"Steemit Engagement Challenge S9-W5: "Seeing is believing" versus "Knowing is believing"

Halo sahabat steem semua.
Dalam Steemit Engagement Challenge S9-W5 Komunitas STEEM FOR BETTERLIFE menyuguhkan kita tentang topik "Seeing is believing" versus "Knowing is believing".

"Melihat berarti percaya" versus "Mengetahui berarti percaya".

Saatnya saya berbagi untuk anda tentang apa yang saya ketahui tentang dua ungkapan tersebut. Disisni saya ingin mengundang @jasminemary @ishayachris, @temetopef, @abialfatih, @muzack1 dan @ridwant.

Gambar oleh [email protected] dari Pixabay

Tuliskan pengertianmu tentang dua ungkapan singkat di atas.

Melihat merupakan sebuah tindakan untuk lebih mengetahui tentang sesuatu dengan pancaindra yang telah diberikan tuhan dengan sempurna. Ini akan membawa kita untuk lebih yakin dengan apa yang telah kita ketahui. Dalam arti kata, Setelah mengetahui dari sumbernya, Kemudian melihat secara langsung. Dan itu akan membuat kita semakin yakin tentang apa yang telah kita ketahui sebelumnya.

Mengetahui sangat erat kaitannya dengan informasi yang dimiliki atau sesuatu yang diketahui tentang sebuah perkara benar-benar informatif, Dalam kata lain tidak hanya diketahui dari isu-isu yang berkembang. Dengan mengetahui sebuah berita dengan akuran dan benar-benar sumber yang tepercaya maka itu akan membuat kita percaya.

Berikan contoh “Melihat itu Percaya” vs. “Mengetahui itu Percaya”, misalnya bisa berdasarkan pengalaman pribadi atau bisa juga ditulis dalam kerangka ilmu pengetahuan, filsafat, agama, dan seni.

Pengalaman membuat saya lebih memahami tentang dua ungkapan ini. Saya beranggapan bahwa apa yang disampaikan seseorang itu merupakan hasil dari apa yang dia lihat.

Suatu ketika, Saya mendapat berita tentang sebuah tempat bisnis yang merupakan sebuah Badan Usaha Milik Dayah. Kabra yang saya dengar, Bahwa disana telah dibuka sebuah swalayan yang lengkap dengan berbagai jenis perabotan. Namun berita itu mengatakan bahwa Harga barang perabotan disina sangat mahal. Akan mustahil untuk bisa dijangkau oleh orang-orang disekitar kami. Awalnya saya sih percaya aja, Karena kata orang tersebut sudah pernah mengunjungi tempat itu. Karena penasaran, Baru-baru ini saya mengajak anak-anak untuk mengunjungi tempat tersebut. Saya ingin mengetahui berita tersebut dengan melihat langsung. Memang saya menemukan itu benar adanya, Dan itu hanya harga beberapa jenis perabotan yang terlihat memang sangat mewah dan berkelas. Namun ada satu hal yang mungkin luput dari perhatiannya. Dilain sisi, Ada juga barang perabotan yang dijual disini dengan harga yang sangat terjangkau.

Apa pesan moral yang bisa diambil dari ungkapan tersebut

Terkadang kita dituntut untuk tidak percaya begitu saja dengan apa yang orang sampaikan kepada kita. Orang-orang daerah saya sering mengatakan dengan bahasa lokal kami, Jah beutrok Ngin beudueh, Bek rugo Meuh Menyesai dudo'. Ini ibarat kata-kata untuk mengingatkan kita untuk tidak mudah percaya dengan berita yang dihembuskan oleh orang-orang, Tidak terkecuali orang terekat sekalipun. Apalagi yang bersangutan dengan pribadi. Ungkapan ini sering diutarakan ketika seorang pria ingin meminang seorang perempuan untuk dijadikan istrinya. Sementara sang pria belum pernah bertemu dengan calon sang pujaan hati. Jadi, Orang-orang menyarankan untuk bertemu dan terlebih dahulu melakukan sebuah pertemuan sebagai jalan Taqarrub.

Gambar oleh Alice Bitencourt dari Pixabay

Namun di masyarakat kami sangat melarang dengan hubungan tanpa status nikah, Taqarrub disini bukan arti menjalin hubungan tanpa status berlama-lama. Cukup melihat wajah sang gadis, Mengetahui seluk beluk keluarga tentang hubungan sosial mereka dan hubungan mereka dengan sang pencipta melalui ibadah-ibadah mereka. Apakah mereka orang yang mengerti dengan agama, Apakah mereka memiliki jejak yang bagus dalam bermasyarakat. Itu yang terpenting.

Hanya ini yang bisa saya tulis sebagai partisipasi saya dalam kontes ini. Terimakasih untuk yang telah bersedia membaca.

Best regards

@f2i5

About me

faisalus#2937	Faisal Us	Faisal Us