia is mainly related to property and wealth, including money. Try dropping your wallet in a city in Indonesia, maybe out of 10 wallets you drop, you can't get 11 wallets back.

Have you ever had an experience when your trust in someone was broken? Or a scenario like that from a friend?

When I was a teenager, I had a friend who was a playboy who liked to change girlfriends.
One of the victims, my girlfriend. Say his name is Cut. Because I wanted to save Cut, I informed him of his boyfriend's behavior along with proof of his love letter from his boyfriend. I happen to have that love letter because I was the one who wrote back.

But Cut betrayed my trust by saying he had read the love letter. Even though we had agreed not to keep each other's secrets. Since then, I can't trust other people when it comes to matters of the heart and love.

Can you suggest ways to repair broken trust?

We cannot put 100 percent trust in other people. When we trust someone, who should we be when one day that trust is betrayed? That way we won't be too disappointed and hurt.
If you have betrayed your trust, never trust that person again. This is not to be hostile to him, but trust in him has diminished.

We can test to what extent we can still give him trust. In my opinion, trust is like a wall nailed with a hammer. Even though the nails have been removed, their marks are still left on the wall.

I invite @munaa, @abuarkan, and @fwinanda to take part in this interesting challenge.[]

---

---

---

SEC S15W4: "Kepercayaan yang Rusak"

Ketika masih menjadi mahasiswa, saya pernah menulis cerpen berjudul Dua Sisi Kesetiaan. Cerpen ini berkisah tentang kepercayaan yang rusak akibat seorang cewek yang tidak setia kepada pasangannya. Ada dua sisi kesetiaan menurut saya; setia di depan dan kesetiaan di belakang (pasangan kita). Intinya, kita harus setia dan menjaga kepercayaan pasangan kita.

Tantangan SEC S15W4: "Broken Trust" sangat berkaitan dengan cerpen saya di atas. Jadi, bagi saya ini menjadi tema yang sangat menarik.

Apa arti kata percaya?

Saya memaknai kata “percaya” sebagai bentuk penyerahan diri kita dalam kadar tertentu kepada orang lain. Kita percaya kepada pasangan, berarti menyerahkan segalanya kepada pasangan; cinta, kasih sayang, harta, bahkan hidup kita kepada pasangan.

Saat ini di negara Anda, apakah warga negara merasa aman untuk saling percaya? Jika tidak mengapa? Dan jika ya, mengapa?

Kehidupan masyarakat Indonesia menurut saya belum terbangun rasa saling percaya karena yang lebih menonjol adalah saling curiga.

Kepercayaan yang rendah di Indonesia terutama berkaita dengan harta dan kekayaan, termasuk uang. Coba jatuhkan dompet Anda di sebuah kota di Indonesia, mungkin dari 10 dompet yang Anda jatuhkan, 11 dompet tidak bisa Anda dapatkan kembali.

Pernahkah Anda memiliki pengalaman ketika kepercayaan Anda pada seseorang hancur? Atau skenario seperti itu dari teman?

Ketika masih remaja, saya memiliki teman seorang playboy yang suka gonta-ganti pacar.
Salah satu korbannya, sahabat cewek saya. Katakannya namanya Cut. Karena ingin menyelamatkan Cut, saya mengabari perilaku cowoknya disertai bukti surat cintanya dari kekasih cowoknya. Kebetulan saya memiliki surat cinta itu karena saya yang membalas suratnya.

Tapi Cut mengkhianati kepercayaan saya dengan mengatakan sudah membaca surat cinta tersebut. Padahal kami sudah sepakat untuk tidak saling menjaga rahasia. Sejak itu, saya tidak bisa percaya sama orang lain kalau sudah menyangkut soal hati dan cinta.

Bisakah Anda menyarankan cara untuk memperbaiki kepercayaan yang rusak?

Kita tidak bisa menaruh kepercayaan 100 persen kepada orang lain. Ketika mempercayai seseorang, kita harus siapa ketika suatu saat kepercayaan itu dikhianati. Dengan begitu kita tidak terlalu kecewa dan sakit hati.
Kalau sudah pernah mengkhianati kepercayaan, jangan pernah lagi percaya orang tersebut. Ini bukan berarti memusuhinya, tetapi kepercayaan terhadapnya sudah berkurang.

Kita bisa menguji sejauh mana kita masih bisa memberinya kepercayaan. Menurut saya, kepercayaan itu ibarat dinding yang dipaku dengan martil. Meski paku sudah dicabut, tetapi bekasnya masih tertinggal di dinding.

Saya mengundang @munaa, @abuarkan, dan @fwinanda untuk mengikuti tantangan menarik ini.[]

---