My Diary di Hari Jumat Penuh Berkah (03 Januari 2025)

ASSALAMUALAIKUM

Pagi yang diselimuti mendung yang penuh denga awan hitam berterbangan di angkasa menutupi cerahnya langit tanca warna. Mendungnya suasana tidak menghentikan aktifitas saya yang terus berjalan menyusuri waktu, waktu pun berjalan tanpa henti yang tidak mau mendengarkan kata "tunggu aku".

Walaupun suasana mendung, saya tetap dengan niat awal mau cuci motor, tanpa menghiraukan mendung, motor pun saya sirami, saya sabuni, saya bilas hingga bersih. Setiap sudut saya semprotkan, setiap baut saya gosokkan bias mengkilap, kinclong, bersih dan mengkilap.

Saya dan Motor yang baru siap saya bersihkan

Setiap besi yang kotor saya sabunkan, agar kotoran tanah menghilang biar besi motor tidak karatan. Mata memandang langit yang terus menghitam, awan terus diam tanpa meninggalkan lokasi ini seakan betah berdiam diri untuk memberi sedikit curahan hujan.

Motor siap saya bersihkan, saya memasukkan ke dalm beranda rumah untuk mengelap air yang masih melekat disetiap body dan sela ruang motor.

Menikmati secangkir kopi disaat gerimis mulai datang

Siap membersihkan motor, saya bergerak untuk berangkat ke warung dengan menggunakan sepeda listrik, sampai di warung saya menuju ke warung yang menjual air kopi. Say pun memesannya.

Motor sudah bersih, waktu santai pun tiba, ini bukan santai seperti ala pantai. Santai ini hanya di beranda rumah sambil menikmati secangkir kopi di tambah hisapan sebatang rokok yang terjepit diantara dua sela jari dengan asap menggumpal dan dihembuskan ke udara.

Hujan mulai turun membasahi bumi, secangkir kopi saya teguk perlahan sambil menikmati nikmatnya kopi. Waktu pun terus berjalan, saya mulai bersiap untuk melaksanakan salat Jumat, dalam keadaan gerimis yang terus turun saya pun berjalan menyusuri hingga sampai di masjid.

Membersihkan lapangan olahraga

Beginilah suasana lapangan olahraga di sore hari, penuh dengan genangan air dan daun yang berserakan terlihat lapangan menjadi kotor. Itu semua mencoba untuk membersihkan genangan air agar lapangan tidak licin dan pemain tidak jatuh. Namanya juga gotong royong yang mempunyai kata bijak yang selalu ada di dalam ingatan masyarakat Aceh "Ladom duek, ladom doeng".

Walaupun sore hari masih terlihat mendung, namun bagi pecinta si kulit bundar alias volly ball, tidak menghiraukan situasi itu. Kalau sudah jatuh cinta pada sesuatu "taik kucing rasanya coklat 😁😁".

Memperbaiki ban mobilan Restu Ibu

Restu Ibu sudah terguling, tergeletak di tanah tanpa gerakan sedikit pun. Setelah di teliti dan di telusuri, rupanya si Restu Ibu bannya copot. Hanya dengan bermodal lem cina alias lem syaitan, saya mencoba memasang kembali ban mobilan Alif. Ban sudah siap di perbaiki, si Restu Ibu ini langsung bergerak kembali, tidak mau berdiam lama-lama lagi.

Bulan sabit dan bintang duduk segaris

Malam yang kelam gelap gulita, langit hitam dihiasi bintang malam. Keindahan malam saat bintang dan bulan datang memancarkan cahaya indah menembus kegelapan.

Malam ini terlihat Bulan dan Bintang duduk serasi berdua sejajar, segaris bagaikan sang biduan. Keindahan ini terlihat saat bulan sabit seperti mulut tersenyum seakan menyapa isi bumi dengan senangnya.

Saya berangkat untuk mengantar anak ke tempat pengajian dibawah keindahan bulan sabit dan kelap kelip bintang di angkasa raya.

Selamat menikmati hari yang penuh dengan kesuksesan........!!!.