Steemit Engagement Challenge S9-W3: "Kindness That Changed My Life"

SAYA cukup lama membuang waktu dan berpikir soal "Kebaikan yang mengubah hidup saya". Awalnya saya seperti tak ingin mengungkapkan kebaikan itu, sebab bisa mengurangi nilai pahalanya. Namun setelah berpikir-pikir, karena ada yang menarik, makanya saya pun menulisnya.

Untuk menambah semarak kontes ini, saya mengajak steemians @moliza, @ninaa04, @idaali, @dederanggayoni dan @arispranata5. Klik linknya di sini.

_{Desain by Canva}

---

Tindakan kebaikan apa yang memengaruhi hidup Anda? Jelaskan situasinya

Tak kenal maka tak sayang. Barang kali begitu ungkapan yang cocok menggambarkan cerita saya ini. Saya berkenalan dengan Misbahuddin secara tak sengaja. Dia mantan muazzin yang sedang ditimpa musibah. Ia sakit diabetes melitus alias DM.

Ketika itu saya diajak tokoh muda Banda Aceh Farid Nyak Umar, Ketua DPRK Banda Aceh. Semasa masih sehat, Misbahuddin ini, rutin mengumandangkan azan subuh di Masjid Al-Furqan, Beurawe. Misbah dan Farid tinggal di lorong yang sama, tapi beda gang.

Belakangan, Farid merasa kehilangan Misbah. Akhirnya dia mencari informasi keberadaan Misbah. Setelah kabar didapat, Farid datang menjenguk dengan membawa bantuan untuk Misbah. Yang mengejutkan saya, ternyata Misbah tinggal satu kampung dengan saya di Gla Meunasah Baro, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Maps.

_{Rombongan Farid Nyak Umar dan saya saat membawa sembako}

Farid pun banyak bercerita tentang sosok Misbah. Pada intinya, Misbah sosok santun dan taat berberibadah. Meski hidup dalam segela kekurangan, Misbah tidak pernah mengeluh. Ia menerima takdir Allah SWT dengan lapang dada. Hidup pas-pasan tak juga membuatnya berputus asa.

Setelah itu, saya pun kerap berinteraksi dengan Misbah. Ada banyak pelajaran kebaikan yang saya petik dari cerita-cerita Misbah dan Farid juga. Setelah kejadian ini, saya merasa ada sesuatu yang berbeda dalam menjalani hidup. Itu jika berkaca pada cerita hidup Misbah.

Apa emosi yang Anda rasakan saat itu?

Saya datang dan rombongan membawa sembako untuk Misbahuddin. Melihat kondisi fisiknya yang tidak bisa bergerak, karena kedua kakinya menjadi lumpuh akibat penyakit yang diderita. Isterinya juga sudah meninggal dunia, akibat sakit paru-paru. Praktis dalam kondisi tersebut, ia hanya bisa berharap uluran tangan dermawan untuk biaya hidup.

Sedangkan anak-anaknya juga butuh biaya untuk pendidikan. Tapi syukur, tiga anaknya mondok di Dayah An-Nur Lueng Bata. Sedangkan si sulung Rahmi Hayati yang mengurus ayahnya bersama adiknya Muhammad Faris. Praktis, melihat kondisi ini didepan mata, langsung mengaduk-aduk emosi saya.

Membayangkan dan merasakan, seandainya hal tersebut menimpa atau terjadi pada keluarga saya. Tak terasa buliran bening keluar dari netra saya. Terharu, sedih bercampur menjadi satu.

_{Saat bersilaturrahmi ke rumah Misbahuddin}

Bagaimana tindakan itu memengaruhi Anda? (Finansial, emosional, dll

Setelah pulang dari rumah Misbahuddin saya seperti masuk ke lorong waktu. Ada dimensi lain dalam pola pikir saya. Terutama tentang saling berbagi antara sesama, peduli dengan mereka yang tidak mampu, menjaga selalu kebaikan dan saat sehat tetap menjaga pola makan, agar hidup tidak susah kemudian.

Dari situ tergambarkan berapa pun banyak cuan (finansial) jika sudah sakit, maka kita tidak bisa menikmati kehidupan dengan normal. Makanya, tebarlah kebaikan sejak kamu sehat, sehingga ketika kamu dalam kesulitan mungkin ada pertolongan Allah yang tak kita sangka-sangka.

Pelajaran apa yang kamu petik dari kejadian itu? Apakah itu mengubah perspektif Anda tentang kebaikan dan cara Anda memperlakukan orang lain?

Cukup banyak ibrah alias pelajaran yang bisa saya petik dari kejadian itu. Sudah pasti, semua yang saya jalani seusai bertemu ke rumah Misbahuddin sudah banyak mengubak perspektif pikir saya tentang kebaikan. Terutama dari sosok Farid Nyak Umar. Meski sudah punya jabatan tinggi, tapi dia masih ingat dengan jamaahnya yang sakit, meskipun sudah tinggal di lain kecamatan.

Berangkat dari sanalah, saya menjadi lebih sensitif saat melihat kondisi serupa di tempat lain. Meski dalam konteks yang berbeda, tapi perlakuan yang saya lakukan tetap akan sama. Membantu sebisanya untuk terus meringankan beban mereka.

Apakah Anda berhasil meneruskannya dengan menunjukkan kebaikan kepada orang lain? Bagaimana?

Tentu saja, setelah itu ada saja hal berupa kebaikan yang terus bisa kita lakukan kepada orang lain. Meskipun nilainya kecil, tapi tetap harus kita lalukan. Berbagi bersama dan bersilaturrahmi ini memberi nilai lebih dalam kehidupan kita.

Semoga saja, apa yang kita lakukan bisa mengilhami orang lain dan memberi manfaat kepada orang yang sedang membutuhkan kebaikan kita. Untuk itu, mari kita berbuat kebaikan meski kecil, tapi bisa bermanfaat untuk orang lain.

Thanks for your time reading my post.

---

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it. Thank you for your time

Kind Regards @Munaa